Melihat Interaksi Betrand Peto dan Sarwendah, Hubungan Ibu-Anak Juga Harus Ada Batasnya!
13 Desember 2019 by Pristiqa WirastamiKasih sayang banyak bentuknya kok, tak harus selalu kontak fisik sampai nggak sengaja pegang dada :))
Hubungan Sarwendah dan anak angkatnya, Betrand Peto belakangan ini menjadi sorotan publik. Sorotan bukan soal Sarwendah yang mengangkat Betrand Peto sebagai anak, melainkan soal interaksi mereka yang dianggap mayoritas masyarakat Indonesia terlalu berlebihan.
Kontak fisik antara Betrand Peto dan Sarwendah dianggap terlalu berlebihan oleh publik. Apalagi hubungan mereka bukanlah hubungan orang tua dan anak kandung, melainkan orang tua dan anak angkat.
Mungkin bagi Sarwendah dan Betrand, interaksi yang mereka lakukan adalah bentuk kasih sayang antara ibu dan anak. Namun apa benar, jika kasih sayang harus selalu diwujudkan dalam bentuk kontak fisik yang tak ada batasannya?
Bermula dari video Betrand Peto yang tampak memegang dada Sarwendah
Hubungan Sarwendah dan Betrand Peto mulai menjadi sorotan saat beredar sebuah video yang memperlihatkan Ruben Onsu, Betrand Peto, dan Sarwendah yang sedang duduk sejajar. Dalam video tersebut, terlihat sejak awal Betrand Peto sering menggelendot manja pada Sarwendah.
Baca Juga: Video Betrand Peto Cium Sarwendah Viral, Netizen: Nafsu Banget Nyiumnya
Setelah bergelendot manja, tampak tangan Betrand yang seakan-akan bersiap-siap untuk memegang dada Sarwendah. Dan saat itu, Sarwendah langsung refleks memberikan tepisan secara halus dengan menggeser tubuhnya lebih maju dari posisi duduk Betrand.
Sesaat video tersebut tersebar, sontak publik langsung geger. Banyak yang memaki Betrand sebagai anak yang tak tahu sopan santun. Karena terlihat memanfaatkan kesempatan untuk mengambil keuntungan dari ibu angkatnya.
Sebelum insiden "jawil dada", Betrand dan Sarwendah sering memperlihatkan mereka yang sedang saling mencium bibir
Kalau disorot ke belakang, sejak awal Betrand Peto menjadi bagian dari keluarga Ruben Onsu dan Sarwendah, interaksi antara mereka memang sering menjadi sorotan. Dan puncaknya ya insiden Betrand Peto yang tampak sengaja 'menjawil' dada Sarwendah.
Baca Juga: Dian Sastro Foto Bareng Yoona SNSD, Warganet: Lhah Kok Cantikkan Dian
Sebelumnya, Betrand seringkali tepergok menciumi Sarwendah dan Ruben di bagian wajah bahkan juga bibir. Dalam budaya masyarakat kita, cium bibir antara orang tua dan anak kandung saja terlihat tidak lazim. Apalagi cium bibir dilakukan orang tua dan anak angkat. Tapi saya tidak sedang berusaha mengatakan kalau hal tersebut salah, ya. Cuma tak lazim saja. Jadi jangan heran kalau akhirnya dapat reaksi keras dari publik jika hal tersebut dibagikan ke media sosial.
Menunjukkan kasih sayang, baik kepada pasangan, anak, dan orang-orang terdekat memang bukanlah hal yang salah. Namun kalau dalam pandangan saya, tetap harus ada batasan yang dipatuhi. Saya juga punya anak. Saya dan suami jarang sekali bahkan hampir tidak pernah mencium anak kami di bagian bibir, padahal notabene anak kandung. Menurut saya, anak juga pribadi mandiri yang butuh privasi. Dan bibir adalah bagian tubuh yang privasinya harus dijaga.
Hal ini didukung oleh pernyataan beberapa psikolog anak. Menurut penulis buku berjudul The Power Of Your Child's Imagination seperti dilansir dari Liputan6.com, mencium bibir anak sangat tidak disarankan secara biologis. Sebab bibir adalah anggota badan yang cukup sensitif dan dapat menimbulkan hasrat seksual. Sementara alasan psikologi kenapa orang tua dilarang mencium bibir anak antara lain karena hal tersebut akan membuat anak tak paham dengan batas privasi yang dimiliki oleh tubuhnya. Ia akan beranggapan bahwa seluruh anggota tubuhnya terbuka untuk dijamah orang lain.
Baca Juga: Masih Viral Video Betrand Peto Sentuh Dada Sarwendah, Netizen Terbagi Jadi Dua Kubu
Hal ini pun ditakutkan akan berimbas pada pertumbuhan si anak. Ia bisa saja bebas mencium orang lain di bibir untuk menunjukkan kasih sayang. Ia merasa hal tersebut bukan masalah karena orang tuanya sudah membiasakan hal tersebut sejak dini. Padahal kembali lagi, hal tersebut tentunya tidak lazim dilakukan.
Belum lagi heboh Betrand yang minum ASI, bikin ibu-ibu lain bergidik
Iya, Betrand memang tidak meminum ASI Sarwendah langsung dari sumbernya. Ia meminum ASI yang sudah diperah Sarwendah. Betrand mengaku tak pernah merasakan ASI ibunya saat kecil dulu. Sejak kecil, ia sudah dicekoki teh manis jadi tak tahu seperti apa rasanya ASI.
Berangkat dari "kesedihan" tersebut, Ruben dan Sarwendah memutuskan untuk mengizinkan Betrand mencicipi ASI yang sama yang diminum oleh Thania, putri kedua Ruben dan Sarwendah. Tapi Betrand ini awalnya bilang hanya mencicipi, tapi jadi rutin seminggu tiga kali. Kalau niatnya mau mencicipi, sekali aja cukup doooong! Kalau rutin, namanya doyan!
Menurut dokter anak, ASI yang dikonsumsi anak berusia remaja seperti Betrand, tidak akan memberi manfaat apa-apa. Anak usia 2 tahun aja sudah harus dilatih untuk tidak lagi meminum ASI ibunya, eh ini yang 14 tahun malah minta minum ASI terus.
Baca Juga: Viral Video Betrand Peto Sentuh Dada Sarwendah, Natizen Membela Sebut Nggak Sengaja Kena
Betrand Peto mungkin jadi contoh betapa pentingnya pendidikan seks sejak dini
Fenomena perilaku Betrand Peto, harus jadi bahan introspeksi semua orang. Terutama yang sudah menjadi orang tua. Perilaku Betrand membuat saya kembali disadarkan betapa pentingnya pendidikan seks sejak dini. Tapi sayangnya hal tersebut masih menjadi tabu bagi banyak orang.
Mayoritas berpikir bahwa pendidikan seks adalah soal mengajarkan anak berhubungan seks. Tidak selalu tentang itu dooongg! Pendidikan seks bisa soal bagaimana anak menjaga privasi tubuh mereka. Dan juga tentang bagaimana mengajarkan anak menjaga privasi tubuh orang lain. Biar anak tidak asal jamah atau jawil-jawil anggotan tubuh orang lain yang sensitif.
Menurut Astrid WEN, seorang psikolog anak seperti dikutip dari Kompas.com, pendidikan seks bisa dilakukan sejak anak berusia 2 tahun. Ajaran yang diberikan bisa sangat mendadar yakni soal gender. Jadi jangan berpikiran pendidikan seks melulu soal hubungan seksual.
Masih menurut Astrid, jika anak terlambat mendapat edukasi seks dan sudah berusia remaja seperti Betrand, orang tua harus mengajarkan batasan-batasan hubungan fisik yang bisa dilakukan antara orang tua dan anak. Baik orang tua atau anak berhak memberi peringatan kalau kontak fisik sudah dianggap berlebihan.
Jadi punya kontak fisik yang berlebihan dengan antara Betrand Peto dan Sarwendah dibenarkan nggak? Ya kembali lagi pada masing-masing orang sih. Kalau saya sih jujur lebih memilih dalam golongan yang kontra.
Cuma warganet-warganet yang budiman nih, jangan langsung membully Betrand. Bagaimanapun dia adalah remaja (hilang arah) yang perlu dididik dan diberi pengertian soal sikapnya. Jangan sampai bullyan-bullyan dari warganet malah membuat Betrand jadi pribadi laki-laki yang tak menghargai lawan jenis.