Singgung Penjajahan 3,5 Abad di Indonesia, Raja Belanda: Saya Menyesal dan Minta Maaf
11 Maret 2020 by Titis HaryoRaja Willem juga mengembalikan keris sakti milik Pangeran Diponegoro. Kira-kira maafin nggak ya?
Raja Belanda Willem-Alexander dan Ratu maxima Zorreguieta Cerruti melakukan kunjungan kenegaraan ke Indonesia sejak Senin (9/3) hingga Jum’at (13/3). Berbagai daerah pun rencananya akan dikunjungi keduanya, seperti Jakarta, Yogyakarta, Palangkaraya dan Danau Toba.
Namun seusai melakukan agenda kunjungan hari ke-2 ke Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Raja Willem membuat pernyataan menarik lantaran meminta maaf dan menyesal terkait banyaknya kekerasan yang dilakukan Belanda di masa lalu.
Simak laporan lengkapnya berikut ini.
Raja Belanda minta maaf sudah jajah Indonesia
Dilansir dari Kompas.com, Rabu (11/3), Raja Willem dan Ratu Maxima menyempatkan mengunjungi TMP Kalibata untuk melakukan seremoni penghormatan kepada para pahlawan yang telah gugur.
Baca Juga: Gempar Pembunuhan Sadis di Jakarta, Wibu Dianggap Jadi Penyebab Psikopat. Benarkah?
Keduanya pun sempat terlihat memberikan karangan bunga sebagai simbol penghormatan kepada para korban perang.
Setelah acara tersebut, Raja Willem dan Ratu Maxima langsung bertolak menuju Istana Kepresidenan di Bogor, Jawa Barat untuk menemui Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Pertemuan kedua pimpinan negara itu pun berjalan cukup santai. Namun, tak lama pernyataan menarik dilontarkan Raja Willem kepada Presiden Jokowi.
Dia meminta maaf atas kekerasan yang dilakukan Belanda kepada Indonesia selama ini, terutama setelah proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 dideklarasikan.
“Di tahun-tahun setelah diumumkannya proklamasi, terjadi sebuah perpecahan yang menyakitkan dan mengakibatkan banyak korban jiwa,” ucapnya.
“Senada dengan pernyataan Pemerintah Belanda sebelumnya, saya ingin menyampaikan penyesalan dan permintaan maaf atas kekerasan yang berlebihan dari pihak Belanda,”
Sejarah Indonesia sendiri mencatat, penjajahan Belanda di nusantara begitu panjang dan mencapai 350 tahun lamanya.
Bahkan, ada beberapa peristiwa berdarah yang pecah pasca proklamasi akibat adanya agresi militer dari Belanda.
Pada 21 Juli 1947 hingga 5 Agustus 1947 misalnya, Belanda melancarkan agresi militer di Jawa dan Sumatra. Serangan itu disusul pada agresi militer kedua pada 19 Desember 1948 di Yogyakarta.
Raja Willem juga menyatakan Pemerintah Belanda sudah mengakui kemerdekaan Indonesia secara politik dan moral sejak tahun 2005.
Kejadian itu juga dibarengi dengan pertemuan pertama delegasi Belanda yang diwakili Menteri Luar Negeri Bernard Bot dengan Pemerintah Indonesia.
“Pemerintah Belanda telah mengakui secara politik maupun moral (kemerdekaan Indonesia) sejak 15 tahun lalu,” ujar Raja Willem.
Baca Juga: Indahnya Perbedaan, Bupati Luwu Utama ini Rela Sisihkan Uang Pribadi Buat Pembangunan Gereja!
Belanda kembalikan keris sakti Pangeran Diponegoro
Selain melakukan kunjungan kenegaraan, Raja Willem dan Ratu Maxima juga turut mengembalikan sebuah senjata bertuah milik pahlawan nasional, Pangeran Diponegoro.
Senjata itu sendiri saat diperlihatkan berbentuk seperti keris dengan sarung berwarna kuning dan gagangnya berwarna coklat.
Berdasarkan sejumlah informasi, keris bertuah milik Pangeran Diponegoro itu bernama Nogo Siluman yang sempat dirampas Belanda saat perang besar di tahun 1825-1830.
Kini, senjata itu sudah disimpan bersama dengan dua pusaka lain milik Pangeran Diponegoro.
Baca Juga: Tak Diakui Alumni 212, Ahok Tetap Calon Terkuat Pemimpin Ibu Kota Baru!
Permintaan maaf Pemerintah Belanda lewat Raja Willem terkait banyaknya aksi kekerasan selama masa penjajahan di masa lalu memang memancing banyak perhatian publik.
Terlebih kunjungan ini merupakan salah satu kunjungan kenegaraan yang jarang terjadi antara Indonesia dengan Belanda.
Semoga ke depan hubungan Indonesia dan Belanda bisa terus semakin baik karena setiap bangsa di seluruh dunia ini memiliki hak yang setara dan sama.