Ekspansi Go-Jek ke Malaysia Ditolak, Takut Picu Meningkatnya Pelecehan Seksual!

Gojek ke Malaysia
Gojek ke Malaysia | Keepo.me

Pebisnis dan anggota parlemen Malaysia memperdebatkan rencana ekspansi Go-Jek ke Malaysia

Decacorn karya anak bangsa, Go-jek, merencanakan untuk memperluas jangkauannya hingga ke Malaysia. Ide ini menimbulkan pro dan kontra di negeri jiran tersebut. Di level parlemen, wacana ekspansi Go-jek ke Malaysia ini pun menjadi agenda tersendiri.

Sebenarnya ide perluasan ini sudah mendapat restu dari PM Malaysia Mahathir beserta kabinet kerjanya. Menteri Pemuda dan Olahraga Malaysia Syed Saddiq menilai masuknya Go-jek akan membuka peluang kerja bagi anak muda Malaysia.

Gojek ke Malaysia
Ekspansi Go-Jek ke Malaysia | Keepo.me

Dilansir dari Tempo, meski ide ini sudah mendapat restu dari Perdana Menteri Mahathir namun di parlemen ide ini masih diperdebatkan. Anggota Parlemen Malaysia dari Partai Islam Se-Malaysia Aman Razali menilai layanan Go-jek akan memicu peningkatan kasus pelecehan seksual di Malaysia.

“Ini sama dengan membiarkan para pengguna non-syariah bisa berinteraksi dengan lawan jenis. Ini juga meningkatkan rata-rata kecelakaan sepeda motor dan berdampak pada kualitas transportasi publik. Go-jek juga bisa berkontribusi pada polusi udara,”

Baca Juga: Berduaan Dengan Perempuan di Hotel Bandung, Aceng Fikri Terjaring Razia Satpol PP

Kekhawatiran serupa juga disampaikan oleh anggota Senat Husain Awang yang menilai adanya Go-jek akan mengarah pada kriminalitas dan meningkatkan risiko terjadinya pelecehan seksual. Husain pun mengklaim bahwa telah terjadi peningkatan kasus pelecehan seksual di Indonesia karena adanya layanan Go-Jek.

Protes senada disampaikan pula oleh para pebisnis di Malaysia. Salah satu protes keras diungkapkan oleh bos perusahaan Big Blue Taxi Services Malaysia, Shamsubahrin Ismail. Dilansir dari Suara, ia tak setuju dengan rencana ekspansi Go-Jek ke Malaysia karena beberapa alasan.

Pertama, Ismail menilai Go-Jek tidak dapat dijadikan karier yang menjamin masa depan anak-anak muda Malaysia. Menurutnya Go-Jek dapat berhasil di Indonesia karena angka kemiskinan di Indonesia masih sangat tinggi, tidak seperti di Malaysia.

“Gojek berhasil di Indonesia karena angka kemiskinan mereka sangat tinggi, tidak seperti di Malaysia,”

Baca Juga: Usulkan RUU Anti Godaan Perempuan, Pejabat Malaysia Tuai Kecaman

Selain itu, Ismail memandang bahwa budaya di Indonesia dan Malaysia berbeda. Di Indonesia, berboncengan dan memeluk pengemudi merupakan hal yang biasa dilakukan namun di Malaysia hal ini tidak diinginkan.

“Juga budaya mereka berbeda. Di Indonesia, perempuan bisa memeluk pengemudi, tetapi bagaimana di Malaysia? Apakah kita ingin perempuan-perempuan kita memeluk ojek?” ujar Ismail.

Kekhawatiran masyarakat Malaysia terkait keamanan layanan ojek online ini juga ditanggapi oleh PM Malaysia Mahathir.

“Jika Anda tidak merasa aman, jangan gunakan itu (moda transportasi sepeda motor). Kamu punya pilihan. Kami tidak memaksa siapapun untuk menggunakan layanan transportasi sepeda motor,” ucap Mahathir dikutip dari Kompas.

Artikel Lainnya

Bagaimana menurutmu? Apakah benar keberadaan layanan Go-Jek berpotensi memicu peningkatan aksi kriminal serta pelecehan seksual? Tak bisa dipungkiri, di Indonesia sendiri sempat terjadi beberapa kali bentuk pelecehan seksual yang dilakukan oleh pengemudi ojek online. Akan tetapi patutkah mempersalahkan keberadaan layanan ojek online untuk ini?

Tags :