Lupa AHY? Demokrat Sentil Gibran, Baru Kali ini Anak Presiden Maju Pilkada!
13 Desember 2019 by refa dewaDemokrat Sentil Gibran : Baru Kali ini Anak Presiden Maju Pilkada!
Sempat menuai polemik, Presiden Joko Widodo akhirnya angkat bicara terkait putra sulungnya yang maju dalam Pilkada Solo. Pria yang akrab disapa Jokowi itu menjelaskan jika keikutsertaan Gibran Rakabuming itu adalah sebuah kompetisi.
Mendengar ucapan Jokowi itu, salah satu mantan partai penguasa era Presiden SBY, Partai Demokrat (PD) akhirnya menyinggung ucapan Jokowi yang sebelum-sebelumnya sempat berpidato jika keluarganya tidak tertarik terjun di dunia politik.
Lewat obrolan singkat dengan awak media, Ketua DPP PD, Jansen Sitindaon, mengingatkan jika baru kali ini pasca reformasi ada anak presiden yang "masih aktif" turut ikut serta dalam Pilkada.
Baru kali ini sejak reformasi ada anak presiden yang sedang menjabat maju Pilkada. Ini kan bukan hanya satu orang, dua orang sekaligus, padahal dulu di tengah pidato kampanye Pak Jokowi sering mengatakan kalau keluarga saya tidak ada satupun yang tertarik politik, ini tiba-tiba maju dua, anak dan menantu, ujar Ketua DPP Partai Demokrat, Jansen Sitindaon kepada wartawan, Kamis (12/12/2019).
Baca juga : Ikuti Jokowi, Gibran Kini Resmi Jadi Kader PDI-P. Benarkah Ikut Pilwalkot Solo?
Pengaruh nama sang ayah
Bagi Jansen majunya Gibran dalam pilkada Solo tentu wajib menjadi perhatian, pasalnya sudah barang mesti nama besar Jokowi akan berpengaruh terhadap elektabilis Gibran dan menantunya Bobby Nasution yang dikabarkan pula maju pada Pilkada Medan.
Oleh karena itu Jansen berharap kepada masyarakat agar lebih jeli alias melihat ke program kerja keduanya (Gibran dan Bobby), dan mengesampingkan pengaruh nama besar Jokowi.
Sedikit banyak embel-embel sebagai anak dan menantu ini, banyak efeknya lah. Seperti Bobby misalnya, tanpa embel-embel menentu Pak Jokowi rasanya sih pemberitaan terhadap dia tidak sespektakuler sekarang lah, ujar Jansen.
Pasti berpengaruh (nama besar), tinggal memang kalau tetap maju masyarakat harapan kita jangan silaulah dengan embel-embel itu. Tetaplah dilihat programya. Seperti kota Medan misalnya, Medan itu kan korupsi lah, banjir lah, aku kan orang sana, kriminalitas tinggi, nyaman itu murah di Medan, ini kan kompleks masalah di Medan. Kalau memang Bobby tetap maju masyarakat lihatnya programnya, jangan silau dengan embel-embelnya, lanjutnya.
Baca juga : Usai Gibran, Giliran Menantu Jokowi Daftar Cawalkot Medan. Netizen: Cucunya Nggak Sekalian?
Lebih jauh, Jansen mengakui hingga saat ini, dari Indonesia merdeka sampai melewati reformasi, belum ada aturan khusus yang melarang keluarga Presiden untuk maju sebagai calon kepala daerah. Oleh sebab itu, pihaknya meminta agar jika memang benar adanya, Gibran dan Bobby maju, keduanya tidak mendapatkan perlakuan khusus dari penyelenggara pemilu.
Secara hukum, regulasi tidak ada yang dilanggar, ini kan soal etika saja pantas nggak pantas saja. Belum lagi umum kita lihat kalau anak pejabat turun ke bawah dilayani berlebihan kan, apa lagi anak dan menantu presiden. Jadi aparatur kita juga yang di bawah itu jangan kalau istilah Pak Jokowi itu jangan cari muka. Pengusaha-pengusaha juga begitu, jati kompetisi jadi nggak fair kan. Pengawas pemilu itu harus lebih tajam melihat kompetisi di kedua tempat ini, kata dia.