Ribut-ribut Soal Mahar 2 Miliar Marion Jola, Mengapa Netizen Selalu Kaitkan soal Keperawanan?
11 Februari 2020 by Ade WismoyoPadahal mahar punya tujuan mulia loh, baik dari sudut pandang agama maupun adat!
Nama Marion Jola sedang jadi sorotan lantaran hubungan asmaranya kandas setelah satu tahun berpacaran dengan Julian Jacob. Kabar putusnya sih biasa-biasa aja ya, yang bikin heboh adalah ribut-ribut soal mahar dua miliar yang disyaratkan bagi calon suami yang akan meminang Marion Jola kelak.
Pemberitaan seputar kandasnya hubungan Marion dan Julian pun tak pernah lepas dari embel-embel mahar dua miliar ini. Kalaupun ada musabab lain karena ketidakcocokan atau ada orang ketiga, ribut-ribut soal mahar dua miliar tampaknya lebih segar dan memikat untuk disajikan dalam pemberitaan.
Bukan hanya Marion Jola yang jadi sorotan karena pemberitaan soal mahar, nama Felicya Angelista juga santer diperbincangkan karena diberi seserahan yang jumlahnya fantastis oleh Caesar Hito, kekasihnya dalam pesta pertunangan yang digelar baru-baru ini. Seserahan berupa barang-barang mewah itu ditaksir memiliki nilai yang cukup fantastis.
Apakah mahar untuk 'membeli' keperawanan?
Kontroversi penyebab putusnya Marion Jola dan Julian Jacob yang diduga karena mahar tersebut pun terus bergulir di kolom-kolom komentar unggahan yang memuat berita tersebut. Salah satu yang menarik untuk dibahas lebih dalam adalah maraknya warganet yang mengaitkan membayar mahar sebagai suatu tindakan ‘membeli keperawanan’ menjelang pernikahan.
Banyak warganet yang mengaitkan mahar dengan keperawanan seolah-olah keperawanan adalah barang yang bisa dibeli dengan mahar. Banyak juga nih, warganet yang mengungkit-ungkit skandal video asusila mirip Marion Jola. Dengan kejadian itu, warganet seolah menilai Marion tak layak diberi mahar 2 miliar seperti yang disebut-sebut selama ini.
Baca Juga: Bukan WNI Lagi, 5 Artis Ini Pilih Pindah Kewarganegaraan
“Mahal banget, masih ada segelnya ga?” tulis seorang warganet di media sosial Instagram.
“Mahar 2M, videonya udah di-view berapa orang?” ujar warganet lain, menyinggung skandal yang pernah dituduhkan pada Marion.
“Udah becek 2M?” sindir warganet lain.
Masih banyak lagi ujaran-ujaran sejenis yang bisa kita temui hampir di seluruh unggahan berita tentang Marion Jola dan mahar dua miliar.
Sama halnya dengan pemberitaan seputar seserahan yang diberikan Caesar Hito untuk kekasihnya, Felicya Angelista. Pengakuan Hito dan Feli yang menyebut bahwa mereka tak pernah berciuman apa lagi melakukan hal yang lebih dari itu selama berpacaran juga turut dikaitkan dalam komentar para warganet.
“Apa gara-gara dijaga banget, nggak pernah ciuman, jadinya mahal seserahannya,” tulis seorang warganet dalam unggahan Instagram @insertlive.
Mahar buat apa sih?
Komentar-komentar di atas menunjukkan betapa sebagian besar masyarakat masih mengasosiasikan mahar sebagai harga yang harus dibayar untuk mendapat keperawanan seorang wanita yang akan dinikahi.
Padahal faktanya, penjelasan mengenai mahar dalam sudut pandang agama maupun budaya tak ada yang menyebutkan demikian. Dilansir dari Islam.nu.or.id, disebutkan bahwa tujuan utama maskawin atau mahar adalah untuk menunjukkan kesungguhan dan keseriusan pihak laki-laki memperistri anak perempuan dari sebuah keluarga. Dijelaskan pula jika mahar yang diserahkan tak harus selalu berbentuk uang dan nilainya pun tak ada batasannya.
Dalam konteks Marion Jola, mahar yang dimaksud ialah mahar adat Sumba atau yang biasa disebut dengan istilah Belis. Dalam masyarakat Nusa Tenggara Timur, terkhusus di Sumba dan Flores, Belis merupakan hal wajib dalam suatu prosesi pernikahan.
Dilansir dari Goodnewsfromindonesia.id, Belis merupakan sebuah simbol untuk menjaga kehormatan seorang wanita sebelum menikah. Untuk urusan jumlah atau nominal, ada suatu tahap yang harus dilewati agar tercapai kesepakatan antara kedua belah pihak keluarga. Plage wae ara matang adalah proses musyawarah untuk menentukan wujud Belis beserta besaran nominalnya yang memang bisa dan sangat memungkinkan terjadinya tawar menawar.
Baca Juga: Pamer Video Kecup Mesra Kekeyi, Rio Ramadhan: Siapa Sih yang Putus?
Bentuk atau wujud Belis bisa berupa kerbau, babi, kuda, uang, atau beras dan bahan makanan pokok lainnya. Sedangkan faktor yang memengaruhi besar kecilnya Belis adalah jenjang pendidikan, kedudukan dalam keluarga, serta latar belakang keluarga.
Plage wae ara matang memang terkesan transaksional. Meskipun begitu, besaran mahar adat ini tak sedikitpun dipengaruhi oleh status keperawanan calon mempelai wanita. Jadi, wahai warganet yang budiman stop mengaitkan mahar dengan keperawanan ya!
Kalau bicara mahar besar, Syahrini juaranya!
Sebetulnya, warganet bisa saja mengkritisi nominal mahar yang dinilai terlalu besar dengan sudut pandang yang tepat tentunya. Misalnya, dari pada hanya sekadar untuk mahar, nominal yang besar tersebut bisa digunakan untuk biaya pernikahan atau untuk membangun rumah dan berinvestasi.
Belum lagi, tuntutan sosial yang menghadang para selebritis saat mereka akan menggelar pernikahan yang sangat tinggi. Mereka harus mengundang tamu-tamu yang jumlahnya banyak dan harus menyambut dengan jamuan terbaik.
Kalau bicara soal pernikahan artis yang menyita perhatian karena mahar yang besar dan pernikahan yang mewah, maka nama Syahrini ada di daftar teratas. Pelantun lagu ‘Sesuatu’ ini dikabarkan dipersunting Reino Barack dengan mahar 40 miliar rupiah. Mahar tersebut diberikan dalam wujud 4 cincin berlian yang masing-masing bernilai 10 miliar.
Baca Juga: Investasi Hari Tua! Deretan Artis ini Punya Banyak Kontrakan
Biaya pernikahannya pun tak kalah fantastis dari nilai mahar yang ia terima. Pernikahan yang digelar di jepang tersebut dikabarkan menelan biaya puluhan miliar. Dilansir dari Grid.id, untuk sewa hotel saja, Reino harus menghabiskan dana sebesar 16 miliar rupiah.
Selain pernikahan Reino dan Syahrini, beberapa pernikahan selebritis lainnya juga disebut menelan biaya miliaran rupiah. Pernikahan ala negeri dongeng yang digelar oleh Sandra Dewi dan Harvey Moeis disebut-sebut menelan biaya puluhan miliar rupiah. Ada juga pernikahan Raffi-Nagita, dan Nazar-Musdalifah yang juga digelar secara meriah dan mewah.
Kalau dipikir-pikir, besar kecilnya mahar dalam sebuah pernikahan itu sifatnya relatif, tergantung kemampuan dan perencanaan dari yang bersangkutan. Kalau memang seluruh dana dialokasikan untuk mahar dan menikah dengan prinsip 'yang penting sah' sih sah-sah saja memberi mahar besar.
Kalau memang punya banyak uang seperti Reino Barack dan Harvey Moeis yang punya jet pribadi dan bisnis dimana-mana, cincai lah ya rogoh kocek puluhan miliar untuk mahar dan biaya pernikahan. Tapi kalaupun dana yang dimiliki terbatas, bisa juga kok dibicarakan secara baik-baik. Toh, dalam sudut pandang agama maupun adat, tak ada 'tarif' pasti dalam memberikan mahar.
Kesimpulannya, mengaitkan mahar pernikahan dengan keperawanan calon mempelai wanita adalah hal yang kurang bijak. Dalam kasus Marion Jola, kalaupun harus memenuhi standard transaksional secara adat, maka faktor keperawanan itu pun tak masuk dalam hitungan karena mereka hanya mempertimbangkan tingkat pendidikan dan latar belakang keluarga. Ditambah lagi, rasa-rasanya tak adil ya, kalau warganet mengaitkan isu keperawanan pada Marion Jola hanya karena video asusila yang pemerannya mirip dengannya.
Mahar bukanlah alat pembayaran yang bisa 'membeli' keperawanan. Mahar adalah wujud kesungguhan niat mempelai pria dan pemuliaan mempelai wanita. Jadi nggak ada kaitannya sama keperawanan ya!