Berhasil Merdeka, Timor Leste Justru Masuk Daftar Negara Termiskin di Dunia

Ilustrasi bendera Timor Leste
Ilustrasi bendera Timor Leste | aceh.tribunnews.com

Berperingkat 152 dari 162 negara!

Bertetangga dekat dengan Indonesia, tak menjadikan Timor Leste, mantan provinsi ke-27 Indonesia memiliki stabilitas ekonomi yang baik, yang ada, kini negara bekas jajahan Portugis itu masuk dalam negara termiskin dunia.

Bila ditelisik kebelakang, Bumi Lorosae itu lepas dari Indonesia dan resmi merdeka pada 20 Mei 2002, namun jauh sebelum referendum dilaksanakan, Indonesia sudah mulai menarik diri pada September 1999 usai sebagian warga Timor Leste memilih menolak otonomi khusus.

Sejarah tetaplah sejarah, kini saat pasca 18 tahun merdeka, harapan untuk hidup lebih baik, makmur sepertinya hanya mimpi di siang bolong, masyarakat Timor Leste masih belum merasakan intisari dari kemerdekaan yang telah mereka dapatkan.

Negara yang terletak di bagian timur Pulau Timor itu malah masuk kedalam jurang kemiskinan, bahkan negara ini masuk dalam daftar negara-negara termiskin di dunia. Ditambah lagi, negara yang mayoritas penduduknya masih menggunakan Bahasa Indonesia setelah bahasa Tentum juga masih bergantung terhadap Indonesia terkait ekonomi. Bukan tidak mungkin Timor Leste menjadi negara bangkrut bisa tak sanggup bayar hutang setelah cadangan minyak bumi habis.

Baca juga : 6 Hal Ini Membuktikan Kalau Timor Leste Nggak Bisa Lepas Dari Indonesia

Ilustrasi bendera Timor Leste
rakyat Timor Leste | jateng.tribunnews.com

Dilansir dari laporan resmi Bank Dunia tahun 2020, Minggu (5/7/2020), pertumbuhan ekonomi Timor Leste masih lambat dibandingkan negara-negara di kawasan Asia Tenggara.

PDB per kapita Timor Leste diperkirakan akan mencapai US$ 2.356 atau sekitar Rp 34,23 juta (kurs Rp 14.532) pada Desember 2020. Masih di bawah pendapatan per kapita Indonesia pada tahun 2019 lalu sebesar US$ 4.174,9 atau sekitar Rp 60 juta.

Menurut Bank Dunia, pertumbuhan investasi swasta di Timor Leste juga masih lesu dari tahun ke tahun pasca merdeka, hal ini dipengaruhi lantaran stabilitas politik dan ekonomi di negara itu yang masih bergejolak.

Kabar terbaru, pemerintah Timor Leste telah mencairkan dana US$ 250 juta dari Petroleum Fund di mana 60% digunakan untuk penanganan Covid-19.

Pandemi corona memang berimbas terhadap ekonomi Timor Leste, terutama dalam bidang pariwisata, kunjungan turis dari hari ke hari semakin menurun

Ilustrasi bendera Timor Leste
Rakyat Timor Leste | www.indonesiakininews.com

Lalu apakah Indonesia merasa dirugikan dengan kemerdekaan Timor Leste?

Pada era tersebut, tak sedikit rakyat Indonesia yang kecewa dengan referendum yang diberikan Presiden ke-3 Indonesia, B.J Habibie kepada Timor Leste, meski akhirnya rakyat Bumi Lorosae memilih untuk merdeka, banyak rakyat yang menyudutkan B.J Habibie atas keputusannya tersebut, namun selang 18 tahun, ternyata B.J Habibie punya alasan cerdas kenapa dirinya memilih melepaskan Timor Leste dari Indonesia.

Dilansir dari intisari.grid.di, berikut dua alasan yang mendasari B.J Habibie melepas Timor Leste.

Timtim dengan populasi sekitar 700.000 rakyat telah menarik minat dunia. Tapi saya punya 210 juta rakyat. Jika saya biarkan tentara asing mengurus Timtim, secara implisit saya berarti mengakui bahwa TNI tak bisa menjalankan tugasnya dan ini bisa berakibat buruk bagi stabilitas negara. Dan saya tak mau ambil risiko ini.

Masalah Timor Timur sudah harus diselesaikan sebelum Presiden ke-4 RI dipilih, sehingga yang bersangkutan dapat mencurahkan perhatian kepada penyelesaian masalah nasional dan reformasi yang sedang kita hadapi.

Saya menganggap Australia sejak lama telah menjadi 'sahabat' Indonesia sejak proklamasi kemerdekaan 1945.

Saya yakin bila saya biarkan tentara Australia masuk ke Indonesia, saya tidak hanya akan menghina dan mempermalukan TNI, tapi juga bila Australia masuk, apa pun keputusannya nanti, yang kalah akan menyalahkan Australia.

Atas kedua alasan inilah, Habibie mendapat respon yang baik dari seluruh dunia, karena tidak mengandalkan kekerasan dan pertumpahan darah.

Namun ada juga beberapa pendapat dari netizen, terutama dari sisi geografi sendiri yang menilai dengan bergabung atau tidaknya Timor Leste sebenarnya sangat merugikan Indonesia, karena dari sisi kekayaan alam, wilayah bagian timur Pulau Timor itu sebenarnya tidak memiliki kekayaan alam sama sekali.

Berikut pendapat netizen, disadur dari forum tanya jawab quora oleh Evans Winata.

BJ Habibie adalah intelek didikan Eropa, jadi gaya berpikirnya memang sangat bule dan sangat terbuka terhadap perbedaan pendapat/pandangan.

Fakta sejarah:

  1. Timor Timur sebenarnya bukan bagian dari Indonesia, karena hanya bekas jajahan Belanda yang dihitung, sementara Timor Timur adalah jajahan Portugis.
  2. Integrasi Timor Timur ke Indonesia melalui peperangan berdarah, bukan masuk baik-baik. Hasil ulah Soeharto.
  3. Masuknya Timor Timur ke Indonesia tidak diakui dunia internasional, tidak diakui PBB maupun Portugis. Portugis tetap memasukkan Timor Timur sebagai wilayahnya.
  4. Indonesia 'nombok' untuk pembangunan Timor Timur.
  5. Timor Timur sering bikin kacau karena terus berontak, tidak mau menjadi bagian dari Indonesia.

Dengan gaya berpikir Eropa, solusinya adalah referendum: kalau masih mau jadi bagian dari Indonesia, lain kali jangan nakal lagi. Kalau sudah tidak mau, ya sana silakan pergi baik-baik.

Memang ada kesalahan hitung. Saat itu BJ Habibie merasa Timor Timur akan memilih tetap menjadi bagian dari Indonesia, karena Indonesia sudah membangunkan Timor Timur sedemikian banyak, dan secara hitungan ekonomi, Timor Timur sulit untuk berdiri sendiri, sehingga pasti membutuhkan Indonesia. Ternyata bisikan itu salah.

Baca juga : Haru! Cerita Dibalik Kecupan Xanana Gusmao di Kening BJ Habibie Sebelum Wafat

Artikel Lainnya

Secara umum, hilangnya Timor Timur adalah "nothing to lose". Timor Timur memang sebenarnya bukan milik Indonesia, dan secara ekonomi Indonesia tekor untuk pembangunannya. Nyatanya setelah Timor Leste berdiri, mereka benar-benar kesulitan secara ekonomi, bahkan tidak memiliki mata uang sendiri.

Tags :