Lakukan Pelecehan Seksual Pada Mahasiswi, Abdi Dalem Keraton Yogyakarta Dipecat

Pelaku saat dibawa ke kantor polisi
Pelaku saat dibawa ke kantor polisi | m.detik.com

Paksa korban untuk pegang kemaluan pelaku

Oknum abdi dalem Keraton Yogyakarta dilaporkan ke polisi usai melakukan pelecehan seksual kepada mahasiswi. Aksi pelecehan tersebut dilakukan di tengah Alun-Alun Utara Keraton Yogyakarta. Pelaku yang saat itu lengkap menggunakan busana khas abdi dalem keraton itu mendekati sekumpulan mahasiswa hingga memaksa korban memegang kemaluan pelaku.

Mendengar kabar pelecehan seksual yang dilakukan oleh abdi dalem, putri keraton Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Condrokirono menegaskan akan memecat abdi dalem tersebut.

1.

Lakukan pelecehan di Alun-Alun Utara

Pelaku saat dibawa ke kantor polisi
Pelaku (kiri) saat diamankan | www.solopos.com

Dilansir dari Merdeka.com, Rabu (13/11/19), Keraton Yogyakarta menindak tegas seorang abdi dalemnya yang berinisial SW (68). Tindakan tegas ini diambil Keraton Yogyakarta karena SW diduga melakukan pelecehan seksual terhadap seorang mahasiswi berinisial MDA di Alun-alun Utara pada Minggu (10/11).

Aksi pelecehan seksual itu bermula saat pelaku mendekati korban yang saat itu sedang berada di tengah Alun-Alun Utara bersama kedua rekannya. Pelaku berinisial SW (68) mengajak korban mengobrol hal-hal yang menjurus ke hal porno. Ia bahkan tak sungkan memegang tangan korban.

Baca juga: Ayah di Samarinda Perkosa Anak Tiri hingga Hamil 5 Bulan, Pelaku: Itu Rekayasa

"Awalnya sekitar pukul 22.10 ada tiga mahasiswi di tengah Alun-alun. Seseorang yang terduga abdi dalem itu datang dan lalu terlibat obrolan yang tiba-tiba menjurus ke hal porno. Sambil merayu mendekati salah satu mahasiswi dan mencoba memegang tangan mahasiswi berinisial SA (20)," ujar Sekretaris Forum Komunikasi Alun-alun Utara (FKKAU), Krisnadi.

2.

Paksa korban pegang kemaluan pelaku

Pelaku saat dibawa ke kantor polisi
Pelaku saat diamankan | news.detik.com

Setelah berani mengajak korban berbicara hal porno dan memegang tangan SA, pelaku belum juga puas. Pelaku kemudian mendekati dua rekan SA, yaitu E (21) dan MDA (19). Tangan MDA ditarik oleh pelaku dan dipaksa memegang kemaluan pelaku.

"Terduga abdi dalem mendekati mahasiswi MDA dan ngobrol terus menarik tangan mahasiswi MDA, dipaksa memegang kemaluan oknum terduga abdi dalem," ungkap Krisnadi.

Baca juga: Motif Pembunuhan Wanita Penjaga Warung Terungkap, Dipicu Cekcok Tarif Berhubungan Badan

MDA kemudian berlari menjauhi pelaku dan menangis. Ketiga mahasiswa itu kemudian kembali ke Pendopo Lawas tempat mereka memarkir motor. Dibantu oleh petugas parkir, korban diantar ke Pos Pam Budaya untuk melaporkan pelecehan tersebut.

"Korban terus menangis lalu diantar ke Pos Pam Budaya oleh tukang parkir. Oleh teman-teman FKAAU, mencari keberadaan pelaku. Pelaku pun kemudian diamankan ke pos FKAAU dan diserahkan ke Polsek Gondomanan," ucap Krisnadi.

3.

Pihak keraton pecat pelaku

Pelaku saat dibawa ke kantor polisi
GKR Condrokirono | rri.co.id

Pelaku berhasil diamankan dan mengakui perbuatannya. Pelaku terbukti telah melakukan pelecehan seksual kepada para mahasiswa tersebut. Kabar ini pun didengar oleh pihak Keraton Yogyakarta. Penghageng Kawedanan Panitrapura Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Condrokirono mengatakan akan menindak tegas abdi dalem tersebut.

Baca juga: Remaja 18 Tahun Jadi Bos Prostitusi Online, Tawarkan Siswi SMA dan Mahasiswi Bertarif Jutaan

"Terus kalau dari Keraton ya kami menindak tegas. Saya sudah koordinasi dengan penghagengnya sama tepas perentah ageng untuk berkas-berkas beliau, 'kan ada konsekuensinya," kata GKR Condrokirono yang merupakan anak kedua dari Hamengkubuwana X.

GKR Condrokirono juga menegaskan akan memberhentikan pelaku sebagai abdi dalem keraton karena telah melakukan tindakan menyimpang.

“"Iya, iyalah (SW akan diberhentikan sebagai abdi dalem Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat)," ucapnya tegas.

Artikel Lainnya

Sementara pihak keluarga SW mengatakan jika SW selama tinggal di lingkungannya di Sentolo, Kulon Progo tak pernah berbuat aneh-aneh. SW bahkan selalu menjaga martabatnya sebagai seorang abdi dalem keraton. SW mengaku kepada anaknya jika ia khilaf melakukan perbuatan tersebut.

Tags :