30 Hewan Langka di Indonesia yang Keberadaannya Nyaris Punah, Miris!
09 Juni 2021 by FR LalunaHewan langka di Indonesia berdasarkan IUCN
Daftar hewan langka di Indonesia sepertinya sudah semakin panjang dan bakal terus bertambah. Dengan adanya perburuan ilegal serta perusakan habitat yang dilakukan oleh ornag tak bertanggung jawab, hewan yang hampir punah. Padahal semua hewan tersebut jumlahnya tinggal sedikit dan bisa dihitung dengan jari!
Sebenarnya, hewan tersebut telah dilindungi oleh undang-undang. Akan tetapi, tangan jahat manusia rasanya sulit dihentikan. Setidaknya, kamu harus tahu gambar hewan langka apa saja yang masuk kategori perlu perlindungan supaya tidak menjadi hewan punah.
Hewan langka di Indonesia berdasarkan IUCN
Sebelum membahas tentang hewan langka di Indonesia, perlu dipahami jika sebenarnya dalam konservasi tidak ada istilah hewan langka. Status yang pakai adalah Hewan Terancam Punah seperti yang digunakan oleh lembaga konservasi IUCN (International Union for the Conservation of Nature and Natural Resources).
Hewan apa saja yang terancam punah?
IUCN rutin mengklasifikasi dan merilis daftar IUCN Red List of Threatened Species. Daftar tersebut yang kemudian dijadikan acuan berbagai pihak dalam pengambilan kebijakan terkait konservasi hewan. Indikator keterancaman ini pula yang kemudian sering disamakan dengan tingkat kelangkaan sebuah spesies.
Menilik status keterancaman yang dikeluarkan oleh IUCN Redlist 2012, terdapat 73 hewan asli Indonesia yang berada dalam beberapa status keterancaman tertinggi. Ada Critically Endangered (Kritis), 170 spesies berstatus Endangered (Terancam) dan 523 spesies berstatus Vulnerable (Rentan).
73 spesies dan subspesies hewan berstatus Critically Endangered yang terancam punah itu tidak bisa dibantah merupakan hewan langka yang dilindungi di Indonesia yang semakin hari semakin sulit ditemui. Dari jumlah tersebut, berikut ini adalah ulasan 30 hewan langka Indonesia.
1. Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus)
Badak Jawa adalah hewan berjenis mamalia yang terancam punah. Salah satu hewan langka di dunia tersebut masuk ke dalam kategori sangat terancam atau critically endangered. Hewan ini juga disebut juga sebagai Badak Bercula Satu. Binatang endemik Jawa ini hanya bisa dijumpai di Taman Nasional Ujung Kulon.
Taman Nasional Ujung Kulon menjadi habitat terakhir dan satu-satunya tempat hewan itu hidup. Sekarang ini, populasi tinggal 50 ekor. Populasi Badak Jawa di Vietnam bahkan sudah benar-benar punah. Hewan itu mulai dilindungi pemerintah Indonesia semenjak 1931. Jika tak dilindungi, hewan ini tentu sudah jadi hewan yang hampir punah.
2. Kanguru Pohon Wondiwoi atau Wondiwoi Tree-kangaroo (Dendrolagus mayri)
Kata siapa kanguru hanya ada di Australia? Indonesia juga punya Kanguru, lho! Sayangnya Kanguru tersebut nyaris punah. Kanguru Pohon Wondiwoi adalah salah satu jenis kanguru pohon yang berasal dari Pegunungan Wondiwoi, Papua Barat.
Hewan tersebut mempunyai sejumlah perbedaan fisik dan habitat jika dibandingkan dengan Kanguru Australia. Populasinya diperkirakan sekitar 50 ekor saja. Kanguru Pohon Wondiwoi menggunakan pepohonan sebagai habitat dan tempat mereka beraktivitas setiap hari.
3. Pesut Mahakam atau Irrawaddy Dolphin (Orcaella brevirostris)
Dinamakan Pesut Mahakam karena hewan langka di Kalimantan ini banyak ditemukan di perairan Sungai Mahakam. Ditilik dari data 2018, populasi hewan tersebut hanya mencapai 80 ekor. Mamalia air tawar yang unik ini hidup di sungai daerah tropis, di antaranya Sungai Mahakam, Sungai Irrawaddy serta Sungai Mekong.
Pesut Mahakam memiliki bentuk kepala bulat yang terlihat seperti ubi. Kedua matanya berukuran kecil dan tubuhnya berwarna abu-abu. Bagian sirip punggungnya terbilang keci,l sementara sirip dadanya berbentuk bulat lebar. Dahinya juga bundar tanpa moncong layaknya lumba-lumba lain.
4. Macan Tutul Jawa atau Javan Leopard (Panthera pardus melas)
Macan Tutul Jawa disebut juga sebagai Macan Kumbang atau Harimau Dahan. Jumlah populasinya diperkirakan di bawah 250 ekor (IUCN 2008). Macan ini memiliki ukuran tubuh yang besar dengan bulu berwarna kuning kecokelatan. Tubuhnya dipenuhi oleh bintik hitam. Panjang tubuhnya berkisar satu hingga dua meter.
Macan Kumbang merupakan hewan penyendiri dan menghindari satu sama lain. Selain itu, macan tersebut juga akan lebih aktif ketika malam hari. Macan Tutul Jawa biasa memangsa hewan menyusui, ikan, binatang pengerat, monyet dan hewan yang berada di wilayah kekuasaannya.
5. Badak Sumatera atau Sumatran Rhinoceros (Dicerorhinus sumatrensis)
Badak Sumatera merupakan badak bercula dua yang populasinya diperkirakan tidak lebih dari 275 ekor. Habitatnya meliputi rawa, hutan pegunungan, dan hutan hujan. Badak Sumatera yang mempunyai dua cula ini memiliki berat berkisar 500-800 kg dengan tinggi mencapai 154 cm.
Baca juga: Hewan Termalas dan Termager yang Pernah Ada
6. Kura-kura Hutan Sulawesi atau Sulawesi Forest Turtle (Leucocephalon yuwonoi)
Kura-kura endemik Sulawesi ini pernah terdaftar sebagai The World’s 25 Most Endangered Tortoises and Freshwater Turtles 2011. Populasinya sudah kurang dari 250 ekor. Sesuai seperti namanya, hewan tersebut berasal dari Sulawesi, lebih tepatnya dari Perbukitan Lembah Palu sampai Gorontalo.
Orang Sulawesi kerap menyebut hewan yang satu ini sebagai Baning. Habitat dari Baning yaitu hutan musim. Hutan musim tersebut hanya bisa ditemukan di Perbukitan Lembah Palu. Ciri khas dari hutan musimnya adalah dengan adanya tumbuhan centong duri.
7. Elang Flores atau Flores Hawk-Eagle (Nisaetus floris)
Burung elang endemik Flores ini memiliki populasi antara 150-300 ekor. Elang jenis ini bisa ditemukan di Taman Nasional Kelimutu, Flores, Nusa Tenggara Timur. Di taman tersebut, kini populasinya tersisa 10 ekor.
Hewan langka Indonesia yang dilindungi ini memiliki ciri berupa kepala yang berwarna putih dengan garis kecoklatan di mahkotanya. Bagian atas tubuhnya cokelat kehitaman dengan dada perut yang warnanya putih. Makanan dari Elang Flores adalah mamalia kecil, ular, kadal serta burung.
8. Rusa Bawean atau Bawean Deer (Axis kuhlii)
Hewan yang hampir punah ini merupakan rusa endemik yang berasal dari Pulau Bawean, Jawa Timur. Populasinya antara 250–300 (Semiadi 2004). Hewan nocturnal ini memiliki panjang sekitar 140 cm dengan berat yang mencapai 65 kg.
Habitat alami dari Rusa Bawean berada di sejumlah model vegetasi. Savana dijadikan sebagai sumber pakan. Sedangkan vegetasi hutan rapat jadi tempat tinggal, mengindarkan diri dari predator dan tempat untuk kawin.
9. Tokhtor Sumatera atau Sumatran Ground Cuckoo (Carpococcyx viridis)
Tokhtor Sumatera adalah burung endemik Sumatera dengan populasi kurang dari 300 ekor. Hewan ini dikategorikan sebagai satwa kritis. Status tersebut membuat tingkat ancaman kepunahan yang sangat tinggi. Burung ini memiliki tubuh yang tingginya mencapai 60 cm.
Ia memiliki mahkota berwarna hitam dengan kaki dan paruh yang warnanya hijau. Tubuh hewan langka di Indonesia ini berwarna coklat. Sayapnya berwarna hijau mengilap.
10. Katak Merah atau Bleeding Toad (Leptophryne cruentata)
Katak Merah adalah katak endemik yang hanya hidup di Taman Nasional Gunung Halimun-Salak dan Taman Nasional Gede Pangrango. Hewan ini sering disebut sebagai kodok darah. Nama itu berasal dari warna kulitnya yang semerah darah.
Hewan ini bisa ditemukan di perairan berarus lambat maupun aliran sungai kecil di wilayah pegunungan. Bercak merah di tubuhnya menjadi ciri khas dari katak merah.
Sebenarnya, warna dasar dari katak ini adalah cokelat tua. Bercak tersebut hanyalah kombinasinya saja. Tubuh hewan khas Indonesia tersebut terbilang ramping. Katak merah tidak mempunyai tulang punggung.
11. Jalak Bali atau Bali Starling (Leucopsar rothschildi)
Populasi tercatat yakni hanya 115 ekor. Jalak Bali senang membuat sarang di lubang pohon dengan ketinggian 2.5 sampai 7 meter dari atas tanah. Burung tersebut kerap terbang secara rombongan baik saat mencari makan maupun musim kawin. Musim kawinnya berlangsung pada kisaran September sampai Oktober.
Baca juga: Perilaku Hewan Peliharaan Ketika Lihat Hantu
12. Celepuk Siau atau Siau Scops-owl (Otus siaoensis)
Celepuk Siau adalah salah satu burung hantu yang dilindungi di Indonesia. Burung endemik ini berasal dari Pulau Siau, Kepulauan Sangihe. Burung ini terancam punah karena saat ini populasi kurang dari 50 ekor (BirdLife, 2000).
13. Burung Kacamata Sangihe atau Sangihe White-eye (Zosterops nehrkorni)
Burung Kacamata Sangihe adalah hewan endemik yang berasal dari Kepulauan Sangihe. Berdasarkan keterangan dari IUCN, burung tersebut masuk ke kategori kritis. Populasinya sekarang kurang dari 50 ekor. Habitat alami dari hewan ini ada di hutan pegunungan dengan iklim tropis lembap atau subtropik.
14. Gagak Banggai atau Banggai Crow (Corvus unicolor)
Sama seperti Sangihe White-eye, Gagak banggai juga masuk ke kategori kritis. Populasi burung dengan ekor pendek tersebut yaitu antara 50-250 ekor (Birdlife, 2011). Burung tersebut mempunyai bulu hitam legam yang mirip dengan Gagak Piping. Bahkan, iris matanya juga hitam gelap.
15. Tarsius Siau atau Siau Island Tarsier (Tarsius tumpara)
Tarsius Siau hanya bisa ditemukan di Pulau Siau, Sulawesi Utara. Populasinya hanya mencapai 1.300 ekor (2009). Itu sebabnya IUCN memasukkan hewan ini ke dalam kategori Red List dengan status kritis. Tarsius Siau adalah hewan pemanjat. Sebagian besar hidupnya ia habiskan dengan berada di atas pohon.
16. Beruk Mentawai atau Pagai Island Macaque (Macaca pagensis)
Beruk adalah sebutan untuk kera dengan ukuran besar dan ekornya pendek. Beruk Mentawai dikenal juga dengan sebutan bokoi. Populasi hewan langka di Indonesia ini adalah 2.100-3.700 ekor (2004).
Hewan endemik ini berasal dari Kepulauan Mentawai, Sumatera. Hewan tersebut mempunyai rambut di tubuh dengan warna coklat gelap. Untuk sisi bahu, leher, dan tubuh bagian bawah warnanya adalah coklat pucat.
17. Gajah Sumatera atau Sumatran Elephant (Elephas maximus ssp. sumatranus)
Gajah Sumatera memiliki ukuran tubuh yang lebih kecil dari gajah India. Populasi antara 2.400–2.700 ekor saja. 65% kepunahannya berasal dari ulah manusia yang memburunya. Sementara itu, 30% kepunahannya berasal dari racun dari manusia. Herbivora raksasa ini tergolong cerdas dibandingkan mamalia darat lainnya.
Baca juga: Hewan Ini Pengisap Darah Paling Mematikan
18. Orangutan Sumatera atau Sumatran Orangutan (Pongo abelii)
Orangutan Sumatera berstatus kritis. Populasinya kini hanya mencapai 14.600 ekor. Hewan yang memiliki rata-rata berat 91 kg tersebut habitatnya berada di hutan hujan tropis dataran rendah serta hutan rawa gambut.
Ia adalah hewan yang memakan buah-buahan seperti misalnya manngga, nangka, durian serta leci. Selain itu, Orangutan Sumatera juga memakan telur dan vertebrata kecil.
19. Simakobu atau Pig-tailed Langur (Simias concolor)
Simakobu adalah salah satu keluarga kera. Populasinya yakni 6.700–17.300 ekor (IUCN, 2006). Simakobu saat ini statusnya adalah sebagai hewan langka.
Kelangkaannya berasal karena habitat aslinya yang hilang karena dijadikan perkebunan kelapa sawit. Selain itu, perburuan yang dilakukan oleh manusia juga membuat hewan ini berkurang populasinya hari demi hari.
20. Kakatua Kecil Jambul Kuning atau Yellow-crested Cockatoo (Cacatua sulphurea)
Kakatua Kecil Jambul Kuning memiliki bulu yang hampir semuanya berwarna putih. Hanya ada sedikit warna kuning yaitu di bagian jambulnya dan biru di sekitar area matanya. Paruh dari hewan yang populasi tinggal 7.000 ekor ini berwarna hitam dan berkaki abu-abu.
Habitat burung Kakatua Kecil Jambul Kuning ini menyebar di daerah Sulawesi, Kepulauan Sunda Kecil, Timor, serta Bali. Hewan ini gemar makan kacang-kacangan, buah serta biji-bijian.
21. Burung Trulek Jawa atau Javan Lapwing (Vanellus macropterus)
Burung Trulek Jawa adalah hewan endemik yang berasal dari Jawa. Keberadaan burung ini masih menjadi misteri hingga saat ini. Hal itu dikarenakan tidak adanya bukti fotografi dari hewan tersebut. Yang bisa ditemukan sekarang adalah spesimen awetannya yang berada di Museum Zoologi, Cibinong.
22. Kodok Sumatera atau Sumatera Toad (Duttaphrynus sumatranus)
Banyak orang yang mengatakan jika Kodok Sumatera ini termasuk ke dalam "Kodok Mitos". Hal itu dikarenakan kodok ini pertama kali ditemukan pada tahun 1871. Setelahnya hewan itu tidak pernah muncul lagi hingga pada tahun 2001.
Selama 141 tahun lamanya hewan punah di Indonesia dari Pulau Sumatera tersebut menjadi sebuah mitos tersendiri. Sampai sekarang jumlah pastinya bahkan belum bisa ditentukan.
23. Kodok Pohon Ungaran (Philautus jacobsoni)
Sesuai dengan namanya, kodok ini berasal dari Gunung Ungaran, Jawa Tengah. Pada Agustus 2010, IUCN mengategorikan hewan tersebut sebagai Terancam Punah atau Mungkin Telah Punah. Bulan itu juga, sebuah ekspedisi yang dilakukan oleh tim herpetology dan mahasiswa dari UNS dan IPB melakukan pencarian kodok tersebut selama 2 minggu di Gunung Ungaran.
Selama masa pencarian, mereka tidak berhasil menemukan hewan punah di Indonesia tersebut. Hasil yang ditemukan hanyalah kodok serupa yang bernama latin Philautus Aurifasciatus.
Baca juga: Foto Editan Hewan yang Bentuknya Aneh
24. Ekidna Moncong Panjang Barat atau Western Long-beaked Echidna(Zaglossus bruijnii)
Ekidna jenis ini menjadi salah satu ekidna yang masih ada hingga saat ini. Hewan tersebut berada di Papua. Habitat alami Ekidna Moncong Panjang Barat berada di hutan lembab dan padang rumput Alpin.
Ia akan memakan cacing tanah untuk bertahan hidup. Sampai sekarang belum diketahui berapa persisnya jumlah Ekidna Moncong Panjang Barat yang masih tersisa.
25. Kuskus Beruang Talaud atau Talaud Bear Cuscus (Ailurops melanotis)
Spesies marsupai dari keluarga Phalangeridae ini adalah hewan endemik yang berasal dari Pulau Salibabu, Kepulauan Talaud. Kuskus tersebut mempunyai habitat di hutan tropik dengan iklim subtropik.
Hewan khas Indonesia ini juga kerap disebut dengan Kuse. Kuskus Beruang Talaud adalah hewan yang pemalu dan pendiam. Ia tidak akan mengeluarkan suara sama sekali kecuali saat merasa terganggu.
26. Komodo (Varanus Komodoensis)
Akibat ulah manusia, komodo mengalami penyusutan habitat. Spesies yang satu ini rentan punah, itu sebabnya pemerintah mendirikan Taman Nasional Komodo untuk melindungi habitatnya. Biawak besar tersebut adalah karnivora yang ditemukan oleh orang Eropa di 1910.
27. Anoa (Bubalus quarlesi)
Hewan endemik yang berasal dari Sulawesi Tenggara tersebut termasuk langka dan nyaris punah. Saat ini, jumlah hewan khas Indonesia ini kemungkinan hanya berkisar pada 5.000 ekor yang ada di alam bebas. Kepunahan itu tak bisa lepas dari ulah manusia yang memburunya untuk diambil daging, kulit dan tanduknya.
28. Monyet Hitam Sulawesi (Macaca Nigra)
Monyet Hitam Sulawesi kerap dinamakan dengan monyet berjambul. Primata ini berasal dari Sulawesi Utara. Ciri khas dari hewan endemik ini adalah dengan adanya sebuah jambul di atas kepalanya. IUCN menggolongkan monyet ini ke dalam satwa yang krisis.
29. Bekantan (Nasalis larvatus)
Bekantan adalah monyet yang memiliki hidung panjang. Hewan langka di Kalimantan tersebut terancam punah karena habitatnya yang mulai hilang. Kemudian penangkapan liar juga mengurangi populasinya setiap hari.
Bekantan adalah hewan yang mengonsumsi biji-bijian dan buah-buahan. Ia juga bisa makan daun yang dapat menghasilkan gas ketika dicerna.
Baca juga: Pesohor Tanah Air yang Bikin Instagram untuk Hewan Peliharaan
30. Merak Hijau (Pavo Muticus)
Hewan yang terkenal akan keindahannya ini memiliki bulu hijau keemasan. Untuk spesies betina, bulu yang ia miliki akan berwarna hijau keabu-abuan mengilap tanpa bulu penutup ekor. Sementara spesies jantannya, akan memiliki penutup ekor yang sangat panjang dan jambul tegak di atas kepalanya.
Itulah daftar dan gambar hewan langka di Indonesia. Daftar tersebut belum mencakup keseluruhan dari hewan yang dilindungi di Indonesia. Masih ada sejumlah spesies hewan yang juga di bawah perlindungan pemerintah yang terancam punah setiap harinya.