Beda Pilihan Politik dengan Aurel, Ashanty: Kita Menjalani Demokrasi Mulai dari Rumah
16 April 2019 by LukyaniMenghargai pilihan orang lain wajib hukumnya!
Pemilihan umum presiden dan wakil presiden Indonesia untuk masa jabatan 2019-2024 sudah di depan mata. Nanti mayoritas masyarakat Indonesia akan berbonddong-bondong pergi ke TPS di sekitarnya untuk memberikan hak suaranya dalam memilih presiden dan wakil presiden yang dianggap mampu memimpin negeri ini menjadi lebih baik.
Selama masa-masa kampanye, masyarakat Indonesia seolah-olah terbelah menjadi beberapa bagian, tapi dua bagian yang paling dominan yaitu pendukung pasangan capres-cawapres 01 dan pendukung pasangan capres-cawapres 02 terlihat sering berselisih saling memuji pasangan yang didukungnya, dan berusaha menjatuhkan pasangan lawannya.
Itu juga yang terjadi di dalam keluarga Anang Hermansyah dan Ashanty. Ashanty mengaaku memiliki perbedaan pilihan capres-cawapres dengan anaknya, Aurel Hermansyah. Ashanty mengaku menjadi pendukung pasangan capres-cawapres 01, sedangkan Aurel mendukung pasangan capres-cawapres 02.
Pemilu tahun ini walau menghadirkan dua calon presiden yang sama seperti lima tahun lalu tapi suasana politik yang tercipta terasa berbeda. Pemilu tahun ini, perselisihan yang ditimbulkan terasa sangat kuat. Masyarakat seperti terbelah menjadi dua sebagai pendukung masing-masing pasangan capres dan cawapres.
Itu juga yang terjadi dalam keluarga Ashanty. Ashanty mengaku di dalam rumahnya terdapat perbedaan pilihan capres dan cawapres yang dianggap lebih cocok memimpin negeri ini. tapi walaupun begitu, Ashanty mengaku keluarganya tetap harmonis dan dirinya pun tetap santai menyikapi perbedaan pilihan tersebut.
“Di keluarga aku beda pilihan, Azriel ikut aku, Aurel ke sana, dan mas Anang enggak tahu, hanya dia dan Tuhan yang tahu,” kata Ashanty ketika sedang berada di GBK. Ashanty mengaku bahwa suaminya, Anang Hermansyah, memang masih merahasiakan pilihan politiknya.
Tapi walaupun berbeda-beda dalam urusan pilihan politik, Ashanty mengaku dia dan Anang mencoba untuk menanamkan nilai-nilai demokrasi di dalam keluarganya sehingga perbedaan itu tidak berpengaruh secara signifikan terhadap hubungan keluarganya satu sama lain.
Kita menjalankan demokrasi mulai dari rumah,” kata Ashanty.
Menurut penilaian Ashanty, kedua pasangan capres dan cawapres dalam pemilu kali ini memiliki kualitas yang sama baiknya. Sehingga ia cenderung membebaskan putrinya untuk memilih pemimpin yang sesuai dengan kriteria yang dimilikinya.
Kecuali kalau ada calon yang kurang bagus saya mungkin enggak membiarkan Aurel dukung, tapi menurut saya dua-duanya bagus jadi merelakan Aurel untuk memilih siapapun," tutup Ashanty.
Tentu perbedaan apalagi perbedaan pilihan capres dan cawapres seperti yang terjadi sekarang ini bisa terjadi mulai dari lingungan terdekat kita yaitu keluarga. Tapi ketika setiap anggota keluarga sadar bahwa setiap orang dalam anggota keluarganya punya hak untuk memilih siapapun capres dan cawapres yang menurutnya layak menjadi pemimpin negeri ini.