Pemuka Agama Bali Minta Blokir Akses Internet Seharian Penuh Saat Nyepi, Bebas dari Keributan Netizen Nih!
28 Februari 2019 by Talitha FredlinaKalau nggak ada internet, pekerja digital Bali gimana ya?
Beberapa waktu lagi,umat Hindu akan menemui Tahun Baru Saka yang ditandai dengan Nyepi. Di hari raya ini, berbeda dengan perayaan tahun baru pada umumnya, umat hindu akan melaksanakan ritual Nyepi di mana mereka menghentikan ativitas harian dan menghabiskan 24 jam dengan meditasi serta puasa.
Tidak hanya itu, umat Hindu pun diimbau untuk tidak menyalakan listrik maupun api dan tenggelam dalam perenungan tentang tahun baru. Karena itu pula, para pemuka agama di Bali mengusulkan pemadaman internet selama 24 jam di Hari Nyepi.
Permintaan ini diajukan oleh para Pemuka Agama mengingat peran media sosial yang sudah begitu lekat dengan kehidupan masyarakat kini. Tapi tidak hanya membantu, media sosial pun kerap menjadi distraksi tersendiri.
Oleh karena itu, pemadaman internet ini diharapkan akan membantu umat Hindu agar lebih khusyuk dalam beribadah di hari rayanya.
Dilansir dari Vice Indonesia, sebenarnya pada perayaan Nyepi tahun lalu, Kemenkominfo meloloskan permintaan Parisada Hindu Dharma Indonesia dan meminta perusahaan operator telekomunikasi untuk memblokir akses internet di Bali selama 24 jam.
Akan tetapi penyedia layanan internet (ISP) masih bisa beroperasi sehingga jaringan internet broadband masih dapat diakses oleh masyarakat Bali.
Di tahun 2019 ini, PHDI meminta untuk semua akses internet termasuk dari ISP sekalipun turut diblokir demi menghormati perayaan Nyepi yang menghendaki keheningan.
Menteri Agama RI, Lukman Hakim Saifuddin pun meminta segenap masyarakat Bali untuk menghormati permintaan para Pemuka Agama tersebut dan patuh pada kebijakan penghentian akses internet.
Meski begitu, hingga kini belum diketahui apakah permintaan PHDI akan diloloskan dan akses internet diblokir total.
Di Hari Nyepi, aturan untuk tidak boleh beraktivitas, bekerja maupun keluar rumah memang diterapkan pada semua orang termasuk mereka yang menganut agama lain dan mereka yang bukan warga Bali.
Di jalanan hanya akan ada Pecalang atau Polisi Adat Bali yang berpatroli memastikan tidak ada warga yang keluar rumah.
Menurut kepercayaan masyarakat Bali, di Tahun Baru Saka ini roh-roh jahat berkeliaran di luar rumah. Sehingga ketika roh-roh ini melihat Bali kosong dan tidak ada siapa pun maka mereka akan meninggalkan pulau dewata tersebut.
Jadi gimana menurutmu tentang permintaan Pemuka Agama Bali ini?