Tolak Hormat Bendera dan Nyanyi Indonesia Raya Karena Kepercayaan, 2 Siswa SMP Dikeluarkan!

Ilustrasi: Upacara bendera | lab-undiksha.sch.id

Siswa SMP di Batam dikeluarkan usai tolak hormat bendera dan nyanyi Indonesia Raya, mereka merasa itu tak sesuai kepercayaannya.

Pihak SMPN 21 Batam akhirnya memutuskan untuk mengembalikan 2 orang siswanya ke orang tua karena menolak hormat bendera Merah Putih dan menyanyikan lagu Indonesia Raya.

Keputusan ini tegas diambil setelah jalan pembinaan dan pendekatan pada siswa bersama orang tua tak juga membuahkan hasil. Keduanya tetap enggan melakukan karena merasa tak sesuai dengan kepercayaannya.

Seperti apa kasus lengkapnya? Simak berikut ini.

1.

Siswa SMP tolak hormat bendera dan nyanyi Indonesia Raya

Kadis Pendidikan Kota Batam Hendri Arulan. | batam.tribunnews.com

Dilansir dari Detik.com, Selasa (26/11), Kadis Pendidikan Kota Batam Hendri Arulan membenarkan kabar dua siswa SMP yang dikeluarkan karena dinilai tidak nasionalis.

Baca Juga: Makin Suram, Aset Sitaan First Travel Disebut Lenyap Rp 880 Miliar. MA: Kami Tidak Tahu

Hal ini setelah kedua siswa tersebut menolak untuk melakukan hormat bendera Merah Putih dan menyanyikan lagu Indonesia Raya saat kegiatan upacara di sekolah dilangsungkan.

“Mereka pada saat melaksanakan upacara tidak mau hormat bendera dan tidak mau menyanyikan lagu Indonesia Raya. Jadi memang dengan berat hati kita kembalikan ke orang tua,”

Keputusan ini pun sejatinya cukup sulit diambil, hal ini menyusul perlu dilakukan pertemuan dahulu dengan sejumlah pihak seperti sekolah, Disdik, Danramil, Polsek, hingga Dewan Pendidikan.

Baca Juga: Mulai Pikirkan Rakyat Kecil? Jokowi Sebut UMK Akan Capai Rp 23 juta per Bulan

2.

Disdik tetap akan fasilitasi pendidikan nonformal

SMPN 21 Batam, sekolah dua siswa yang menolak hormat bendera dan nyanyikan lagu Indonesia Raya. | batampos.com

Keputusan mengeluarkan dua siswa SMP karena menolak hormat bendera dan menyanyikan Indonesia Raya memang bukanlah hal yang biasa.

Untuk itu, Disdik tetap akan memberikan fasilitas berupa pendidikan nonformal pada keduanya agar tetap mendapatkan hak sebagai seorang siswa.

“Tetap kita fasilitasi agar mereka dapat mengenyam pendidikan nonformal,”

Hal ini memang cukup disayangkan, namun demi menjaga anak didik lain agar tidak terpengaruh maka Disdik tetap akan mengeluarkan keduanya dari sekolah.

Baca Juga: Menuju Reuni Akbar, PA 212 Pastikan Anies Hadir dan Harap Bisa Bersanding Dengan Habib Rizieq!

3.

Tolak hormat bendera karena menganut kepercayaan tertentu

Ilustrasi: Siswa SMP upacara bendera | www.matakepri.com

Dua siswa yang tercatat berada di bangku kelas 8 dan kelas 9 itu diketahui melakukan penolakan hormat bendera dan menyanyikan Indonesia Raya karena berlawanan dengan kepercayaannya.

Peristiwa yang jauh dari kata nasionalis ini pun sudah dilakukan keduanya selama 1 tahun lalu. Kejadian ini pun dianggap sekolah sebagai tindakan yang bisa memberikan pengaruh buruk pada siswa didik lain.

“Mereka menganut aliran kepercayaan tertentu. Selama ini sejak kelas 7, sudah 1 tahun lebih setiap upacara tidak mau hormat bendera dan tidak mau nyanyi Indonesia Raya,”

“Orang tua sudah sering dipanggil, diberi pemahaman. Daripada berpengaruh ke siswa lain, maka hasil rapat memutuskan itu (dikembalikan ke orang tua),” tegas Hendri.

Artikel Lainnya

Kasus dua siswa SMP di Batam yang menolak untuk hormat bendera Merah Putih dan menyanyikan lagu Indonesia Raya jelas menciderai sisi nasionalisme masyarakat Indonesia.

Keputusan sulit pun harus diambil Disdik Batam dan pihak sekolah yang akhirnya mengeluarkan keduanya dan dikembalikan kepada orang tua.

Semoga kejadian ini bisa menjadi pembelajaran bahwa kepercayaan tertentu bukan berarti membuat kita bisa menolak menghormati lambang negara dan lagu kebangsaan Indonesia.

Tags :