Ajak Umat Tetap Makmurkan Masjid Di Saat Wabah Corona, Gatot Tuai Kritikan

ilustrasi
ilustrasi | google.com

Gatot Kini Dikritik Banyak Pihak!

Melalui akun instagramnya @nurmayanto_gatot, mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmayanto menyampaikan pendapatnya perihal anjuran meninggalkan shalat berjamaah di masjid selama wabah corona masih berlansgsung. Menurutnya hal itu keliru, seharusnya orang-orang Islam bukannya mengosongkan masjid tetapi malah memakmurkannya.

Sepertinya ada yang keliru..? Di negeri asalnya covid-19-cina, yg penganut paham komunis dan sebagian besar tidak beragama beramai-ramai mendatangi Masjid dan Belajar Berwudhu hingga mengikuti Sholat Berjamaah, tulisnya

Dilansir dari detik.com (20/03/2020), Gatot berpikiran bahwa tempat-tempat lain seperti lift di sarana umum, mall, kemudian tempat iabadah umat lain yaitu gereja, vihara dan kelenteng juga tidak bisa dijamin lebih aman daripada masjid. Namun kenapa hanya masjid yang melarang umatnya untuk beribdah disana? Ia menyarankan semua untuk bisa belajar dari pengurus gereja, vihara dan kelenteng yang tidak pernah menghalangi umatnya untuk beribadah disana.

Padahal disana ia tidak pernah berwudhu..?? Ada apa ini dan pikiran siapa yang mengajak demikian ??? Hingga Umat Islam lupa bahwa Masjid adlh Tempat yang paling Aman untuk Berlindung dari Segala Bencana..??, tambahnya

Ia juga menyatakan umat islam seharusnya malah mengajak untuk menjaga wudu dan shalat berjamaah. "Wa Allahu'alam bii showab.. semoga Allah SWT Menjaga dan Memberi Petunjuk Umat dari Segala Kekeliruaan. Aamiiin. Yaa Robbal'Alamin"

AYO MAKMURKAN MASJID & GALAKKAN GERKAN SHOLT BERJMA'AH UNTUK MINTA PERTOLONGAN LLAH..!! (Jadikan Sholat & Sabar Sebagai Penolongmu..!!) Virus Corona (covid-19) adalah ciptaan Allah dan yg kena pasti juga atas ketetapan Allah, tulisnya

Baca Juga : Dari Atta Sampai Pevita, Para Artis Ini Kampanyekan Gerakan #DiRumahAja

Artikel Lainnya
ilustrasi
Wasekjen MUI Misbahul Ulum | bogor.tribunnews.com

Pernyatan Gatot tersebut menuai banyak kritik dari berbagai pihak.

1. Pihak Istana

Donny Grahal Adian, Tenaga Ahli Kantor Staf Presiden, menyatakan bahwa imbaun ini bersifat situasional. Tujuannya juga untuk kebaikan masyarakat itu sendiri, supaya yang sakit tidak menularkan ke yang sehat. Sehingga bisa meminimalisir atau mencegah penularan virus corona.

Jadi imbauan presiden untuk menjaga agar penyebarannya tidak semakin luas. Semua peluang yang buat COVID-19 menyebar harus diminimalisir. Termasuk ibadah dan meskipun ini tidak berlaku seterusnya. Hanya di dalam kurun waktu situasi tanggap darurat yang ditetapkan Badan Nasional Penanggulangan Bencana, jelasnya.

2. PBNU

Ketua PBNU, Marsudi Syuhud juga ikut menanggapi pernyataan Gatot. Sebagai pihak yang setuju terhadap imbauan tidak mengunjungi masjid sementara, Marsudi menghubungkannya dengan hadits Rasulullah ketika dulu menghadapi suatu wabah. Ia menjelaskan bahwa 15 abad yang lalu, Rasulullah telah menyampaikan bahwa jika ada suatu wabah di daerah tertentu kita dilarang untuk memasukinya. Dan apabila wabah itu ada di tempat kita, kita juga dianjurkan untuk tidak keluar dari tempat kita. Marsudi menegaskan bahwa itu artinya lockdown, hal ini dimaksudkan supaya penyebaran wabah bisa dicegah.

Baca Juga : Arab Saudi dan MUI Tiadakan Salat Berjamaah, Ustaz Derry: Mal nggak Ditutup? Kenapa Masjid?

3. Muhammadiyah

dr Corona Rintawan selaku pemimpin Muhammdiyah COVID-19 Commaad Center juga melontarkan pendapat serupa. Ia khawatir jika di dalam suatu jamaah ada yang menularkan virus, sehingga keputusan yang tepat memang meniadakan shalat jamaah untuk sementara waktu. Selain itu lab untuk tes juga masih terbtas.

Jadi memang itu kita namakan super infeksi, jadi kenapa kita mengimbau untuk membubarkan atau membatalkan semua cara keramaian massa, karena pemeriksaan lab terbatas belum bisa dilakukan secara massal, jadi kita memang belum tahu apakah yang hadir itu 100 persen bebas COVID-19 atau tidak.ungkapnya

4. Majelis Ulama Indonesia (MUI)

MUI juga ikut mengomentari pernyataan Gatot. Komentar datang dari Misbahul Ulum selaku Wasekjen MUI serta Asrorun Niam Sholeh, Sekretaris Fatwa MUI. Misbahul mempertanyakan pernyataan Gatot mengenai non muslim China yang justru malah ramai-ramai ke masjid untuk belajar wudu dan shalat jamaah. Menurutnya hal itu perlu didalami kebenarannya.Ia juga menambahkan mengenai anjuran nabi ketika menghadapi suatu wabah.

Jadi Nabi pernah menyampaikan kalau ada wabah disuatu tempat, orang luar dilarang masuk. dan orang dalam tidak boleh keluar. Nabi memberi penghargaan kepada orang yang meinggal di daerah terjangkit wabah sebagai orang yang mati syahid, dan itu tidak berarti kita disuruh masuk ke daerah dimaksud agar mati syahid, tidak demikian, jelasnya.

Asrorun Niam menambahkan bahwa seharusnya semangat keagamaan itu disertai dengan pemahaman yang utuh. Ia menganalogikannya dengan shalat fardu untuk memperjelas bahwa di dalam islam ada hukum yang bersifat faktual.

Termasuk di dalamnya shalat fardu. Shalat Fardu itu kan salah satu syartnya harus berdiri, tapi jika mampu. Kalau ternyata dia nggak mampu, ya nggak dipaksakan untuk berdiri, ungkapnya

Tags :