5 Persamaan Film Animasi Ralph Breaks the Internet dengan The LEGO Movie 2

1.

Punya tone film yang sama.

Dalam dunia filmmaking, tone film adalah hal yang dirasakan penonton ketika menonton sebuah film, seperti suasana maupun warna. Nah, salah satu persamaan film animasi Ralph Breaks the Internet dengan The LEGO Movie 2 adalah, keduanya menggunakan tone film nuansa anak generasi 90-an sebagai referensi untuk humor maupun karakter yang muncul.

Justice League yang muncul di LEGO universe itu kocak banget, sama persis ketika Vanellope (Sarah Silverman) bertemu para Disney Princess. Kemunculan Gandalf sebagai cameo di The LEGO Movie 2 punya efek yang sama dengan Stormtroopers di Ralph Wrecks the Internet: kita sama-sama tahu siapa mereka, sebuah referensi dari geek culture yang terkenal.

2.

Memperkenalkan karakter baru dengan plot twist yang sama.

Selain punya humor dan lelucon yang sama, salah satu persamaan film animasi Ralph Breaks the Internet dengan The LEGO Movie 2 adalah, keduanya memperkenalkan sosok karakter baru yang punya plot twist yang sama. Film animasi Ralph Breaks the Internet memperkenalkan sosok Yesss, pembuat algoritma untuk BuzzzTube, sedangkan di The LEGO Movie 2, ada karakter baru bernama Queen Watevra Wa'Nabi dari Systar System. Dua karakter dari dua film animasi yang berbeda ini sama-sama diperkenalkan sebagai sosok villain.

Nggak disangka, kedua film animasi ini punya plot twist yang sama, karena karakter baru yang awalnya dianggap sebagai seorang villain tersebut ternyata adalah orang baik! Di Ralph Breaks the Internet, Yesss melindungi Vanellope ketika internet mulai hancur, sedangkan Queen Watevra Wa'Nabi hanya ingin menyatukan LEGO universe dengan menikahi Batman (Will Arnett).

3.

Punya konsep villain yang sama.

Kedua film animasi terbaik ini ternyata punya konsep villain utama yang sama, yaitu sama-sama merupakan sisi jahat dari sang karakter utama. Di Ralph Breaks the Internet, villain utamanya adalah virus yang meniru Ralph untuk mengacaukan dunia internet, sedangkan dalam The LEGO Movie 2, villan utamanya adalah Rex Dangervest, Emmet dari masa depan yang kembali ke masa lalu untuk membalas dendam.

Kedua villain ini sama-sama lebih kuat dari karakter utamanya, tapi berhasil dikalahkan dengan konsep yang juga sama, yaitu dengan kata-kata menyentuh mengenai tanggung jawab pribadi dan kedewasaan, sehingga akhirnya kedua film animasi ini juga punya klimaks yang sama.

4.

Di akhir, kedua film sama-sama mengubah cara pandang karakter utama yang dibawa dari film prekuelnya.

Kedua film animasi ini mengakhiri cerita dengan memberi permenungan kepada karakternya - dan juga penonton - untuk melihat ulang pelajaran yang didapat dari film prekuelnya. Emmet mempelajari pelajaran yang salah dari moto "Everybody Can Be The Special" dan berasumsi kalo ia harus jadi cukup kuat untuk menyelematkan semua orang sendirian.

Ralph belajar dari film sebelumnya kalo mendapat respek dari satu orang saja udah membuatnya bahagia, namun di film sekuelnya, obsesinya untuk menjaga Vanellope malah merusak dirinya. Keduanya memaksa tokoh utama untuk memeriksa diri mereka dan untuk melihat kebutuhan orang lain di atas mereka sendiri.

5.

Sama-sama memparodikan momen musikal dan konsep ending tipuan.

Salah satu persamaan film animasi Ralph Breaks the Internet dengan The LEGO Movie 2 adalah, keduanya sama-sama memparodikan momen musikal yang biasanya ada di film-film Disney. Queen Watevra Wa'Nabi punya villain song sendiri yang memparodikan villain, dan Vanellope menyanyikan "A Place Called Slaughter Race" yang memparodikan lagu-lagu khas Disney Princess.

Selain itu, kedua film animasi ini juga menipu penonton di bagian akhir (false ending untuk The LEGO Movie 2 dan Rick Roll "Frozen" di Ralph Breaks the Internet). Emang nggak sama sih, tapi keduanya sama-sama berhasil menipu penonton dengan selera humor dan tone yang sama.