Milisi Dogon Bantai 134 Muslim di Pedalaman Mali, Warga Dibakar Hidup-Hidup dalam Rumahnya!

Pembantaian Dogon
Sebuah desa di pedalaman Mali diserbu kelompok militan Dogon dan menewaskan 134 orang. | fox4kc.com

Efek konflik etnis berkepanjangan!

Kelompok militan Dogon melakukan aksi pembantaian pada 134 orang dari komunitas muslim Peulh di pedalaman Mali.

Insiden pembantaian ini pun langsung mendapatkan sorotan dunia internasional karena pembantaian yang dilakukan begitu kejam. Beberapa video yang beredar juga menunjukan adanya korban tewas yang dibakar hidup-hidup di dalam rumah.

Aksi pembantaian oleh milisi Dogon ini diduga kuat karena masalah konflik etnis yang berkepanjangan di Mali dalam beberapa tahun terakhir. Lalu, akankah kekejaman ini berakhir?

1.

Penduduk desa Ogossogou binasa

Pembantaian Dogon
Konflik etnis ditengarai jadi masalah utama terjadinya pembantaian di desa Ogossogou. | www.japantimes.co.jp

Dilansir dari Liputan6, Minggu (24/4), korban pembantaian milisi Dogon merupakan warga desa Ogossogou yang berada di pedalaman Mali.

Serangan yang dikabarkan terjadi pada dini hari itu dilakukan secara sadis dengan membakar seluruh rumah dan orang-orang yang ada didalamnya. Para milisi pun melancarkan aksi dengan menyamar sebagai seorang pemburu lokal.

Desa Ogossogou sendiri diketahui merupakan salah satu desa yang dihuni komunitas muslim Mali beretnis Peulh.

2.

Anak-anak dan ibu hamil turut jadi korban

Pembantaian Dogon
Puluhan rumah hangus terbakar bersama dengan para penduduk desa. | brightthemag.com

Kekejaman para milisi Dogon semakin terbukti karena dalam menghabisi korbannya mereka tidak pandang bulu.

Hal ini dibuktikan dengan banyak anak-anak dan ibu hamil menjadi korban dalam insiden pembantaian desa Ogossogou.

“Para korban termasuk wanita hamil, anak-anak kecil dan orang tua,” ucap Abdoul Aziz Diallo, presiden kelompok Peulh dikutip dari The Guardian, Minggu (24/3).

Baca Juga: 4 Situs UNESCO Di Mali, Perpaduan Kental Budaya Islam dengan Tradisi Lokal

3.

PBB desak pemerintah Mali bertindak

Pembantaian Dogon
Presiden Dewan Keamanan PBB, Francois Delattre mendesak pemerintahan Mali untuk mengatasi konflik etnis yang terjadi. | www.pbs.org

Pembantaian yang terjadi di desa Ogossogou ini mendapatkan perhatian dari PBB. Mereka menganggap ini merupakan sebuah pembantaian rasial yang sangat kejam.

Presiden Dewan Keamanan PBB Francois Delattre dan juga Sekjen PBB pun mendesak pemerintah Mali untuk segera mengusut tuntas kasus penyerangan ini dan menangkap para pelakunya.

“Sekjen mengutuk keras tindakan ini, dan menyerukan kepada pemerintah Mali untuk segera menginvetigasi dan menangkap pelaku untuk di hukum,” ujar pernyataan resmi Kantor Sekjen PBB.

Baca Juga: 100 Ribu Bayi Terbunuh Setiap Tahun Akibat Perang di Afrika dan Timur Tengah

4.

Da Na Ambassagou diburu

Pembantaian Dogon
Human Right Watch menyebut konflik yang terjadi di Mali meningkat drastis dalam kurun waktu 5 tahun terakhir. | www.theatlantic.com

Lembaga pemerhati HAM dunia, Human Rights Watch menyebut Dan Na Ambassagou sebagai sosok yang paling bertanggung jawab

Hal ini tidak lepas dari peran pentingnya dalam menggerakan kelompok militan Dogon pada sejumlah penyerangan di Mali.

Dalam 5 tahun terakhir pun, Human Right Watch juga melaporkan terjadinya peningkatan jumlah serangan dan pembantaian di pedalaman Mali yang dilakukan oleh kelompok militan Dogon.

Artikel Lainnya

Pembantaian yang menewaskan 134 orang ini memang sungguh mengerikan. Apalagi melihat para korban yang dibakar hidup-hidup.

Semoga dengan perhatian PBB, pemerintah Mali bisa segera menyelesaikan konflik kemanusiaan ini sehingga perdamaian dan ketenangan tercipta di Mali.

Tags :