Dikhawatirkan Mengajarkan Pergaulan Bebas, Sinetron 'Dari Jendela SMP' Diminta Berhenti Tayang oleh KPAI
08 Juli 2020 by Ade WismoyoNetizen soroti adegan pelajar SMP yang sudah hamil.
Sebuah sinetron berjudul Dari Jendela SMP sedang mencuri perhatian publik. Bukan karena jalan cerita atau sosok para pemerannya, sinetron ini disorot karena dinilai menampilkan cerita yang tak mendidik dan mengandung unsur pergaulan bebas.
Meskipun ratingnya tinggi, sinetron ini menuai kritik dari berabagi pihak. Salah satunya ialah KPAI atau Komisi Perlindungan Anak Indonesia yang melaporkan sinetron ini ke KPI (Komisi Penyiaran Indonesia). Laporan tersebut didasari oleh kekhawatiran para orang tua yang tak ingin anak-anaknya terpengaruh oleh jalan cerita yang disuguhkan dalam sinetron yang dibintangi oleh arts-artis remaja ini.
KPAI laporkan sinetron 'Dari Jendela SMP'
Dilansir dari Tagar.id, Ketua KPAI Endri Susanto melaporkan sinetron Dari Jendela SMP ke KPI karena dinilai tak mendidik. Pihaknya mengajukan permintaan pada KPI agar mencabut izin tayang sinetron tersebut.
"Melihat maraknya film-film yang berbau percintaan di layar televisi kita hari demi hari, maka melalui media ini, saya menyampaikan permintaan agar (KPI) mencabut izin tayang dari film dengan judul Dari Jendela SMP yang menurut saya sangat tidak mendidik," kata Ketua KPAI Endri Susanto dikutip dari Tagar.id.
Muatan cerita tidak ramah anak.
Salah satu komisioner KPI pusat, Nuning Rodiyah membenarkan adanya laporan dari KPAI terkait sinetron yang tak mendidik. Ia menyebutkan bahwa isi aduan yang disampaikan adalah muatan cerita dalam sinetron tersebut yang dinilai tak ramah anak.
"Yang diadukan adalah muatan cerita yang tidak ramah anak, penggambaran cerita yang mengarah pada potensi menginspirasi menikah muda, substansi cerita tentang hubungan di luar nikah usia SMP, dengan klasifikasi program R 13+," ujar Nuning dikutip dari Tagar.id.
BACA JUGA: 5 Sinetron Laris Indonesia yang Pernah Mendapat Teguran dari KPI
Tidak ada adegan dewasa
Pihak SCTV sebagai stasiun televisi yang menayangkan sinetron tersebut diketahui telah mendatangi KPI untuk menyampaikan bahwa adegan dan cerita kehamilan tidak akan ditayangkan dalam jalan cerita. Meskipun begitu, pihak KPI tak menjamin tayangan sinetron tersebut tak melanggar peraturan.
“Dalam rangka menyampaikan informasi dan mengklarifikasi (pihak SCTV mengatakan) tidak ada cerita kehamilan di usia sekolah sebagaimana yang ramai diperbincangkan warganet di media sosial,” kata Nuning.
“Meskipun sudah sampaikan klarifikasi tentang hal tersebut (adegan dewasa), tidak ada jaminan bahwa tayangan tersebut tidak melanggar. Ranah KPI adalah melakukan pengawasan pasca tayang dan apabila ditemukan pelanggaran dalam tayangan tersebut, pasti akan ditindak tegas,” kata Nuning Rodiyah dikutip dari Intipseleb.com
Jadi perbincangan warganet di Twitter
Tindakan pelaporan sinetron Dari Jendela SMP ke KPI oleh KPAI ini menyita perhatian warganet. Di media sosial Twitter, topik perbincangan terkait sinetron ini dibicarakan oleh banyak warganet. Mereka menilai sinetron ini tak layak tayang karena memuat cerita dewasa, pergaulan bebas di masa remaja, dan pernikahan di bawah umur.
"Ini sinetronnya kacau sihh ceritanya bocah SMP udeh hamil, buat tontonan di TV kaya gini nihhh? Coba dah dikoreksi lagi nihhh," tulis warganet dengan akun @ekkosantoso.
"Inikah yang dibilang sinetron mendidik? Kok ada adegan telat haidnya lalu beli tespek?" tulis akun @ancha1892.
"Apa cuma gue yang pas lihat si Joko datang mau ngelamar, malah gue yang malu sendiri. Greget anj*ng... masih 14 taoonn jokk tuluung," tulis akun @Allinsoniia.
"Mohon untuk sinetron #DARIJENDELASMP jam tayang pukul 18.00 WIB yang kisahnya anak reamaja SMP yang hamil dan ingin menikah. Ditinjau apakah layak untuk ditanyangkan, mohon dikoreksi dan cermati tanyangan tsb kurang mendidik," tulis akun @Dodohandsome3
Pihak stasiun televisi yang menayangkan Dari Jendela SMP menyebut bahwa sinetron ini diangkat dari sebuah novel yang berjudul sama karangan Mira W. Meskipun novel yang terbit tahun 1983 itu menyajikan konflik dan jalan cerita yang sama dengan sinetron ini, pihak stasiun televisi mengaku akan mengahdirkan sentuhan baru agar bisa menjadi sarana pendidikan seksual yang baik untuk generasi muda.