Sayang Banget! Sederet Tempat Wisata Ini Terpaksa ditutup Karena Ulah Manusia

Raja Ampat
Raja Ampat | www.istockphoto.com

No.5 ada dari Indonesia!

Beragam destinasi wisata tentunya selalu menyuguhkan pemandangan dan fasilitas tersendiri demi memanjakan pengunjungnya. Agar segala fasilitas tersebut terus terpelihara, pengelola kemudian menerapkan berbagai macam peraturan yang bisa dilihat pula oleh pengunjung.

Sayangnya, peraturan yang dibuat justru seringkali tak dihiraukan. Berakibat pada kerusakan terutama jika tempat wisata tersebut bertema alam.

Sudah pasti perlu waktu hingga puluhan tahun untuk memulihkan ekosistem yang terlanjur rusak. Alhasil, tempat wisata itu pun terpaksa harus ditutup hingga waktu yang tak bisa ditentukan karena ulah manusia itu sendiri.

Dari Oregon, Amerika Serikat hingga Raja Ampat di Indonesia sekalipun. Inilah deretan tempat wisata yang akhirnya harus ditutup akibat ulah manusia.

Baca juga: 30 Obyek Wisata Semarang yang Menarik untuk Dikunjungi

1.

Duckbill, Oregon, Amerika Serikat

Raja Ampat
Duckbill Rock | jalantikus.com

Destinasi wisata pertama datang dari salah satu negara bagian negeri Paman Sam, Amerika Serikat. Terletak di Cape Kiwanda, Pacific City, Oregon, tumpukan batu yang menyerupai kepala bebek atau biasa disebut The Duckbill, telah menjadi ikon pariwisata populer bagi para wisatawan untuk berfoto. Destinasi ini kian terkenal karena sering dijadikan lokasi foto dengan pose yoga dan pemotretan prewedding.

Hingga pada tahun 2016, akhirnya bebatuan itu pun runtuh. Hal itu diketahui oleh petugas yang mengira jika fenomena itu terjadi secara alamiah karena seringnya dipanjati oleh para pengunjung yang datang. Akan tetapi, sebuah video yang beredar di Twitter mengungkap kebenaran yang terjadi.

Di mana seorang pengunjung tak sengaja merekam aksi sekelompok pemuda yang tengah berusaha merobohkan batuan ikonik tersebut. Ketika ditanya terkait alasannya, para pemuda berdalih jika gegara bebatuan itulah kaki temannya patah dan mengaku aksi nekad mereka demi kebaikan Oregon.

Sontak kejadian itu langsung memicu kemarahan warga Amerika Serikat, hingga tagar #ripthatpnwrock pun trending. Mereka geram dan bersedih karena akibat ulah orang-orang tak bertanggung jawab itu, sekarang pengunjung tak bisa lagi berfoto di batuan langka tersebut.

Baca juga: 7 Lokasi Wisata Telanjang yang Wajib Dikunjungi Sebelum Mati

Artikel Lainnya
2.

Pont des Arts, Paris

Raja Ampat
Ponts des Arts | jalantikus.com

Siapa bilang Paris hanya punya menara Eiffel sebagai destinasi wisata romantis? Faktanya sama seperti halnya Namsan Tower di Korea Selatan yang terkenal dengan gembok cintanya.

Paris juga miliki spot gembok cinta yang terletak di sebuah jembatan yang berjuluk, Pont des Arts. Ratusan gembok yang menjadi saksi dan harapan sepasang kekasih demi hubungan yang langgeng, berjejer di sepanjang pagar jembatan.

Seiring berjalannya waktu, dengan banyaknya jumlah gembok yang dipasang. Nampaknya jembatan itu pun tak lagi mampu menanggung beban yang dihasilkan oleh gembok-gembok tersebut.

Sehingga pada 2015 silam, pemerintah setempat memutuskan untuk membongkar dan membuang ratusan ribu gembok cinta di Pont des Arts. Hal itu dilakukan demi mencegah kerusakan parah setelah sebelumnya salah satu bagian pagar besinya roboh karena beban yang terlalu berat.

Pemerintah kemudian mengganti pinggiran jembatan dengan kaca dan mengganti gembok-gembok cinta Pont des Arts dengan karya seni romantis para seniman lokal sebagai hiburan alternatif.

Baca juga: Wisata Aquarium Terbaik di Dunia yang Indah Tiada Tara

3.

Wedding Cake Rock, Australia

Raja Ampat
Wedding Cake Rock | jalantikus.com

Destinasi wisata alam yang miliki pemandangan ciamik terutama dengan spot foto yang unik dan estetik memang tak boleh sampai terlewatkan. Salah satunya yang terletak di benua Kangguru, Australia, Wedding Cake Rock atau disebut juga dengan White Rock.

Tebing yang tersusun dari batu pasir putih dengan bagian atas datar serta bersudut 90 derajat ini pun dianggap persis dengan potongan kue pengantin. Meski tak sedikit yang menyebutnya juga mirip bak keju dan tahu.

Termasuk dalam jajaran bebatuan yang terhampar di sepanjang jalur Royal Coast Walk dan merupakan bagian dari Royal National Park di New South Wales. Lokasi ini kian populer kala sejumlah pengunjung membagikan momen mereka berfoto di batu kapur tersebut. Membuat grafik pengunjung pun naik drastis.

Meski berhasil menyedot wisatawan untuk datang ke Taman Nasional tersebut. Sayangnya, setelah pihak pengelola mengadakan evaluasi, tempat itu pun akhirnya resmi ditutup sejak 6 tahun silam. Hal ini lantaran aksi para wisatawan yang kerap melakukan aksi berbahaya hingga melakukan aksi vandalisme. Struktur dari tebing itu pun dinyatakan sudah tak stabil lagi, membuat pihak pengelola khawatir jika terdapat puluhan orang berdiri di atasnya, tebing itu pun akan roboh.

4.

Maya Bay, Thailand

Raja Ampat
May Bay, Phi Phi Island | jalantikus.com

Sebuah langkah berani dilakukan pemerintah Thailand dengan menutup 'surga' tersembunyi mereka pada pertengahan tahun 2018 silam.

Populer berkat film The Beach (2000), yang dibintangi aktor peraih Oscar, Leonardo DiCaprio. Maya Bay di Phi Phi Island menjelma jadi salah satu destinasi wisata yang wajib dikunjungi tatkala plesiran ke Thailand. Bahkan, para turis rela melakukan perjalanan panjang Bangkok-Krabi, dilanjut dengan menaiki boat, demi merasakan sensasi pemandangan pasir putihnya yang landai serta panorama laut jernihnya yang memanjakan mata.

Namun, kini surga itu hanya bisa dipandang dari jarak 300 meter dari bibir pantai Maya Bay. Sebab pemerintah telah memasang zona demarkasi dan memastikan tak ada yang boleh melewati garis tersebut dengan alasan apapun. Tindakan yang diambil pemerintah itu demi menyelamatkan ekosistem dan bentang alam Maya Bay yang kian rusak akibat masifnya pengunjung.

Upaya yang dilakukan untuk mengembalikan kondisi alam Maya Bay pun dianggap efektif. Pasalnya dilansir dari detik Travel (21/7/19), 10 bulan usai penutupan, kondisi Maya Bay kian membaik dengan datangnya 60 hiu yang berkembang biak. Tak terkecuali terumbu karang yang sempat rusak, mulai tumbuh kembali. Meski harus menunggu hingga beberapa dekade ke depan, tentu aksi pemerintah Thailand menyelamatkan harta karun alam mereka, patut diacungi jempol.

5.

Raja Ampat, Indonesia

Raja Ampat
Raja Ampat | jalantikus.com

Pada 2018, Greenpeace menggaungkan kampanye untuk menjaga keindahan terumbu karang dan biota bawah laut di Kepulauan Raja Ampat, Papua Barat, Indonesia. Menunjukan kepedulian mereka terhadap kelestarian salah satu dari 10 destinasi diving site terbaik di dunia tersebut.

Meski demikian, berdasarkan penelitian yang dibuat oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) 2017 lalu, sekitar 35,15% terumbu karang di Indonesia mengalami kerusakan, termasuk yang ada di Raja Ampat. Tercatat beberapa peristiwa yang disebabkan oleh kapal-kapal yang melintas atau karam berhasil merusak sebagian besar ekosistem bawah lautnya.

Salah satunya yang paling menyita perhatian publik ialah kala peristiwa kerusakan terumbu karang yang disebabkan oleh kapal pesiar MV Caledonian Sky (2017) yang kandas di Raja Ampat. Akibatnya, 1600 m2 lebih terumbu karang rusak, yang ditaksir menimbulkan kerugian negara hingga Rp 6 triliun, sebagaimana tuntutan ganti rugi yang diminta pemerintah pada pihak MV Caledonian Sky.

Belum genap 4 tahun direhabilitasi dan direstorasi, Februari lalu, dilansir dari Tempo (21/3/21), sebuah kapal kandas kembali ditemukan di dekat perairan Pulau Yefmo, Kampung Meosmanggara, Distrik Waigeo Barat Kepulauan, Kab. Raja Ampat, Provinsi Papua Barat. Kapal ini merupakan kapal miliki Kementerian Perhubungan yang dioperasikan PT Pelayaran Berkat Abadi Jaya Makmur (Surabaya). Kapal ini digunakan untuk mengangkut barang dan penumpang. Menambah kerusakan terumbu karang sepanjang 230 m2.

Beberapa tempat wisata di atas menjadi contoh dan pelajaran agar selalu berhati-hati dan peduli dengan kelangsungan ekosistem sekitar. Khususnya wisata alam yang tak memberikan jaminan instan ketika kerusakan tersebut terlanjur terjadi.

Tags :