Kuburan Massal Ulee Lheue di Aceh, Saksi Sejarah dan Luka Akibat Tsunami
06 Juli 2021 by Disfira Ika
Kelam tapi bikin tegar
Pada 26 Desember 2004 lalu, sebagian besar wilayah di Aceh terhempas oleh tsunami. Banyak warganya yang nyawanya terenggut akibat bencana alam ini. Alhasil, pada saat itu banyak kuburan massal yang bertebaran di beberapa lokasi di sana.
Salah satu kuburan massal yang tercatat menjadi tempat dikebumikannya puluhan ribu orang berlokasi di Ulee Lheue. Jenazah tanpa nama banyak yang jasadnya disemayamkan di sana.
Letaknya tepat berada di dekat pelabuhan penyeberangan di Sabang . Memiliki desain yang menarik dan jauh dari kesan angker, pemakaman massal ini ternyata mampu menarik perhatian banyak orang dan menjadi salah satu tempat tujuan wisata di Aceh.
Dulunya adalah komplek Rumah Sakit Meuraxa
Tempat pemakaman massal yang menarik perhatian juga ada di Ulee Lheue. Seperti yang sudah diketahui, Ulee Lheue adalah kawasan yang paling parah terkena tsunami di Banda Aceh.
Dulunya, daerah ini termasuk kawasan padat penduduknya. Namun air bah yang datang tiba-tiba meratakan dan memakan banyak korban jiwa. Korban ini yang akhirnya disemayamkan di sebuah kawasan yang tak jauh dari bibir pantai dan berlokasi halaman Rumah Sakit Meuraxa.
Kuburan ini berada di lahan yang seluas sekiatr 15.800 meter persegi. Sebelum tsunami, di sini berdiri Rumah Sakit Meuraxa milik pemerintah Kota Banda Aceh.
Setelah tsunami terjadi, ada sangat banyak korban jiwa dan tak tahu harus dikebumikan di mana. AKhirnya halaman rumah sakit ini pun digunakan untuk mengebumikan 14.800 jenazah.
Meuraxa yang jauh dari kesan horor
Kuburan massal Ulee Lheue juga jauh dari kesan angker. Letaknya tepat di pinggir jalan menuju pelabuhan penyeberangan ke Sabang. Jaraknya hanya beberapa meter dari bibir pantai.
Singgah ke mari, pengunjung serasa di taman kota. Tidak ada batu nisan. Hanya rerumputan hijau yang terbentang bak karpet dengan batu berukuran besar berserakan. Di sudutnya pohon trembesi rindang tumbuh meneduhkan.
Masuk lebih dalam, pengunjung akan melewati pintu berdesain unik yang terbuat dari besi yang menjulang tinggi. Jalan tengah pemisah kuburan dewasa dan anak dilumuri batu koral putih.
Di ujung jalannya terdapat bale, pondok kecil tempat berdoa. Di belakangnya ada area luas, di sana lah puing Rumah sakit Meuraxa masih dipertahankan.
Hingga kini, kerusakan Rumah Sakit Meuraxa masih sama. Ada dua bangunan yang terpisah dengan halaman lebar. Bangunan utamanya berlantai tiga yang hanya berdiri separuh sebab bagian lainnya hancur karena tsunami.
Bakal terlihat bangsal yang rusak parah, dinding yang retak, lantai keramik yang tercerabut, hingga bekas air yang melekat di dinding gedung. Tak bisa dibayangkan bagaimana suasana Minggu pagi saat tsunami datang.
Baca juga: Alasan Kenapa Pohon Bunga Kamboja Selalu Tumbuh Subur di Kuburan
Meuraxa dari dekat
Komplek kuburan massal ini juga berada dalam kawasan pusat mitigasi bencana tsunami TDMRC. Kantornya berada di area belakang dan menjulang tinggi.
Fungsinya bukan sekedar sebagai gedung kantor, tapi dijadikan untuk penyelamatan ketika bencana datang lagi. Bangunannya didesain tahan gempa dengan ruang kosong di bawahnya untuk memudahkan air mengalir.
Di samping gedungnya tersedia lintasan penyelamatan. Bentuknya berupa lantai landai yang terhubung hingga teras teratas serupa hall. Area itu juga disiapkan untuk pendaratan helikopter.
Dari atas, pengunjung bisa melihat pemandangan di Ulee Lheuedari atas. Lautan biru terbentang luas. Di kejauhan samar terlihat Sabang. Terlihat juga kemegahan dari Masjid Baiturrahim, bangunan satu-satunya yang utuh saat tsunami datang.
Kuburan massal di Aceh boleh saja terlihat indah dan nggak terkesan menyeramkan. Kenangan buruk dari tsunami 2004 lalu sudah cukup menjadi mimpi buruk yang kini sudah bisa membuat penduduk yang ada bertahan hidup. Ulee Lheue hanyalah salah satu dari beberapa pemakaman massal di Aceh yang menyimpan banyak cerita dan sejarah.
