Inilah Fakta dan Misteri yang Menyelubungi "Kampung Naga" Tasikmalaya

Beberapa Fakta dan Misteri yang Menyelubungi Kampung Naga | sky-adventure.com

Ada yang udah pernah ke Kampung Naga ini?

Indonesia memiliki banyak sekali suku dan budaya. Keberagaman tersebut tertuang dalam semboyan Bhineka Tunggal Ika yang bermakna ‘berbeda-beda namun tetap satu jua’.

Beragamnya kebudayaan dan suku di Indonesia ini tidak lantas menjadikan negara kita lemah akibat adanya perbedaan. Malahan perbedaan itulah yang menjadikan kita sebagai negara yang kuat; negara yang mampu mengusir para penjajah.

Indonesia pun dikatakan unik perbedaan budaya antara satu suku dengan suku lainnya. Perbedaan tersebut dapat terlihat dari beberapa aspek, misalnya aspek kekerabatan, lingkungan, hingga kepercayaan.

Salah satu kelompok masyarakat yang saat ini masih kental kepercayaannya akan kekuatan para leluhur adalah kelompok masyarakat yang berada di Kampung Naga. Pada dasarnya kampung ini sama seperti dengan kampung lainnya yang ada di Indonesia.

Namun, berbagai tradisi serta kepercayaan yang dianut membuat masyarakat di kampung ini menjadi berbeda. Nah, penasaran dengan tradisi, budaya, serta kepercayaan yang ada di Kampung Naga? Langsung aja deh kita simak ulasannya!

1.

Lokasi Kampung Naga

Lokasi Kampung Naga | chndradew.blogspot.com

Kampung Naga terletak di Desa Neglasari, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya. Bagi masyarakat sekitar Tasikmalaya tentu tidak akan asing lagi dengan sejarah dari kampung yang satu ini.

Masyarakat yang ada di kampung ini dikenal sebagai kelompok yang memegang teguh adat istiadat yang telah diwarisi oleh para leluhurnya.

Kampung Naga berada di lembah yang cukup subur. Menurut data yang diperoleh dari Desa Neglasari, relief tanah yang ada di Kampung Naga berupa perbukitan dengan tingkat produktivitas yang sangat tinggi alias subur.

Pada bagian barat kampung ini dibatasi oleh hutan keramat yang mana di dalamnya terdapat makam para leluhur. Sementara untuk luasnya sendiri, Kampung Naga berlokasi di area seluas satu hektar setengah.

Sebagian besar area tersebut digunakan untuk mendirikan perumahan bagi para penduduk kampung, pekarangan atau kebun, kolam tambak, hingga pertanian sawah yang mampu panen dua kali dalam setahun.

Baca juga: Misteri Area 51, Tempat Paling Terlarang Bagi Umat Manusia

2.

Segala sesuatu yang bukan berasal dari ajaran leluhur adalah tabu

Segala sesuatu yang bukan berasal dari ajaran leluhur adalah tabu | travel.detik.com

Salah satu kepercayaan yang dipegang teguh oleh masyarakat Kampung Naga adalah segala sesuatu yang bukan berasal dari ajaran leluhurnya dianggap sebagai sesuatu yang tabu.

Masyarakat percaya dengan menjalankan segala adat yang telah diajarkan para leluhur, maka sama saja mereka telah menghormati para leluhur tersebut. Apabila kepercayaan ini dilanggar, maka akan menimbulkan malapetaka.

Melanggar adat yang ada sama saja dengan penghinaan terhadap adat istiadat serta karuhun yang telah tercipta.

Selain itu, penduduk setempat juga memercayai jin penunggu sungai, terutama sungai yang dalam. Jin tersebut disebut dengan jurig cai. Mereka juga percaya akan adanya ririrwa, yakni sejenis makhluk halus yang suka mengganggu manusia.

Lalu, mereka juga percaya akan adanya kuntilanak, yakni hantu yang berasal dari perempuan hamil yang telah meninggal. Hantu ini diyakini kerap mengganggu wanita yang sedang hamil atau akan melahirkan.

Selain percaya akan adanya hantu, penduduk setempat juga memegang teguh cara para leluhur dalam melestarikan lingkungan sekitar.

Hal itu tampak dalam tata cara membangun dan membentuk rumah, letak, serta arah dari rumah tersebut, kesenian, hingga pakaian yang digunakan dalam upacara tertentu.

3.

Kepercayaan akan ruang dan waktu

Kepercayaan akan ruang dan waktu | www.goodnewsfromindonesia.id

Selain memercayai akan hal-hal berbau gaib, masyarakat yang ada di Kampung Naga juga memilki kepercayaan akan hadirnya ruang-ruang tertentu yang mana telah dikuasai oleh suatu kekuatan tertentu pula.

Ruang tersebut misalnya di sungai, di pekarangan rumah bagian depan dengan jalan, di pesawahan dengan selokan, di huluwotan (sejenis tempat masuknya air), serta di lereng bukit.

Tempat-tempat tersebut dianggap sebagai tempat yang angker sehingga masyarakat Kampung Naga kerap menyimpan sesajen dengan harapan para penghuni tempat-tempat angker tersebut tidak mengganggu roda kehidupan masyarakat.

Selain kepercayaan terhadap ruang, masyarakat Kampung Naga juga memiliki kepercayaan terhadap waktu atau yang biasa disebut dengan palintangan. Misalnya seperti kepercayaan akan adanya bulan yang buruk.

Segala sesuatu yang dilakukan di bulan buruk tersebut, semisal upacara atau ritual akan dianggap tabu oleh penduduk setempat. Waktu yang dianggap tabu disebut dengan larangan bulan yang jatuh pada bulan Safar dan Ramadan.

Artikel Lainnya

Itu dia beberapa fakta dan misteri tentang Kampung Naga, kampung yang sangat lekat dengan kepercayaan para leluhur. Apakah kamu pernah mengunjungi kampung ini? Jika sudah, bisa kali cerita sedikit tentang pengalamanmu selama berada di sana.

Tags :