Bung Karno Juga Pernah Tertipu Raja Ratu Palsu, Namaya Idrus dan Markonah!

ilustrasi | google.com

Namanya raja Idrus dan ratu Markonah!

Viralnya kerajaan-kerajaan halu dalam beberapa minggu terakhir memang cukup menyita perhatian khayalak. Diawali dengan Keraton Agung Sejagat (KAS), Sunda Empire, dan yang paling baru King of The King (KOK) di Tangerang.

Munculnya kerajaan-kerajaan "halu" tersebut meski tidak serta merta dipicu oleh karena ketidakpuasan pemerintahan yang sah, tapi juga karena ada segelintir oknum yang memanfaatkan untuk meraup keuntungan dari upeti yang ditarik dari setiap anggotanya.

Sebut saja KAS, yang sebelumnya dikabarkan menarik upeti dari jutaan hingga belasan juta sebagai prasyarat tergabung dan mendapatkan status sosial lebih tinggi dari masyarakat kebanyakan.

Berbeda halnya dengan Sunda Empire yang malah mengeluarkan statmen-statmen melenceng dari alur sejarah yang ada, sehingga mau tidak mau pihak berwajib dalam hal ini kepolisian melakukan tindakan tegas dengan menangkap satu per satu otak dibalik kerajan penuh halusinasi tersebut.

Berbiara soal kerajaan, Indonesia sebagai negara kesatuan memang tak lepas dari peran kerajaan di masa lampau, contohnya Keraton Ngayogyakarta yang tercatat turut andil dalam kemerdekaan republik ini, dan belasan hingga puluhan kerajaan-kerajaan lain yang memilih melebur untuk bergabung menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Raja dan Ratu Anak Dalam

Rupanya kasus kerajaan halu tidak hanya terjadi di jaman milenial belaka, jauh kebelakang tepatnya tahun 1950-an, kerajaan halu juga pernah menghebohkan publik saat itu, dan korbannya bukan rakyat jelata, tapi Bapak Pendiri Bangsa, Bung Karno.

Gilanya lagi, raja dan ratu fiktif itu juga pernah disambut bak tamu kehormatan di Istana Kepresidenan, mendengar faktanya jika raja dan ratu itu hanyalah sandiwara, kala itu Bung Karno pun menjadi bulan-bulanan masyarakat dan juga beberapa media.

Lalu siapakah raja dan ratu fiktif yang berhasil memperdaya orang nomor satu di Indonesia kala itu? Dikulik lebih jauh lagi, raja dan ratu itu adalah pasangan bernama Idrus dan Markonah, keduanya mengaklaim sebagai raja dan ratu dari suku Anak Dalam di Wilayah Lampung.

Menurut sejarahwan alumnus Universitas Pramadina Hendri F Isnaeni mengatakan alasan kenapa pihak istana langsung percaya begitu saja, karena keduanya datang berniat menyumbang harta benda untuk keperluan merebut Irian Barat dari kekuasaan Belanda. Bahkan saking viralnya di jamannya, Presiden Soekarno pun mengundang keduanya ke Istana negara.

Raja Idrus dan Ratu Markonah mendapat liputan media massa besar-besaran. Mereka juga sempat diterima Presiden Soekarno di Istana, ungkap Hendri.

Baca juga : Kaisar Rangga : Sejak PD 2, Negara Baru Wajib Sowan Dulu ke Sunda Empire!

ilustrasi | www.tribunnews.com

Lalu apakah penyamaran keduanya berhasil, sepertinya tidak juga. Pasalnya saat Raja Idrus dan Ratu Markonah memenuhi undangan Bung Karno, sang ratu keceplosan memakai Bahasa Jawa.

Dan bisa ditebak, tak butuh lama, identitas keduanya pun terungkap, keduanya bukanlah raja dan ratu yang selama ini dikenal publik, tapi hanyalah warga biasa.

Idrus diketahui berprofesi sebagai tukang becak, sedangkan Markonah adalah mantan pekerja seks komersial yang biasa mangkal di Tegal, Jawa Tengah.

Awalnya keduanya begitu menarik perhatian, apalagi ratu Markonah yang selalu mekakai kaca mata hitam saat tampil di hadapan publik.

Itu sempat diterima (Presiden Soekarno di Istana Negara). Ketahuan oleh ajudan Presiden kalau Markonah memakai bahasa Jawa, kata Sosiolog Universitas Indonesia Imam Prasodjo saat dihubungi Kompas.com, Rabu (29/1/2020).

Tak berhenti sampai disitu, usai lepas dari penjara atas penipuan yang melibatkan pemimpin negara, raja idrus ternyata tak jera, dirinya masih melakukan penipuan kepada sejumlah pengusaha di Lampung sebelum akhirnya dicokok polisi di Kotabumi, Lampung.

Fakta ini tertulis apik dalam catatan Kompas edisi 9 Agustus 1968, Raja Idrus mengaku sebagai anggota Intel Kodam V Jaya dan anak buah petinggi TNI yakni Mayor Simbolon.

Usai sang raja ditangkap, kini giliran sang ratu yang lagi-lagi harus kembali ke hotel prodeo karena kasus yang sama, kembali ke dunia prostitusi, dilansir dari Kompas edisi 21 Agustus 1968, ratu Markonah ditangkap di Pekalongan, Jawa Tengah.

Baca juga : Kaisar Sunda Empire Klaim Bisa Hentikan Perang Nuklir!

ilustrasi | www.tribunnews.com
Artikel Lainnya

Dalam proses penyelidikan, Markonah nekat kembali ke dunia pelacuran karena dirinya sudah bukan milik raja idrus, usai bercerai dan keluar dari penjara, markonah kembali menjajakan diri sebagai PSK.

Tags :