Revolusioner? Anies Bangun Pengelola Limbah Ada hiburannya

ilustrasi
ilustrasi | google.com

Wah langka nih, lain daripada yang lain!

Limbah di mana pun berada merupakan masalah yang tidak bisa sepenuhnya disepelekan begitu saja, di beberapa kota besar di dunia, limbah dianggap sebagai masalah bersama yang patut diatasi, selain dari gaya hidup bersih juga kesadaran akan kelestarian lingkungan.

Namun mengatasi limbah tidak semudah membalikkan telapak tangan, di beberapa kota, contohnya Ibu Kota Negara, DKI Jakarta juga kadang kewalahan menghadapi limbah yang kian hari kian menumpuk, hampir tidak bisa diatasi.

Menyikapi hal ini, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pun tidak tinggal diam, ia berjanji akan membangun fasilitas Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) domestik skala perkotaan di Krukut, Karet Setiabudi, Jakarta Selatan.

Tak hanya itu, IPAL Krukut juga nantinya akan diperkaya dengan segudang fasilitas penunjang lainnya, seperti edukasi dan hiburan.

Ini (IPAL) penting sekali bagi Jakarta. Kita di Jakarta sebagai kota besar perlu secara serius mengelola limbahnya. Dengan dibangun instalasi pengelolaan air limbah, harapannya nanti limbah air di Jakarta bisa diolah dan digunakan kembali, kata Anies dalam jumpa pers usai melakukan peletakan batu pertama di IPAL di Krukut, Jakarta Selatan, Minggu (8/12/2019).

Lebih lanjut Anies berujar jika IPAL Krukut nantinya memang dibuat sebagai tempat pembelajaran, hal itu berguna untuk memudahkan siswa, warga dan pengelola di kota lainnya untuk belajar mengembangkan pengolahan limbah yang baik.

Fasilitas ini dirancang dari awal, agar desainnya memudahkan untuk jadi tempat belajar. Jadi nanti ada jalur dan tempat yang dibuka untuk umum sehingga mereka bisa menyaksikan proses dan urutannya. Terlebih tempat ini lokasinya strategis, berada di samping Jalan Sudirman, jadi siapa saja bisa mampir untuk menyaksikan proses pengolahan limbah sebagai bahan pembelajaran, ungkap Anies.

Anies juga tak memungkiri jika fasilitas IPAL Krukut ini adalah salah satu progress dari IPAL modern lainnya yang sudah dibangun sejak Januari 2019.

Jika sebelumnya PD PAL Jaya memakai teknik konvensional dalam mengelola limbah, sehingga memiliki kelemahan, salah satunya membutuhkan tempat yang luas sehingga dari segi efisiensi dirasa kurang. Sedangkan IPAL Krukut ini berbeda, berhubung dengan teknologi mutakhir, IPAL ini hanya membutuhkan luas wilayah sekitar 2.000 meter persegi. Pembangunan fasilitas IPAL Krukut ini pun akan berlangsung selama 18 bulan.

Baca juga : Sampah Impor Mengandung Limbah Beracun dari Australia Ditemukan Bea Cukai!

ilustrasi
ilustrasi | news.detik.com

Sementara itu di tempat terpisah, Dirut Utama PD PAL Jaya, Subekti mengklaim jika jumlah pelanggan PD PAL Jaya tahun 2019 sebanyak 2.715 pelanggan perunit.

Sedangkan, cakupan layanan air limbah sampai dengan akhir tahun 2019, mencapai 22,08 persen atau melayani 1.286.415 penduduk DKI Jakarta.

Oleh karena itu dukungan dari semua stakeholder juga sangat dibutuhkan demi terlaksananya penyediaan sarana sanitasi menuju terwujudnya PAL Jaya Hebat Jakarta Sehat.

Baca juga : 4 Teknologi Canggih yang Ternyata Ditemukan oleh Orang Indonesia

ilustrasi
ilustrasi | news.detik.com
Artikel Lainnya

Perlu juga kepedulian masyarakat terhadap air limbah, kepedulian ini yang harus ditingkatkan. Sehingga, air limbah yang dibuang itu melalui jaringan perpipaan, ujar Subekti.

Tags :