Ebba Akerlund, Gadis Cilik yang Dijadikan Dalih Aksi Terorisme Brenton Tarrant
17 Maret 2019 by LukyaniEbba adalah salah satu korban penyerangan di Swedia pada 2017
Tidak ada dalih apapun yang bisa membenarkan tindakan terorisme. Termasuk bagi pelaku teror di dua masjid di Selandia Baru pada Jumat, 15 Maret 2019. Aksi penembakan di Selandia Baru tersebut merenggut hingga 49 nyawa dan 48 korban lainnya dilarikan ke rumah sakit karena luka-luka.
Brenton Tarrant akui balas dendam untuk Ebba Akerlund
Adalah Brenton Tarrant, salah satu pelaku yang bertanggung jawab atas tindakan keji di Kota Christchurch, Selandia Baru. Tarrant mengungkapkan sejumlah alasan yang mendasarinya melakukan aksi tidak berperikemanusiaan tersebut. Mulai dari supremasi kulit putih, anti-imigran, hingga balas dendam.
Tarrant juga menyebut sederetan nama saat ia mengungkapkan alas penembakan yang ia lakukan. Salah satu yang ia sebut adalah Ebba Akerlund. Tarrant beralasan bahwa pembunuhan sadis yang ia lakukan adalah balas dendam untuk kematian Ebba Akerlund.
Tarrant merupakan salah satu pelaku penembakan yang kini telah ditangkap oleh aparat kepolisian. Tarrant diidentifikasi sebagai warga negara Selandia Baru kelahiran Australia. Ia adalah seorang ekstremis sayap kanan yang tidak termasuk dalam daftar nama teroris yang dicatat oleh pemerintah Selandia Baru.
Siapa Ebba Akerlund?
Ebba Akerlund adalah seorang gadis berusia 11 tahun yang meninggal pada April tahun 2017.
Dikutip dari BBC News, Akerlund adalah korban meninggal saat terjadi serangan terorisme di Drottninggatan, Kota Stockholm, Swedia. Akerlund yang menjadi korban termuda dalam tragedi itu. Seharusnya ia merayakan hari ulang tahunnya beberapa hari setelah tragedi yang menewaskan dirinya.
Saat kejadian penyerangan berlangsung, Akerlund sedang berjalan dari rumah menuju sekolah. Tiba-tiba, sebuah truk yang melaju kencang menabrak Akerlund. Truk tersebut dikemudikan oleh pelaku teror, Rahmat Akilov, yang merupakan imigran ilegal.
Akilov mengendarai truk dengan sangat berbahaya. Ia menabrak kerumunan hingga masuk ke dalam tempat perbelanjaan Ahlens. Tidak hanya Akerlund, empat orang lain pun tewas dalam kejadian ini.
Orangtua Akerlund sempat memberikan pengumuman orang hilang melaui internet. Tidak lama, polisi pun memberi kabar bahwa putri mereka telah menjadi korban dan meninggal dunia dalam serangan teroris.
Stefan, ayah dari Akerlund, mengatakan bahwa ia merasa hancur. Anaknya tidak sempat merayakan hari paling bahagia dalam hidupnya.
Duka Swedia atas Tewasnya Ebba Akurlend
Atas meninggalnya Akerlund, sejumlah warga Swedia menyampaikan simpati dan dukungan untuk keluarga Akerlund. Teman-teman di sekolahnya pun menggelar doa bersama untuk mengenang Akerlund.
“Sepenuh hati kami mengucapkan terima kasih untuk kehangatan dan cinta yang kalian telah berikan kepada kami di masa sulit ini. Sekarang kami butuh kedamaian dan ketenangan untuk menghadapi kesedihan ini,” ungkap keluarga Akerlund.
Pemerintah Swedia pun kabarnya memberikan bantuan dana untuk keluarga Akerlund sebesar 60 ribu konor atau setara dengan Rp 92 juta. Meski demikian, kepergian Akerlund tidak akan pernah dilupakan oleh keluarga dan kerabatnya.
Tindakan penyerangan yang menewaskan Akerlund dan korban lainnya memang patut dikutuk dan dikecam. Namun tidak lantas hal ini menjadi pembenaran untuk membalas dendam dan kembali membunuh. Kekerasan yang dibalas dengan kekerasan hanya akan menjebak dalam lingkaran kekerasan yang tak berujung.