Melihat Sisi Lain Sudut Kota Dubai yang Jauh dari Kata Mewah, Bagaikan Berada di Dunia Berbeda!
22 Juni 2021 by Heraspati Winarto PutraSisi lain sudut kota Dubai ini sangat jauh dari keglamoran yang kita pikirkan
Dubai adalah salah satu wilayah super sibuk di kawasan Timur Tegah. Dubai dikenal akan kemewahan yang penuh dengan kehidupan glamor. Dubai juga menjadi rumah untuk Gedung tertinggi di dunia, yaitu Burj Khalifa.
Namun, dibalik gemerlapnya kehidupan di sana, Dubai memiliki sisi tersembunyi yang jarang orang umum ketahui. Pasalnya, di wilayah Sonapur menyimpan potret kemiskinan dari orang yang hidupnya menderita di sana.
Lokasi Sonapur
Sonapur adalah sebuah wilayah di Dubai yang dapat dibilang jauh dari kata mewah. Wilayah ini adalah rumah bagi lebih dari 150.00 pekerja yang Sebagian besar berasal dari India, Pakistan, Bangladesh, dan China. Tempat ini bahkan tidak ada di peta sehingga para pekerja yang tinggal di sana dapat lebih mudah dikendalikan oleh majikannya
Baca juga: Ibu Di Dubai Beri Kado Mobil Rolls Royce untuk Anaknya
Kondisi di sana
Kondisi mereka yang tinggal di Sonapur jauh dari kata pantas. Mereka harus hidup di kamar kumuh yang terbilang kecil dan berbagi dengan enam hingga delapan orang, memasak di dapur yang kotor, dan hewan-hewan yang berkeliaran bebas di sana. Kondisi ini tentunya ironis mengingat kemewahan Dubai yang sarat akan kekayaan dengan gedung metropolitan yang rapih.
Ditinggali oleh pekerja
Mayoritas orang yang tinggal di Sonapur adalah para pekerja yang berharap kehidupan lebih baik di Dubai. Namun, nasib mereka justru berbanding terbalik. Bahkan, paspor milik beberapa pekerja di sana ternyata disita di bandara. Mereka lalu dipaksa untuk bekerja selama 14 jam per hari ditengah panas terik ala padang pasir yang mencapai 50 derajat celcius dengan upah yang rendah.
Baca juga: 9 Potret Tempat Tinggal Sempit di Sudut Kota Seoul
Salah satu pekerja asal Bangladesh yang tinggal di sana bahkan mengungkapkan bahwa selama empat tahun terakhir, ia hanya digaji sebesar 800 AED atau setara dengan 2,5 juta rupiah per bulan.
Ia juga mengirimkan hampir setengahnya untuk keluarganya dan bertahan hidup dengan sisa gajinya yang sangat sedikit. Ironisnya, Dubai sendiri selalu memiliki image yang bergelimang dengan harta dan kota yang maju dan modern di tengah padang pasir.