Buronan Dunia, Kapal Pencuri Ikan ini Tak Berkutik di Tangan “Preman Laut” Indonesia, Menteri Susi Pudjiastuti
22 Februari 2019 by MoseslazJangan berani nyuri di Laut Indonesia deh kalau gak mau "ditenggelamkan" Susi Pudjiastuti!
TNI Angkatan Laut dan Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti kembali jadi sorotan. Di tangan TNI AL dan Menteri Susi Pudjiastuti berhasil menangkap kapal pencuri ikan yang paling diburu dunia. Jauhkan bayanganmu kapal pencuri ikan paling buron di dunia tersebut dipenuhi dengan teknologi canggih karena Andrey Dolgov hanya sebuah kapal ikan berkarat.
Popularitas kapal dengan nomor lambung FN STS-50 tersebut sudah tersiar karena tindak pencurian ikannya hingga dikejar sejumlah negara di dunia. Dalam satu kali operasi, Andrey Dolgov bisa menangkap ikan bernilai 6 juta dollar atau sekitar Rp 84 miliar.
Cara kerja kapal ini tentunya ilegal, dengan membawa tangkapan ke pesisir dan menjualnya ke pasar gelap atau mencampurnya dengan ikan tangkapan yang legal. Meski ilegal, ikan-ikan tangkapan Andrey Dolgov ini tetap berakhir di rak-rak pusuat perbelanjaan atau meja restoran.
Dampak pencurian ikan ini sangat luas dan signifikan menghancurkan persediaan alami ikan, industri perikanan, dan kepercayaan konsumen. Selama 10 tahun Andrey Dolgov beroperasi secara ilegal dan diperkirakan telah mencuri ikan bernilai setidaknya 50 juta dollar AS atau sekitar Rp 702 miliar.
Ironisnya, operasi ilegal semacam ini kerap kali melibatkan para pejabat publik yang korup, pencucian uang, dan perbudakan. Kru kapal tersebut menjalani kerja paksa, dipenjarakan dalam kapal, ribuan kilometer dari kampung halaman mereka.
Salah satu ikan yang menjadi incaran adalah toothfish yang kerap disebut emas putih karena harganya yang amat mahal. Namun, untuk menangkap ikan ini sebuah perusahaan atau kapal nelayan membutuhkan izin khusus. Kapal ini pertama kali menarik perhatian internasional pada Oktober 2016 ketika pemerintah China memergoki kapal ini mencoba menurunkan toothfish tangkapan secara ilegal. Saat itu, kapal tersebut sudah menggunakan nama Andrey Dolgov dan mengibarkan bendera Kamboja, dioperasikan sebuah perusahaan di Belize, Amerika Tengah.
Berawal dengan kabar adanya kapal pencuri ikan menuju perairan Indonesia, Susi Pudjiastuti memberi lampu hijau kepada AL Indonesia untuk mengejar dan menangkap kapal tersebut. Saat memasuki Selat Malaka yang sibuk sinyal AIS Andrey Dolgov menghilang, bercampur dengan sinyal kapal lain di kawasan tersebut.
Akhirnya AL Indonesia hanya mengandalkan kalkulasi berdasarkan informasi yang didapatkan dari Kilgour dan timnya untuk memperkirakan lokasi kapal tersebut. AL Indonesia kemudian mengirim KRI Simeulue 2, kapal patroli pantai untuk mengejar dan menghentikan Andrey Dolgov.
"Selama 72 jam terakhir semua orang terlibat dan nyaris tidak tidur," kata McDonnell dari Interpol.
Saat Andrey Dolgov akhirnya masuk ke jangkauannya, KRI Simeulue 2 dan markas penjaga pantai berhasil mencegat sinyal AIS kapal pencuri itu. Setelah berhasil memastikan identitasnya, KRI Simeulue 2 langsung mengejar hingga jarak 60 mil dari Sabang, sebelah tenggara Pulau We.
KRI Simeulue 2 memerintahkan kapten Andrey Dolgov untuk berhenti agar personel AL Indonesia bisa naik ke kapal itu. Di atas kapal, personel AL Indonesia menemukan kapten dan lima awak lain berasal dari Rusia dan Ukraina. Sisa awak terdiri dari 20 orang Indonesia yang mengklaim mereka tak tahu jika kapal tempat mereka bekerja adalah pencuri ikan.
Para awak ini kemudian diperlakukan sebagai korban penyelundupan manusia dan perbudakan. Kapten kapal, pria Rusia bernama Aleksandr Matveev, kemudian dijatuhi hukuman penjara empat bulan dan denda Rp 200 juta setelah dinyatakan bersalah melakukan pencurian ikan. Kru lain asal Rusia dan Ukraina dideportasi ke kampung halaman mereka.
"Setelah pemeriksaan, kami menemukan bahwa F/V STS-50 melanggar undang-undang perikanan Indonesia," kata Menteri Susi.
"Pencurian ikan adalah musuh bersama dan semua negara harus membantu untuk memerangi dan menghapuskannya," kata Susi.
Ini tentunya menjadi sebuah prestasi bagi AL Indonesia dan Susi Pudjiastuti dengan “kesangaran” nya berhasil menangkap kapal paling buron di dunia. Menteri Susi Pudjiastuti memang dikenal tidak menoleransi kapal pencuri ikan yang masuk wilayah perairan Indonesia, jargonnya pun terkenal “Tenggelamkan”, karena sering menenggelamkan kapal pencuri ikan yang tertangkap. Bangga tentunya sebagai masyarakat Indonesia, Salut!