Amien Rais: Kita Beri Kesempatan Jokowi-Ma'ruf Untuk Memerintah 5 Tahun Kedepan!

Amien Rais
Amien Rais | news.detik.com

Amien Rais: Jaga persatuan, saya akan awasi Pemerintah!

Pertemuan Jokowi dan Prabowo di stasiun MRT Lebak Bulus, Jum'at (12/7/2019) memang berbuntut panjang, mau tidak mau beberapa tokoh yang selama ini berada di barisan Prabowo Subianto juga harus 'legowo' demi persatuan dan keutuhan Bangsa Indonesia.

Dari pertemuan itu pula, satu per satu oknum akhirnya bermunculan, buka suara, entah pro atau pun kontra. Seperti yang dilansir detikcom, Selasa (16/7/2019), diantaranya ada PA 212 yang akhirnya memutuskan keluar dari kubu Prabowo Subianto.

Tak berhenti sampai PA 212, salah satu tokoh reformasi, Amien Rais juga turut buka suara terkait pertemuan Prabowo Subianto dengan Joko Widodo, namun kali ini tidak segarang dahulu, kali ini Amien terlihat lebih lunak, hal ini dibuktikan dengan pernyataannya usai menerima surat dari Prabowo Subianto.

Dilansir kompas, Selasa (16/7/2019) Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional ( PAN) Amien Rais itu berbicara di depan awak media jika dirinya pernah dikirim sepucuk surat oleh Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, beberapa waktu lalu. Namun, ia baru sempat membacanya, Senin (15/7/2019) pagi.

Selain membocorkan surat dari Prabowo Subianto tersebut, Amien juga turut menyerukan untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Bahkan Amien juga akan mengawasi jalannya pemerintahan Jokowi-Ma'ruf dalam 5 tahun ke depan.

Jadi saya sampaikan, teruskan merajut Merah-Putih, teruskan bangsa ini bersatu, jangan sampai pecah. Tapi soal kekuasaan, berikan kesempatan yang utuh kepada Pak Jokowi-Ma'ruf Amin dengan nanti 5 tahun. Kita awasi dan itulah produk indah demokrasi, ujar Amien di kantor DPP PAN, Jalan Daksa, Jakarta Selatan, Senin (15/7/2019).

Baca juga : Tanggapi Prabowo Jokowi Berdamai di MRT, Amien Rais: Kok Nyelonong?

Amien Rais
Amien Rais | news.detik.com

Oposisi sebagai penyeimbang

Amien juga menekannya adanya oposisi di dalam sebuah pemerintahan sebagai penyeimbang, menurutnya, tanpa oposisi, demokrasi hanyalah bohong belaka.

Kalau demokrasi tanpa oposisi, itu demokrasi bohong-bohongan, demokrasi bodong. Jadi yang zaman dulu sampai sekarang ini demokrasi itu ada mekanisme checks and balances. Jadi eksekutif melangkah dengan macam-macan itu lantas yang mengecek dan balances itu parlemen. Kalau parlemen sudah menjadi tukang cap stempel, jadi jubir eksekutif, itu menjadi lonceng kematian bagi demokrasi, kata Amien.

Artikel Lainnya

Amien juga mendukung penuh penuh pertemuan para tokoh bangsa pasca Pilpres 2019. Cuma, Amien juga turut mewanti-wanti jika pemerintah tanpa oposisi.

Kalau itu terjadi, kita nggak usah, seperti ada gempa bumi. Jadi yang seolah kursi suatu yang hebat itu saya kira belum paham kehidupan. Sekali lagi saya mendukung rangkulan bersama antara semua tokoh yang tadi berhadapan. Cuma, wanti-wanti saya, jangan coba menggelamburkan. Nanti kalau ada sesuatu yang kurang bagus (tapi) nggak ada oposisi, nanti berubah jadi otokrasi sistem yang otoriter, jelasnya.