Bak Cerita Sinetron, Seorang Pria Habiskan 60 Tahun Hidup Miskin Karena Tertukar

Ilustrasi
Ilustrasi | unsplash.com

Tuntut RS hingga Rp32 miliar!

Apa yang terjadi ketika kita mengetahui bahwa keluarga yang selama ini bersama bukanlah keluarga biologis kita? Itulah yang harus dihadapi oleh seorang pengemudi truk asal Jepang, ketika dia mengetahui bahwa selama ini ia merupakan 'anak' yang tertukar.

Lebih dari 6 dekade ia harus merasakan kehidupan bersama keluarga berbeda. Hal itu lantaran kesalahan perawat di rumah sakit tempat ia dilahirkan, justru keliru mengembalikannya pada ibu yang berbeda setelah ia dimandikan.

Ia pun harus menghabiskan puluhan tahun menjalani hidup yang tak seharusnya dia jalani. Sementara dirinya harus bekerja keras siang malam demi keluar dari jeratan kemiskinan, di sisi lain posisinya justru digantikan oleh anak yang tertukar dengannya dan menikmati pendidikan swasta hingga menjalankan bisnis real estatenya sendiri.

Puluhan tahun hidup dalam jeratan kemiskinan

Pria yang memilih tak disebutkan identitasnya ini mengaku sempat kaget dan tak percaya ketika mengetahui kebenaran dari keluarganya. Bahkan ia mengaku tak ingin mempercayai kenyataan tersebut.

"Saya mungkin memiliki kehidupan yang berbeda. Saya ingin (rumah sakit) memutar kembali waktu ke hari saya lahir," ujar sang pria dilansir Keepo (7/4/21) dari The Sidney Morning Herald.

Selama 60 tahun tertukar, alih-alih hidup makmur yang ditakdirkan, pria itu hidup dari cek kesejahteraan dan dibesarkan di sebuah apartemen kecil yang tidak memiliki peralatan listrik. Ibunya yang ia anggap sebagai ibu kandungnya harus membesarkannya dan dua saudara kandung setelah sang ayah meninggal ketika dia berusia dua tahun.

Selama itu pula ia tinggal di sebuah hunian satu kamar dan menghabiskan waktu mudanya dengan belajar sambil bekerja. Pasalnya selain membantu perekonomian keluarga, ia juga harus membantu merawat salah satu dari saudara non-biologisnya yang mengidap stroke.

Berbanding jauh dengan anak yang menggantikan tempatnya. Ia tumbuh sebagai anak sulung dari empat bersaudara dan menikmati kehidupan mewahnya. Dimana ia mendapatkan fasilitas tutor pribadi hingga mengenyam pendidikan ke jenjang perguruan tinggi.

Ilustrasi
Ilustrasi Bayi Baru Lahir | unsplash.com

Pihak keluarga sadar dan lakukan tes DNA

Kesalahan ini pun baru terungkap pada tahun 2009, setelah saudara-saudara aslinya menyadari jika sang kakak tertuanya tidak memiliki kemiripan dengan seluruh anggota keluarga. Mereka memutuskan memeriksa catatan rumah sakit dan meminta adanya tes DNA, dimana hasilnya sesuai dengan apa yang mereka duga. Pertemuan antara saudara kandung yang tertukar dengan keluarga aslinya pun baru terjadi pada tahun 2011.

Pria yang dibesarkan dalam kemiskinan itu pun tak bisa menutupi rasa sedihnya karena tidak pernah mengenal orang tua kandungnya. Kesedihan itu kian membuncah karena kedua orang tuanya kini telah tiada. Membuatnya seolah ditampar kenyataan tiap kali memandang potret orang tuanya.

"Ketika saya mengetahui tentang orang tua saya yang sebenarnya, saya berharap saya dibesarkan oleh mereka, Itu benar. Ketika saya diberikan foto orang tua [asli] saya, itu membuat saya ingin melihat mereka. Setiap kali saya melihat foto mereka, selama beberapa bulan air mata akan mengalir," katanya dikutip Keepo (7/4/21) dari CNBC.

Rumah sakit dituntut membayar kerugian hingga miliaran rupiah

Kekeliruan yang menyebabkan seorang anak harus terpisah selama puluhan tahun dengan keluarga aslinya ini pun, berujung pada gugatan terhadap pihak rumah sakit ke pengadilan. Dimana pengadilan menggugat Rumah Sakit San Ikukai Tokyo, untuk membayar 38 juta Yen (Rp3,9 miliar). Jumlah yang jauh lebih sedikit dari gugatan awal yakni 250 juta Yen atau senilai Rp 32 miliar.

"Mustahil untuk menilai skala rasa sakit dan kekecewaan yang harus diderita oleh orang tua dan pria tersebut, karena mereka kehilangan kesempatan untuk menikmati hubungan orang tua-anak mereka selamanya," ujar Hakim Masatoshi Miyasaka

Sementara itu, ia mengungkapkan ada kemungkinan jika selama ini ibu yang membesarkannya telah merasa bahwa ia bukanlah anak kandungnya. Pernyataan itu pun dibenarkan oleh adik kandungnya, dimana mendiang ibu mereka sempat mengatakan bahwa bayi pertamanya kembali dengan pakaian yang salah setelah dimandikan perawat rumah sakit.

Meski harus jalani kehidupan sebagai orang lain. Dirinya tetap berterima kasih kepada orang tua yang telah membesarkannya dan juga kedua orang tua kandungnya.

Artikel Lainnya

Pria tersebut pun mengaku tak ada alasan ia kemudian harus membenci pria yang menggantikan posisinya, sebab dalam hal ini keduanya merupakan korban. Ia kini hidup bersama keluarga aslinya sejak pemberitaan terkait mulai ramai di tahun 2013 silam.

Tags :