Kontroversi Staf Khusus Jokowi: Dianggap Magang, Kerja 'Santai', Hingga Digaji 51 Juta!
25 November 2019 by Titis HaryoKebijakan staf khusus presiden dari kalangan milenial tuai banyak pertanyaan, terutama soal jam kerja ‘santai’ tapi gaji selangit. Hmmmm…
Tujuh anak muda yang ditunjuk Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menjadi staf khusus kepresidenan terus mendapatkan sorotan dari publik. Hal ini tidak lepas dari isu privilege, jam kerja ‘santai’ dan gaji selangit yang akan diberikan pada mereka.
Banyak yang menganggap hal ini sebagai sebuah gimik semata dari pemerintah untuk menguatkan diri di mata kalangan muda. Namun, tak sedikit juga yang memiliki rasa optimis pada kinerja staf khusus baru tersebut.
Tapi, tepatkah staf khusus presiden ala milenial ini digaji selangit tapi dengan jam kerja yang ‘santai’?
Presiden Jokowi berikan jam kerja ‘santai’ pada staf khusus
Kontroversi terus menyelimuti kebijakan Presiden Jokowi yang menunjuk 7 anak muda untuk mendampinginya dalam membangun Indonesia ke depan.
Nama-nama seperti Putri Tanjung (CEO Creativepreneur), Belva Devara (Founder Ruang Guru) hingga Andi Taufan Garuda Putra (CEO Amartha) akan diberikan banyak kemudahan saat menjabat sebagai staf khusus.
Baca Juga: Viral Pidato Nadiem Makarim Buat Hari Guru Nasional, Netizen: Mewakili Milenial!
Salah satu yang paling banyak diperbincangkan adalah jam santai yang mereka dapatkan. Hal ini juga dikuatkan oleh Presiden Jokowi saat memperkenalkan jika mereka tidak akan bekerja secara full time.
“Tidak full time, beliau-beliau sudah memiliki kegiatan dan pekerjaan,” ujar Jokowi di Istana Presiden, Kamis (21/11) lalu.
Intensitas pertemuan mereka pun dibuat sedemikian ‘santai’ oleh Presiden Jokowi agar para anak muda tersebut tetap bisa berinovasi pada bidangnya masing-masing sembari memberikan masukan untuk bangsa.
“Minimal seminggu, dua minggu, pasti ketemu,” cetus Jokowi.
Baca Juga: Heboh Kejagung Larang CPNS LGBT, PDI-P: CPNS Dilihat Dari Kompetensi!
Staf khusus Jokowi hanya dianggap sebagai gimik politik
Sejumlah politisi dan pengamat politik juga menilai jika langkah Jokowi mengangkat staf khusus presiden dari anak muda hanya sekedar gimik semata.
Juru Bicara Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Muhammad Kholid misalnya, dia merasa jika kebijakan ini terlalu berlebihan karena mengangkat banyak staf khusus.
“Tambun (gemuk) sekali (jumlah staf khusus). Adanya staf khusus, bukan hanya gimmick milenial, tetapi policy,”
Dilain pihak, Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra, Fadli Zon juga sedikit meragukan kemampuan para staf khusus milenial dalam membantu Presiden Jokowi.
“Cuma lipstik saja, pajangan sajalah begitu (staf khusus presiden),” ujar Fadli dikutip dari Kompas.com, Senin (25/11).
Kalangan peneliti juga menilai langkah Jokowi menetapkan staf khusus presiden bisa menunjukkan adanya aksi bagi-bagi kekuasaan alias oligarki yang menciderai prinsip efektifitas dan efisiensi pemerintah.
“Saya kira sih itu sudah jadi ciri khas utama pemerintahan Jokowi jilid II. Akomodatif yang akhirnya mengangkangi prinsip efisiensi dan efektivitas yang didengun-dengungkan,” uajr Peneliti Forum Masyarakat Peduli Parlemen (Formappi) Lucius, Karus dikutip dari Tirto.id, Senin (25/11).
Baca Juga: Calon Menteri Masa Depan, Ini Lho Deretan Anak Muda Yang Jadi Staf Khusus Jokowi!
Gaji selangit, tapi staf khusus presiden dianggap sebagai magang
Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh juga memberikan tanggapannya terkait penunjukan staf khusus Jokowi yang diambil dari kalangan milenial.
Dia menyebut jika kesempatan para anak-anak muda ini layaknya magang dalam perusahaan saat masa-masa kuliah.
“Ini katakanlah latihan kalau kamu di sekolah ada kampus, ada magang, kita kenal itu,” ujar Surya di Jatim Expo, Surabaya, Sabtu (23/11).
Padahal, menilik dari aturan gaji staf khusus yang tercantum dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 144 Tahun 2015 tentang Besaran Hak Keuangan bagi Staf Khusus Presiden, para anak muda tersebut akan menerima gaji mencapai Rp 51 juta per bulan.
Gaji tersebut pun sudah merupakan gaji pokok, tunjangan kinerja, hingga tunjangan pajak penghasilan. NIlai yang cukup kontras untuk seorang staf yang dianggap sebagai pekerja magang tentunya.
Kontroversi penunjukan staf khusus Presiden Jokowi dari kalangan milenial memang cukup memantik banyak reaksi di masyarakat.
Hal ini tidak lepas dari banyaknya previlege yang didapatkan para staf khusus dari gaji sebesar Rp 51 juta hingga jam kerja yang ‘santai’ dan menyesuaikan para staf.
Namun, semoga kebijakan ini benar-benar bisa memberikan manfaat bagi perkembangan keadilan dan kesejahteraan masyarakat Indonesia di masa depan.