Pilu! Susuri Jalan hingga 50 Kilometer, Ayah dan Anak Penyintas Kanker Ini Kebingungan Cari Masker

Ayah dan anak penyintas kanker susah mencari masker
Ayah dan anak penyintas kanker susah mencari masker | regional.kompas.com

Rela keluar masuk toko dan apotek untuk mencari masker, namun hasilnya nihil

Dampak wabah virus corona membuat sejumlah barang menjadi mahal dan langka. Salah satu barang tersebut adalah masker. Jika sebelumnya masker dibanderol dengan harga Rp5.000 hingga Rp10.000, kini harga masker di pasaran melonjak hingga ratusan ribu bahkan jutaan.

Tentunya mahalnya harga masker menyulitkan banyak pihak yang harus memakai masker setiap harinya. Salah satunya adalah ayah dan anak penyintas kanker asal Kalimantan Barat ini. Sang ayah kesulitan mencari masker usai pemerintah mengumumkan adanya pasien positif corona di Indonesia.

1.

Menyusuri 50 km demi cari masker

Ayah dan anak penyintas kanker susah mencari masker
Susanto dan Celine | www.medcom.id

Dilansir dari Kompas.com, Rabu (04/03/20), Susanto Tan (46) dan Celine (6), ayah dan anak penyintas kanker rela menyusuri jalan raya sepanjang 50 kilometer untuk mencari masker. Namun, dari setiap toko yang didatangi, tak satu pun menjual barang yang diinginkan.

Sejak pemerintah mengumumkan adanya pasien positif corona di Indonesia, masyarakat langsung panik hingga memborong masker untuk mengantisipasi penularan corona. Sejak saat itu, Susanto yang biasanya bisa dengan mudah menemukan masker, kini ia harus bersusah payah keluar masuk toko dan apotek untuk mencari masker.

Baca juga: Misteri Gambar Mengerikan dan Pesan Horor Pembunuh Bocah 5 Tahun di Jakpus

“Kemarin, Selasa (03/03/20), saya ke Kecamatan Mempawah. Saat mau pulang ke Kecamatan Siantan, saya sengaja singgah setiap toko mencari masker, tapi tak ketemu,” kata Susanto.

2.

Harus menggunakan masker

Ayah dan anak penyintas kanker susah mencari masker
Susanto dan Celine | regional.kompas.com

Sebagai penyintas kanker, Susanto dan anaknya harus sering menggunakan masker untuk menghindari debu, polusi dan asap rokok yang bisa membahayakan kesehatan mereka.

Dalam sehari, Susanto membutuhkan satu masker, sementara sang anak membutuhkan lebih banyak masker. Kini stok masker Susanto pun semakin menipis karena langka dan harganya mahal.

Baca juga: ABG Ini Bunuh Bocah 5 Tahun Usai Terinspirasi Film, Pelaku Tulis "Keep Calm and Give Me Torture"

“Stok masker sisa sedikit untuk anak saya. Sekarang, kadang saya pakai masker kain,” imbuhnya.

Susanto divonis menderita kanker nasofaring stadium 2 sementara anaknya divonis kanker leukimia. Susanto dan anaknya sampai saat ini masih dalam tahap penyembuhan sehingga sangat membutuhkan masker agar terhindar dari polusi.

“Karena masih dalam tahap kontrol, kebutuhan masker tentu sangat penting, sebab kondisi tubuh rentan terhadap asap, debu dan polusi udara,” pungkas Susanto.

Baca juga: Malam Pertama Penuh Isak Tangis, Pengantin Ini Baru Sadar Suaminya Ternyata Sesama Wanita

3.

Diberi sumbangan masker

Ayah dan anak penyintas kanker susah mencari masker
Dapat bantuan dari masyarakat | pontianak.kompas.com

Awalnya kisah Susanto dan anaknya viral usai fotonya bersama sang anak sedang membawa kertas bertuliskan “Kami butuh masker harga normal” viral di media sosial. Kini Susanto dan Celine telah mendapatkan donasi masker dari banyak pihak.

“Sejak berita yang ditayangkan Kompas.com, saya banyak mendapat telepon. Mereka mengatakan akan memberi saya masker,” tutur Susanto, Sabtu (07/03/20).

Baca juga: Kisah Toko Sembako Diserbu Pembeli Panik Usai Corona, Pedagang Tolak Layani Orang Mampu

Bantuan masker tersebut sangat banyak hingga Susanto memutuskan untuk membagi-bagikan ke Puskesmas dan masyarakat yang membutuhkan.

“Saya dengar saat ini Puskesmas saja kekurangan masker. Padahal perawat itu kan sangat butuh, karena mereka bersentuhan langsung dengan pasien,” imbuhnya.

Artikel Lainnya

Susanto sangat berterima kasih kepada pihak yang sudah membantunya. Susanto berharap harga masker kembali normal sehingga tak menyulitkan masyarakat yang membutuhkan masker.

Tags :