Gebrakan Baru, KFC Berkolaborasi dengan Designer Muda Indonesia Masuki Dunia Apparel
14 Oktober 2019 by Keepo
Keren banget deh!
Merayakan HUT KFC Indonesia yang ke-40, untuk pertama kalinya KFC Indonesia memasuki dunia gaya hidup dengan menghadirkan koleksi eksklusif sneakers dan streetwear yang merupakan hasil kolaborasi dengan empat perancang muda Indonesia yaitu Never Too Levish, Argyle & Oxford, Evil Fact dan Sandalboys.
Kolaborasi KFC kali ini dengan para designer diawali oleh Never Too levish yang akan melelang 6 design sneakers eklusif KFC mereka di akun Instagram @Nevertoolevish. Sementara ketiga perancang lainnya Argyle & Oxford, Evil Fact dan Sandalboys menghadirkan serangkaian koleksi streetwear, sandal serta aksesoris yang dituangkan dalam gaya masing-masing.
“KFC memilih berkolaborasi dengan mereka karena mereka mewakili anak muda Indonesia yang berani berkarya menghadapi segala tantangan, hingga bisa membangun brand mereka seperti saat ini,” ujar Hendra Yuniarto selaku General Manager Marketing PT Fast Food Indonesia Tbk.
Never Too Lavish (NTL) yang terkenal dengan karya-karya custom hand-painted sneakers ini didirikan oleh Muhammad Haudy dan Bernhard Suryaningrat. Mereka ingin menonjolkan ikon Colonel Sanders dan slogan Jagonya Ayam di sepatu dengan warna dasar putih dan sentuhan warna merah KFC. Koleksi sepatu eksklusif ini akan dilelang di Instagram @nevertoolavish mulai Jum’at 11 Oktober dan berakhir pada 18 Oktober 2019 pukul 14.00.
Salah satu founder Never Too Levish Bernhard Suryaningrat mengatakan, berkolaborasi dengan KFC adalah sebuah tantangan baru baginya karena KFC merupakan sebuah brand makanan dan bertolak belakang dengan brand Never Too Levish.
Seru sih, tertantang banget karena kita harus membuat desain yang orang harus mau pake sneakers ini. Terlebih lagi KFC adalah produk makanan, dimana dipindahkan ke sepatu belum tentu semua orang tau kan? Jadi kita bikin desain yang bener-bener orang tetep mau pakai itu. Kita memperhatikan banget dari segi desainnya, segala macem nggak cuma asal nemplok-nemplok doang gitu.” tambah Bernhard Suryaningrat, saat konferensi pers di KFC Kemang, Jakarta (11/10/2019).
Designer berikutnya yang ikut berkolaborasi adalah Argyle & Oxford. Salah satu merek pakaian ready to wear ini menghadirkan design yang terinspirasi dari kisah Colonel Sanders dengan resep rahasianya, sehingga muncullah fried pride di hampir semua desain untuk KFC Indonesia seperti hoodie, kaos, kemeja dan kaos kaki.
Setelah NTL dan Argyle, perancang muda lain yang digaet oleh KFC adalah Laurensius Teguh Pramono dengan mereknya Evil Fact. Mereka ingin menggabungkan karakter Evil dengan logo iconic Colonel Sanders dengan memadupadankan warna khas KFC yaitu merah, putih dengan warna khas Evil yang hitam. Desain Evil untuk KFC juga memperhatikan cutting, detail, dengan beberapa logotype Evil yang mengadaptasi tagline KFC “finger lickin goods” yang dihadirkan pada kaos, kemeja, jaket, topi, dan totebag.
Sementara itu, designer terakhir yang bergabung dengan campaign ini adalah seorang pemuda asal Indonesia Andrew Dharmosetio dengan merknya Sandalboyz yang tak hanya eksis di pasar domestik, namun juga telah merambah ke pasar Internasional. Andrew menghadirkan Colonel Sanders dan warna KFC yaitu merah dan putih pada dua desain Sandalboyz yang unik. Pemilihan bucket KFC sebagai inspirasi adalah untuk menggambarkan kebersamaan dalam keluarga, seperti yang selama ini diutamakan oleh KFC.
Seluruh koleksi streetwear dan sneakers dari keempat designer rencananya akan hadir di Jakarta Fashion Week tanggal 19 Oktober mendatang. Sneakers NTL sendiri akan ditawarkan melalui lelang, sementara Argyle & Oxford serta Evil Fact akan ditawarkan terbatas di Fashionlink Showroom & Market, The Hall Senayan City lantai 8 pada 21-25 Oktober 2019. Terakhir, koleksi SandalBoyz bisa didapatkan oleh konsumen dan pecinta streetwear mulai November 2019 di pop-up KFC Kemang.
Nantinya, seluruh hasil lelang sneakers dan penjualan streetwear akan diserahkan kepada Divers Clean Action, yaitu komunitas pemuda peduli masalah sampah laut terutama di daerah pesisir. Targetnya di masing-masing desa akan mengedukasi kurang lebih 150 KK dan minimal 100 siswa sekolah. Mereka akan diedukasi dan dibimbing selama 6 bulan tentang bagaimana mengurangi sampah serta memilah sampah yang dapat didaur ulang agar nggak mencemari daerah pesisir pantai.
