Novel Bamukmin: Rumah Sakit Tanpa Kelas Itu Program PKI!

ilustrasi Habib Novel Bamukmin | m.mediaindonesia.com

Itu program komunisme melalui pemahaman Marxisme!

Dilansir dari Tagar.id, Sabtu (4/7/20), juru bicara (jubir) Persaudaraan Alumni 212 (PA 212) Novel Bamukmin menduga PDIP membawa ajaran dari Partai Komunis Indonesia (PKI). Salah satunya lewat politisi PDIP Ribka Tjiptaning, yang memasyarakatkan program rumah sakit tanpa kelas.

Menurut Novel, program rumah sakit tanpa kelas sangat erat kaitannya dengan pemahaman Marxisme yang pada dasarnya sama-sama anti-Tuhan.

Itu program komunisme melalui pemahaman Marxisme yang memang sama-sama anti-Tuhan, kata Novel Bamukmin kepada Tagar, Jakarta, Sabtu, 4 Juli 2020.

Alasan Sekretaris Jenderal DPD Front Pembela Islam (FPI) Jakarta ini menduga jika program politisi PDIP itu lebih ke paham Marxisme adalah karena ada istilah 'masyarakat tanpa kelas' yang kerap diperbincangkan dalam diskusi pemikiran Karl Marx, penulis Manifesto Komunis.

Lebih lanjut, Ribka yang notabene politis PDIP memang dikenal sebagai anak Raden Mas Soeripto Tjondro Saputro, anggota Biro Khusus PKI, dan beberapa tahun lalu, menurut Novel, anak mantan anggota Biro Khusus PKI ini juga sempat mengenalkan rumah sakit tanpa kelas di hadapan anak cucu PKI di Banyuwangi, Jawa Timur. Dalam lawatannya di Banyuwangi, Ribka tidak sendirian, ia ditemani politisi PDIP lainnya Rieke Diah Pitaloka.

PDIP memang menampung anak komunis seperti Ribka dan juga Rieke yang diduga anak PKI. Keduanya sama-sama pernah mensosialisikan rumah sakit tanpa kelas, ucapnya.

Baca juga : Siapakah Dalang yang Sebenarnya Dibalik Peristiwa G30S PKI?

Novel Bamukmin | m.mediaindonesia.com

Di tempat terpisah, Sekertaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto justru menilai ide rumah sakit tanpa kelas yang diusung kadernya Ribka adalah gagasan yang bagus, lantaran sejalan dengan semangat PDIP yang merupakan partai wong cilik (kerakyatan).

Hasto menilai, gagasan rumah sakit tanpa kelas yang dicetuskan oleh kadernya tersebut adalah bentuk pelayanan kesehatan bagi masyarakat tanpa membedakan tebal tipisnya dompet pasien.

Ini adalah sebuah komitmen kerakyatan, di mana kalau rakyat sakit, tidak boleh dibeda-bedakan pelayanannya. Tidak boleh dibeda-bedakan dari berapa tebal tipis kantongnya, kata Hasto ketika membuka Rapat Kerja Daerah I DPD PDI Perjuangan Banten, di Serang, Sabtu, 14 Maret 2020.

Baca juga : Dijuluki Tanah Kafir, Kuburan Massal PKI Ini Dianggap Angker oleh Warga

Ribka PDIP | inisiatifnews.com
Artikel Lainnya

Sementara itu, Novel dan PA 212 tetap siaga satu dan tidak akan membiarkan komunis bercokol di tanah air. Oleh karena itu, lewat Apel Siaga Gayang Komunis yang bakal dihadiri oleh 10 ribu peserta pada 5 Juli 2020 kemarin adalah bentuk partisipasi rakyat dalam aksi menolak Rancangan Undang-Undang Haluan Ideologi Pancasila (RUU HIP) yang, menurut Novel, disusupi paham komunis

Tags :