Demonstrasi di Chile Memanas, Dua Polwan Terbakar Bom Molotov

Polwan terbakar bom molotov di Chile
Polwan terbakar bom molotov di Chile | www.latercera.com

Dua polwan di Chile alami luka bakar karena bom molotov

Unjuk rasa menentang kenaikan tarif transportasi di Chile masih berlanjut. Bentrokan antara pengunjuk rasa dan anggota polisi pun tidak terelakkan. Dalam bentrokan yang terjadi di Kota Santiago, Chile, ini dua orang polisi wanita terbakar akibat lemparan bom molotov.

1.

Polwan terbakar bom molotov

Polwan terbakar bom molotov di Chile
Polwan terbakar bom molotov di Chile | www.metro.us

Para pengunjuk rasa di Chile hingga saat ini masih melakukan protes tarif transportasi sekaligus meminta pemerintah untuk memperbaiki kondisi ekonomi di Chile.

Kerusuhan pun tak terhindarkan dalam unjuk rasa tersebut. Massa pengunjuk rasa merusak sejumlah toko, fasilitas umum, hingga membakar barang-barang di tengah pusat perbelanjaan di Kota Santiago, Chile.

Dalam unjuk rasa yang digelar pada Senin, 4 November 2019, bentrokan antara pengunjuk rasa dan anggota polisi pun terjadi. Polisi yang diturunkan menggunakan gas air mata dan water cannon untuk menghalau massa.

Baca Juga: Ugal-Ugalan Terobos Lampu Merah, Bus Trans Jogja Tabrak Pelajar Hingga Tewas!

Dilansir oleh Reuters, dua orang polisi wanita terkena lemparan bom molotov dalam bentrokan tersebut. Adalah Maria Jose Hernandez Torres (25 tahun) dan Abigail Catalina Aburto Cardenas (20 tahun) harus mendapatkan perawatan serius karena mengalami luka bakar.

Saat tubuh Maria dan Abigail terbakar, para petugas polisi anti huru hara pun berusaha untuk menolong mereka. Adapun Maria dan Abigail merupakan anggota pasukan khusus polisi Kota Santiago.

2.

Awal unjuk rasa di Chile

Polwan terbakar bom molotov di Chile
Polwan terbakar bom molotov di Chile | www.thestar.com.my

Sejak Jumat, 18 Oktober 2019, ribuan warga Chile memadati pusat Kota Santiago dan melakukan aksi unjuk rasa. Mereka memprotes kenaikan tarif transportasi yang berpengaruuh pada naiknya beban biaya hidup.

Baca Juga: Remaja Pembawa Merah Putih Saat Demo RUU Segera Disidang, Tagar #BebaskanLuthfi Trending!

Dikutip dari Kumparan, aksi demo tersebut diwarnai dengan kericuhan. Tak hanya merusak fasilitas dan membakar barang, 11 orang pun dilaporkan tewas dalam unjuk rasa tersebut.

Melihat peristiwa ini, Presiden Chile, Sebastian Pinera, mengambil langkah dengan mendeklarasikan darurat nasional. Pemerintah pun menyatakan perang kepada massa pengunjuk rasa.

Bahkan, pada Senin, 21 Oktober 2019, militer Chile telah memberlakukan am malam. Jenderal Javier Iturriaga mengatakan jam malam berlaku sejak pukul 8 malam hingga 6 pagi waktu setempat. Untuk sementara, situasi keamanan Chile pun diserahkan kepada militer.

Baca Juga: Dulu Ejek Indonesia, Ternyata Kini Sea Games Filipina Fail Banget. Begini Kondisinya!

3.

Kekhawatiran pemerintah Indonesia

Polwan terbakar bom molotov di Chile
Demonstrasi di Chile | www.aljazeera.com

Unjuk rasa besar-besaran di Chile rupanya menularkan kekhawatiran pada pemerintah Indonesia. Sebagaimana diketahui, Presiden Joko Widodo telah memutuskan kenaikan tarif iuran BPJS Kesehatan hingga 100 persen mulai 1 Januari 2020.

Jokowi khawatir jika sosialisasi mengenai kenaikan tarif BPJS Kesehatan ini tidak tepat, maka akan muncul unjuk rasa besar-besaran seperti yang teerjadi di Chile. Pasalnya, keduanya memiliki kesamaan, yakni kenaikan tarif layanan publik.

“Itu (kasus Chile) dipicu oleh isu kecil mengenai kenaikan tarif transportasi, kemudian menimbulkan gejolak yang berkepanjangan dan diikuti perombakan besar-besaran di kabinet. Tetap itu pun tidak meredam gelombang demonstrasi besar-besaran yang berujung pada anarkis,” ujar Jokowi, dikutip dari Kumparan.

Artikel Lainnya

Saat ini tuntutan masyarakat Chile bukan sekadar masalah tarif transportasi. Mereka menuntut pemerintah agar menaikkan pendapatan, memangkas ketimpangan, memberlakukan pajak dengan adil, dan lain-lain. Masyarakat Chile menilai selama beberapa tahun pemerintah tidak mampu memperbaiki ekonomi Chile.

Tags :