Viral Video Pria Rencanakan Jika 22 Mei Jokowi Menang Akan Tutup KPU, DPR, dan Istana!

Pria tersebut diduga seorang Purn Danjen Kopassus

Baru-baru ini viral sebuah video di media sosial yang menampilkan seorang yang diduga adalah mantan Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus (Danjen Kopassus) Mayjen TNI (Purn) Soenarko.

Dalam video tersebut pria yang diduga Soenarko itu mengatakan soal mobilisasi massa untuk menutup KPU, Istana, dan DPR pada pengumuman hasil Pilpres KPU 22 Mei 2019 mendatang.

Pria yang rencanakan tutup KPU jika Jokowi menang | www.kaskus.co.id

Telihat ia berkumis tebal dan menggunakan kemeja lengan pendek merah marun, duduk di kursi belakang meja bundar. Dalam ucapannya soal mobilisasi massa itu ditangkap dari obrolannya dengan seorang lain yang tak terlihat wajahnya.

"Di situ kita cuma duduk, kita duduk, ya tutup, diharapkan kalau tanggal 20 baru datang 100 ribu, tanggal 21-nya sudah jadi 500 ribu, satu juta, maka kita kalau habis ini pulang ke daerah bisa mungkin merancang itu, kita rancang itu," tutur Soenarko dalam video.

"Nanti kalau tanggal 22 diumumkan, kalau Jokowi menang, yang kita lalukan tutup KPU, tutup, kemudian mungkin ada tutup Istana dengan DPR, Senayan, kita enggak ada ke Monas, tapi dalam jumlah besar, kalau jumlah besar polisi juga bingung," kata Soenarko dalam video itu juga.

"Kalau nanti kebetulan diumumkan 02 ya kita syukuran aja di situ," ucap Soenarko.

Artikel Lainnya

Dilansir melalui CNNIndonesia.com, pihak Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo mengatakan saat ini Direktorat Siber Bareskrim Polri tengah menganalisis soal kebenaran video tersebut.

"Sudah saya informasikan ke Direktorat Siber, masih dilakukan analisis," kata Dedi di Mabes Polri.

Selain itu, Dedi mengatakan pihaknya juga sedang menunggu laporan dari masyarakat terkait video tersebut.

"Masih ditunggu (pelaporan), jadi setiap ada dugaan peristiwa seperti itu, Direktorat Siber lebih banyak menganalisis terlebih dahulu," tuturnya.

Dilansir melalui Kompas.com, pada Selasa 14 Mei 2019 kemarin Dedi mengatakan bahwa belum terdeteksi potensi keributan pada hari penetapan hasil rekapitulasi resmi KPU 22 Mei mendatang. Ia mengatakan bahwa situasi lebih ramai di media sosial.

Maka itu Polri bersama instansi terkait akan terus melakukan patroli siber. Mereka akan menurunkan atau take down akun yang memprovokasi dan menyebarkan hoaks.

"Makanya di media sosial kita tetap patroli mulai sekarang sampai menjelang tanggal 22. Baik dari Kominfo dan Badan Siber Negara men-take down, memblokir tiap akun yang menyebarkan konten hoaks. Ataupun konten-konten yang mghasut dan memprovokasi itu langsung take down dan blokir," ungkapnya.

Pada 22 Mei mendatang, TNI-Polri akan menerjunkan 32.000 personel. Untuk kemanan Gedung KPU, aparat akan menerapkan sistem pengamanan yang terbagi dalam empat lapis atau ring. Ring pertama di dalam Gedung KPU, ring berikutnya di sekitar gedung dan ring ketiga ada di area parkir, ring keempat di jalan raya.

Meski sudah digelar Pemilu 2019 pada 17 April lalu, namun suhu panas akibat tahun politik masih terjadi di Indonesia. Tentu masing-masing kubu dan pendukung ingin capres dan cawapres usungannya yang akan terpilih menjadi pemimpin Indonesia lima tahun kedepan, namun yang pasti siapapun yang terpilih tentu akan sama-sama memperjuangkan nasib bangsa Indonesia ke arah yang lebih baik, setuju?

Tags :