Duel Celurit Siswa SMK Tewaskan 1 Orang Pelajar! Tersangka Masih Di Bawah Umur

Ilustrasi duel celurit antar pelajar
Ilustrasi duel celurit antar pelajar | www.google.com

Kerap disebut ajang pembuktian diri, pantaskah nyawa jadi taruhannya?

Tawuran antar pelajar masih saja menjadi salah satu masalah sosial di Indonesia. Beberapa waktu lalu terjadi duel antar siswa SMK di Bogor yang berakhir dengan satu orang tewas.

Dalam duel yang menggunakan celurit tersebut, dua orang pelajar kini telah ditetapkan sebagai tersangka.

Ilustrasi duel celurit antar pelajar
Celurit yang digunakan untuk duel maut antar pelajar | wartakota.tribunnews.com

Kronologi kejadian duel berdarah itu terjadi pada Kamis (22/8) tepatnya di Desa Wanagerang, Gunung Putri, Kabupaten Bogor. Para siswa yang akan terlibat duel tersebut sebelumnya sudah janjian untuk bertemu di depan sebuah pabrik.

Baca juga: 3 Remaja Bekasi Terciduk Gara-gara Bawa Celurit untuk Tawuran

Adalah koran berinisial A (17) yang merupakan siswa SMK AM, menentukan tempat dan waktu dengan J (17) dan AM (17). Ketiganya lalu bertemu, kemudian mereka melakukan duel 1 lawan 1 dengan menggunakan senjata tajam celurit.

Baca juga: Miris! Anak SMP Tawuran hingga Menewaskan 1 Pelajar Akibat Luka Bacok. Netizen: "Calon-calon Tukang Parkir Liar Masa Depan"

Korban, A, terkena ayunan celurit di beberapa bagian tubuhnya yang membuatnya meninggal, kemudian teman-temannya kabur melarikan diri dari lokasi.

"Akibat dari perkelahian tersebut, korban terkena sabetan celurit di bagian tangan sebelah kanan dan paha kaki sebelah kanan serta kepala kemudian pelaku dan teman-temannya melarikan diri dari lokasi. Akibat dari perkelahian tersebut, korban meninggal dunia," kata Kapolres Bogor AKBP Andi Moch Dicky kepada wartawan, Senin (2/9/2019) dikutip melalu Detik.com.

Kini, AM dan J harus mempertanggungjawabkan perbuatannya dan telah ditetapkan sebagai tersangka atas kematian A.

Artikel Lainnya

Mengingat kedua tersangka masih berada di bawah umur, maka kasusnya ditangani sesuai dengan Undang-undang Perlindungan Anak.

Diketahui dari hasil interogasi, Dicky menyebut bahwa pelajar-pelajar tersebut dalam rangka pembuktian diri dan saling menantang satu sama lain.

"Kita amat prihatin atas kejadian ini, kita berharap di Bogor ini ada penanganan terhadap anak yang terlibat tawuran agar ada perlakuan yang khusus. Dan kita meminta kepada masyarakat agar bersama-sama menjaga dan mengawasi anak kita terutama kepada orang tua, jangan sampai hal ini terulang kembali," ujar Dicky.

Polisi juga menaruh curiga bahwa siswa-siswa yang terlibat dalam duel yang menewaskan satu orang ini kerap juga ikut tawuran.

"Kepolisian berharap adanya pengawasan ekstra terhadap alat Komunikasi dan kegiatan dari pihak sekolah serta orang tua dalam memperhatikan murid atau anak-anaknya. Diharapkan sekolah memberikan kegiatan ekstrakurikuler dan pembinaan rohani terhadap muridnya agar tidak dapat terpengaruh oleh hal-hal yang negatif seperti tawuran," kata Dicky.

Menanggapi aksi tawuran atau duel antar pelajar yang tak jarang menimbulkan korban jiwa, mestinya lingkungan sosial anak memberikan pengawasan lebih.

Mulai dari orangtua, sampai dengan guru di sekolah perlu memperhatikan lebih dan membuat lebih banyak aktifitas positif yang mampu menghindarkan siswa dari pikiran-pikiran buruk.

Tags :