Tradisi Unik Sekaligus Aneh dari 10 Negara yang Ada di Dunia
05 Juli 2021 by Sandra Karina
Tradisi unik dan aneh yang masih dilakukan di berbagai negara
Tradisi lokal menjadi daya tarik dari sebuah tempat wisata. Meski zaman sudah modern seperti saat ini, ada negara tertentu yang masih memberlakukan tradisi warisan dari para leluhurnya. Tradisi peninggalan nenek moyang memang tak bisa dilupakan begitu saja karena sudah diadaptasi dari generasi ke generasi.
Setidaknya hal itu lah yang mengingatkan kita akan sejarah dan budaya. Tradisi biasanya dilakukan karena bertepatan dengan berbagai hal, seperti kematian dan pernikahan.
Bentuk tradisi di berbagai belahan dunia tentunya berbeda. Ada yang lucu, unik, bahkan aneh. Deretan tradisi berikut ini masih dipertahankan keasliannya di sejumlah negara, termasuk Indonesia.
Cimburijada, tradisi makan telur orak-arik di Bosnia dan Herzegovina
Di Bosnia dan Herzegovina, ada tradisi yang terbilang unik untuk merayakan musim semi, yakni makan telur orak-arik bersama. Masyarakat di kedua tempat ini memang percaya bahwa telur adalah simbol kehidupan baru sekaligus pertanda musim baru akan dimulai.
Mereka biasanya akan berkumpul di tepi sungai sambil memasak telur orak-arik dalam jumlah yang banyak. Telur yang sudah matang bisa disantap sepuasnya dan gratis. Asyiknya, selain wisatawan domestik, tradisi ini juga bisa dinikmati oleh para wisatawan asing yang kebetulan sedang liburan di Bosnia atau Herzegovina.
La Tomatina, tradisi "mandi" tomat di Spanyol
Tradisi La Tomatina biasanya digelar di kota bernama Bunol, Spanyol, pada Rabu terakhir di Agustus setiap tahun. Sebelum melakukan tradisi, orang-orang diharuskan membeli tiket terlebih dahulu. Selain itu, ada sejumlah persyaratan yang juga harus dipenuhi. Mulai dari memakai pakaian usang, mulai pada saat ledakan meriam berbunyi dan menghancurkan tomat sebelum melemparkannya.
Setelah digelar sejak akhir Perang Dunia II, tradisi ini sangat diminati banyak wisatawan. Setidaknya, ada ribuan orang yang ikut dalam tradisi unik ini. Namun, La Tomatina memicu kontroversi karena dinilai menghina jutaan orang di dunia yang sedang kekurangan makanan.
Polterabend, tradisi memecahkan piring sebelum menikah di Jerman
Polterabend berasal dari kata Polten yang artinya membuat banyak suara dan kata Abend yang berarti malam. Jadi, calon mempelai dan keluarganya harus datang ke lokasi acara lalu memecahkan piring dan gelas porselen selama satu minggu sebelum hari pernikahan. Setelah itu, calon mempelai kemudian membersihkan sampah pecahan piring tadi.
Tradisi ini bertujuan agar calon mempelai bisa bekerja sama selama membina rumah tangganya. Selain itu, pecahan juga diyakini akan membawa nasib baik. Yang perlu diingat adalah jangan memecahkan gelas atau piring berbahan kaca karena diyakini sebagai simbol kesialan.
Baca juga: Tradisi Lebaran di Indonesia yang Masih Terjaga Hingga Kini
Kanamara Matsuri, festival vulgar di Jepang
Kanamara Matsuri juga dikenal dengan nama Festival Penis. Ada banyak ornamen berbentuk penis selama berlangsungnya festival ini, mulai dari cenderamata, kostum, hingga makanan. Sejak diadakan pada 1969, Kanamara Matsuri selalu dipadati ribuan pengunjung yang datang dari berbagai negara.
Festival ini diselenggarakan oleh para pendeta dari Kanayama Jinja, sub kuil dari Wakamiya Hachimangu. Alasan di balik festival ini adalah karena banyak pasangan yang berdoa minta kesuburan dan keharmonisan di kuil ini.
Selain itu, mulai abad ke-17 sampai abad ke-19, banyak pekerja seks datang untuk berdoa agar terhindar dari penyakit seksual menular. Dalam juga ya filosofinya.
Famadihana, tradisi mengarak mayat di Madagaskar
Famadihana biasanya dilakukan oleh warga Suku Merina di Madagaskar untuk menghormati para leluhur. Mereka meyakini bahwa ikatan satu sama lain tidak berhenti sampai di pemakaman. Tradisi memutar tulang-belulang ini dilakukan setiap 7 tahun antara Juni sampai September di dataran tinggi Hauts.
Orang-orang akan berkumpul lalu mengeluarkan jasad dari kuburan dan membungkusnya dengan lambas yang menyerupai kain kafan dan memercikkan parfum. Setelah itu, mereka akan memangku jasad, berfoto bersama, baru kemudian mengaraknya di sekitar makam dan menguburkannya kembali.
Tradisi menabur kayu manis ke orang yang masih lajang di Denmark
Masyarakat Denmark memiliki tradisi melempari temannya yang masih jomblo saat sedang berulang tahun ke-25 dengan menggunakan bubuk kayu manis. Bahkan untuk orang yang berusia 30 tahun dan masih jomblo, maka akan dilempari dengan bubuk merica.
Sebelum dilempari, orang tersebut akan ditarik dan diikat di kursi atau tiang listrik, kemudian dikucuri air atau minyak. Sejarah di balik tradisi ini adalah kisah cinta para penjual rempah pada abad ke-16. Konon, mereka terlalu sibuk berjualan sehingga tidak ada waktu untuk berkencan. Alhasil, banyak dari mereka yang tidak memiliki kekasih.
Baca juga: Tradisi Unik Menyambut Tahun Baru di Berbagai Negara
Tradisi berbagi istri di Himalaya
Minimnya sumber daya alam menjadi alasan di balik praktik poliandri yang dilakukan oleh masyarakat Upper Dolpa di Himalaya. Tradisi ini dilakukan agar tidak ada pembagian harta di keluarga, sehingga persediaan makanan mereka bisa cukup.
Tradisi ini diatur oleh sebuah keluarga dengan cara memilih istri untuk anak lelaki tertua mereka dan mengizinkan adiknya menikahi perempuan yang sama di lain hari. Setelah memasuki era modern, makin sedikit orang yang melakukan tradisi berbagi istri dan hanya bertahan di desa terpencil di Himalaya.
Ritual menajamkan gigi di Indonesia
Para perempuan yang sudah memasuki usia akil balik di suatu suku di Pulau Mentawai, Sumatra, harus menajamkan giginya agar terlihat lebih cantik. Penajaman gigi dilakukan secara manual tanpa obat bius dengan menggunakan pahat dan batu.
Mereka mempercantik tubuhnya dengan cara menajamkan gigi dan mengukir tato pada tubuhnya agar jiwanya bahagia serta berumur panjang. Selain itu, di Pulau Dewata juga ada tradisi serupa yang diyakini bisa mewakili rasa takut, cemburu dan berbagai luapan emosi negatif lainnya.
El Colacho, tradisi lompat bayi di Spanyol
Spanyol punya tradisi lompat bayi yang digelar tiap Juni di desa Castrillo de Murcia yang dinamakan El Colacho. Kata Colacho yang berarti setan merujuk pada kostum si pelompat.
Si pelompat akan melompati 4-5 bayi berumur satu tahun yang diletakan di atas matras di jalan raya. Tradisi yang ekstrem ini sudah dilakukan sejak 1620. Bayi-bayi yang sudah dilompati diyakini akan terhindar dari berbagai hal buruk.
Baca juga: Tradisi Pasca Kematian yang Nggak Terduga
Tradisi pengantin menangis 30 hari sebelum menikah di China
Calon pengantin di Suku Tujia, Tiongkok akan melakukan tradisi yang unik sebelum hari pernikahannya. Ia dan keluarganya akan menangis selama 1 jam selama 30 hari penuh sebelum hari H. Tradisi bernama Zuo Tang ini artinya duduk bersama di aula.
Awalnya, sang calon pengantin yang akan menangis selama kurang lebih 10 hari. Kemudian disusul oleh ibu, nenek dan saudara perempuannya. Jarak giliran masing-masing adalah 10 hari. Konon, tradisi ini dilakukan pada tahun 221-475 SM saat putri mahkota dari Kerajaan Zhao terus menangis karena dipaksa menikah dengan pangeran dari Kerajaan Yan.
Meski terbilang unik dan aneh, tidak sedikit orang yang berusaha untuk mempertahankan tradisi di tempat asalnya. Mereka meyakini bahwa globalisasi dan perkembangan zaman bisa berdampak buruk terhadap eksistensi tradisi. Bicara soal tradisi, hal apa yang paling unik dan nyeleneh yang pernah kamu lihat saat traveling, guys?
