Ratu Tisha Disoraki 'Mafia' dan Diusir Saat Laga PSM vs Persija, Exco PSSI: Sudah Lupakan

Ratu Tisha Disoraki Mafia dan Diusir Suporter PSM
Sekjen PSSI Ratu Tisha diusir oleh ribuan suporter PSM Makassar saat menonton laga Final Piala Indonesia di Stadion Andi Mattalatta, Makassar, Selasa (6/8). | lontar.id

Sekjen PSSI disoraki ‘Mafia’ dan diusir suporter saat menonton Final Piala Indonesia PSM vs Persija

Leg kedua laga final Piala Indonesia PSM Makassar vs Persija Jakarta diwarnai insiden pengusiran Sekjen PSSI Ratu Tisha di Stadion Andi Mattalatta, Makassar, Selasa (6/8).

Tidak hanya mendapatkan penolakan, ratusan suporter fanatik PSM Makassar juga menyoraki Ratu Tisha dengan kata-kata ‘mafia’ dan ‘curang’.

Seperti apa kejadian yang menimpa Ratu Tisha? Berikut laporannya.

1.

Disoraki ‘mafia’

Ratu Tisha Disoraki Mafia dan Diusir Suporter PSM
Ilustrasi Sekjen PSSI Ratu Tisha disoraki 'mafia' dan diusir dari tribun VIP di Stadion Andi Mattalatta, Makassar. | keepo.me

Dilansir dari Detik.com, Selasa (6/8), Ratu Tisha hadir dalam laga final PSM vs Persija sebagai perwakilan PSSI. Dia pun didapuk menjadi tamu VIP dalam pertandingan tersebut.

Namun bukan sambutan hangat didapatkan Ratu Tisha, sorakan dan gestur negatif malah ditunjukan oleh ratusan suporter PSM yang sudah terlebih dahulu memenuhi tribun VIP.

Para suporter lalu menyoraki Ratu Tisha dengan sebutan ‘mafia’ dan ‘curang’ sebelum akhirnya mengusir Sekjen PSSI itu keluar dari tribun VIP.

“Selamat datang mafia, mafia, mafia, huuuu,“ sorak ratusan suporter PSM.

Mendapatkan perlakuan yang tidak menyenangkan, akhirnya Ratu Tisha meninggalkan tribun VIP dan dipindahkan oleh panitia pelaksana menuju tribun VVIP Stadion Andi Mattalatta.

Baca Juga: Garuda Muda Bantai Myanmar Lima Gol, Timnas U-15 Lolos Semifinal AFF!

2.

PSSI tanggapi santai

Ratu Tisha Disoraki Mafia dan Diusir Suporter PSM
Exco PSSI Refrizal memberikan tanggapan soal pengusiran yang diterima Sekjen PSSI Ratu Tisha saat laga PSM vs Persija, Selasa (6/8). | www.goal.com

Melihat perwakilan PSSI mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan dalam laga final PSM vs Persija, Exco PSSI Refrizal memberikan tanggapan santai.

Dia menilai itu merupakan luapan ekspresi suporter dalam sepak bola jelang laga final yang memang memiliki tensi tinggi tersebut. Namun, saat ini karena PSM sudah juara Piala Indonesia, dia meminta melupakan insiden tersebut.

“Sudah lupakan. Tadi kan pas usir sebelum (PSM) juara, sekarang sudah juara,” ujar Refrizal.

“Tak dilarang berteriak namanya sepak bola. Kita kan bukan nonton bioskop, kita nonton bola kita support timnya, yang tak boleh musuhan, tawuran,” jelasnya.

Refrizal juga berharap kejadian ini tidak kembali terulang dan suporter bisa segera dewasa karena sebuah pertandingan bukanlah ajang permusuhan.

Dia juga menegaskan PSSI saat ini sedang berjuang menghilangkan isu mafia bola yang sempat merebak usai Ketua PSSI Joko Driyono ditangkap.

Baca Juga: Duel Panas Final Piala Indonesia, PSM Juara Setelah Hajar Persija!

3.

Hajar Persija, PSM Juara

Ratu Tisha Disoraki Mafia dan Diusir Suporter PSM
Duel pemain PSM dengan Persija yang berkesudahan dengan skor 2-0 untuk PSM di Stadion Andi Mattalatta, Makassar, Selasa (6/8). | www.pssi.org

PSM Makassar sendiri berhasil menjadi juara Piala Indonesia usai mengalahkan Persija Jakarta dengan skor 2-0. Skor ini membuat mereka unggul agregat 2-1 setelah pada leg pertama Persija menang 1-0.

Gol dari bek Aaron Evans dan penyerang sayap Zulham Zamrun berhasil menjadi pembeda PSM dengan Persija di pertandingan tersebut.

Laga yang sempat ditunda oleh PSSI karena ada insiden pelemparan batu pada bus Persija itu pun berjalan dengan tensi tinggi. Hal ini terlihat dari 12 kartu kuning dan 1 kartu merah yang dikeluarkan wasit Fariq Hitaba.

Artikel Lainnya

Insiden pengusiran yang diterima Sekjen PSSI Ratu Tisha memang sangat disayangkan. Hal ini menunjukan adanya ketidakdewasaan di dalam lingkup suporter.

Semoga PSSI sebagai induk sepak bola benar-benar bisa melakukan evaluasi dan menghilangkan citra sepak bola ‘mafia’ yang selama ini lekat dengan mereka.

Hal ini tentunya bisa membuat iklim sepak bola di Indonesia menjadi lebih sejuk, dingin, dan juga penuh sportivitas.

Tags :