5 Film Legendaris Pixar yang Tak Bosan Ditonton Ratusan Kali
04 Maret 2019 by Disfira IkaSering diputar di TV saat musim liburan.
Sebagai studio film animasi yang sudah menelurkan karya sejak 1986, Pixar menjadi bagian dari kebahagiaan yang menemani masa kecil anak-anak generasi 90-an. Beberapa film animasinya yang saat itu didistribusikan dalam bentuk CD, hampir tiap hari di-play di CD player yang ada di rumah mereka.
Tidak berhenti sampai di situ, film animasi buatan Pixar sampai saat ini masih banyak yang menanti. Apalagi saat musim liburan tiba, beberapa stasiun televisi swasta dalam negeri menjadikan ini sebagai momentum diputar ulangnya film dari Pixar.
Sangat disukai dan tidak bosan ditonton ratusan ini, mungkin memang benar jika Pixar jagonya membuat film animasi yang legendaris. Beberapa judul film Pixar ini mungkin sudah kamu hafal plot dan tiap rinci adegannya saking favoritnya.
Toy Story yang disukai penonton dari segala umur
Sekadar benda mati, Pixar membuat mainan anak-anak berubah jadi hidup. Pada awalnya, mungkin kamu akan dibuat shock dengan ceritanya. Tapi lama-lama, petualangan Woody, Buzz, dan kawan-kawan untuk bertahan di dunia manusia akan membuatmu ketagihan sendiri.
Buktinya, sekuel pertama yang tayang pada 1995 lalu, tetap disukai oleh penonton anak-anak. Bahkan hingga sekuel terbarunya yang ke-4, film animasi ini tetap disukai penonton tanpa ada batasan usia.
A Bug’s Life dan kehebohan yang terjadi di sarang semut
Kamu yang selama ini gemas dan menyemprot semut yang berkeliaran di sekitar rumah, akan berpikir dua kali setelah melihat film A Bug’s Life. Kecerobohan semut bernama Flik yang membahayakan kawanan semut yang tinggal di pohon besar ini membuat selalu membuat deg-degan penontonnya.
Fabel yang memberikan pesan moral bahwa “Usaha keras tidak akan menkhianati” ini membuatmu lebih peka dengan lingkungan. Tak hanya semut, kehidupan serangga seperti belalang, kumbang, hingga ulat ini ceritanya dibungkus menjadi sentimentil dan menyentuh oleh Pixar.
Monster Inc. dan petualangan monster yang unik dan menggemaskan
Untuk menakuti anak-anak, banyak orangtua menyebut bahwa mereka akan diculik monster jika nggak jadi anak penurut. Sosok besar, berkuku tajam, dan menyeramkan adalah gambaran yang divisualisasikan untuk monster. Namun Pixar mengubah monster menjadi makhluk yang lucu dan menggemaskan.
Petualangan Boo bersama monster lucu Sullivan, Mike, Boggs, dan kawan-kawan membuat image monster jadi tak semenyeramkan dulu. Dengan tubuh yang beraneka bentuk dan warna yang menggemaskan, membuat kawanan monster ini malah digilai oleh anak-anak hingga remaja saat awal rilis pada 2001 dulu.
Finding Nemo dan keindahan terumbu karang di laut dalam yang indah
Ikan dengan corak oranye, putih, dan hitam yang hilang ini membuat penonton anak-anak ikut terbawa oleh petualangan di laut dalam. Ketika banyak film kebanyakan hanya menyorot paus dan hiu yang ganas, Pixar membuat seakan-akan laut dalam adalah tempat yang indah namun juga berbahaya.
Setelah Nemo dan kawan-kawannya muncul di bioskop, tren ikan Nemo ini pun langsung diganderungi oleh anak-anak. Mereka berlomba-lomba mencari dan memelihara ikan berwarna oranye yang kecil ini. Yang namanya legendaris, pasti selalu jadi trendsetter.
Coco yang meng-highlight sebuah peringatan di budaya Meksiko
Tak hanya menghibur, Coco yang dirilis pada 2017 akhir lalu ini berhasil membuat The Day of the Dead di budaya Meksiko makin dikenal. Ritual untuk memperingati dan mendoakan arwah leluhur yang sudah meninggal ini membuat Miguel masuk ke dunia lain.
Di dunia arwah ini, dia berpetualang dan tidak sengaja mengetahui siapa ayah dari Coco, neneknya. Coco yang sudah berumur dan masih merindukan keberadaan ayahnya sampai sekarang. Nggak sedikit penonton yang dibuat menangis tersedu-sedu saat mengetahui fakta yang ditemukan Miguel menjelang akhir cerita.
Dari yang keluaran lama atau baru, Pixar memang jagonya membuat film animasi yang seru sekaligus sarat makna. Tidak hanya menghibur, akan selalu ada hal dan pengetahuan baru yang bisa membuat penontonnya berubah jadi lebih baik. Setuju nggak nih?