Bahasa Inggris Jokowi di KTT G20 Disorot Warganet, Luhut: Saya Juga Medok!
06 Juli 2019 by Talitha FredlinaLuhut bela kemampuan Bahasa Inggris Jokowi di pertemuan KTT G20 kemarin
Kemampuan Bahasa Inggris Jokowi menjadi salah satu sorotan warganet selepas kehadirannya di KTT G20. Jokowi yang sejak lama disebut memiliki kemampuan berbahasa Inggris yang kurang baik, hal ini pun menjadi bahan perbincangan bagi beberapa warganet dan tokoh-tokoh seperti Mustofa Nahra dan Ustaz Tengku Zulkarnain.
Menanggapi hal ini, Menko Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan angkat bicara. Ia mengakui Bahasa Inggris Jokowi yang memang berlogat Jawa kental. Pengamatan ini dilakukan oleh Luhut saat ia mendampingi orang nomor satu RI itu di pertemuan KTT G20, akhir Juni lalu.
Meski begitu menurut Luhut logat Jawa tersebut tidak harus membuat seseorang merasa malu. Hal ini disampaikan oleh Luhut melalui akun Facebooknya pada Selasa (2/7) lalu.
“Saya juga medok, tapi medok Batak. Lantas apakah kita harus malu dengan lidah Indonesia kita? Saya tidak setuju, karena saya bangga jadi orang Indonesia, dan saya bangga dengan logat Batak saya,” Tulis Luhut seperti dikutip dari CNN Indonesia.
Baca Juga: Soal Prabowo Maju Pilpres 2024, Gerindra: Kalau Masih Sehat Kenapa Enggak?
Terlepas dari logat Jawa kental Jokowi, Luhut menyatakan Bahasa Inggris Jokowi saat bertemu dengan para Pemimpin Dunia di KTT G20 sebenarnya cukup lancar. Ia dapat berkomunikasi dengan Pemimpin negara-negara lain dengan lancar. Buktinya, menurut Luhut, Ivanka Trump tertawa-tawa saat berbincang dengan Jokowi.
“Saya mendengar beliau selalu berbahasa Inggris dengan lancar dalam setiap komunikasinya dengan pimpinan negara lain. Kalau bahasa Inggrisnya tidak baik, tidak mungkin seperti Ivanka Trump atau para pimpinan negara lain sampai ketawa-ketawa saat berbincang dengan beliau,” Tulis Luhut.
Baca Juga: Resmi! Jokowi dan Anies Digugat ke Pengadilan Karena Polusi Udara Jakarta Makin Buruk
Luhut pun memperhatikan para Kepala Negara lain seperti dari Jerman dan Perancis juga memiliki aksen daerah yang kental saat berbicara dalam Bahasa Inggris. Aksen mereka menurut Luhut pun juga ‘medok’.
“Artinya setiap bangsa punya logat khasnya masing-masing. Jadi, tidak perlu kita menilai rendah seseorang hanya karena aksen bahasa Inggrisnya,” ucap Luhut dikutip dari CNN Indonesia.
Seperti yang diketahui, Jokowi memang sejak lama di-bully karena kemampuan Bahasa Inggrisya. Baik karena logatnya, gramatikanya maupun pengucapannya. Meski begitu, fungsi utama Bahasa sebenarnya adalah untuk menjembatani komunikasi.
Sehingga selama fungsi komunikasinya dapat berjalan lancar, seharusnya logat yang ‘medok’ tidak menjadi masalah. Bagaimana menurutmu?