Antimainstream, Pria Ini Sukses Bikin Jaket Dari Bahan Bendera Bekas Kampanye Pemilu

Dari Bahan Bekas Menjadi Fashion Yang Kekinian

Beberapa barang bekas yang ada disekitar kita ternyata tak hanya menjadi sampah belaka. Dengan menggunakan sedikit sentuhan kreatifitas, imajinasi juga kreasi, barang-barang bekas yang tak terpakai bisa disulap menjadi barang-barang yang punya nilai seni tinggi bahkan menjadi mode fashion terbaru.

Seperti yang dilakukan oleh seorang seniman lokal yang kini menjadi perbincangan banyak orang setelah meluncurkan salah satu hasil karyanya.

Barang-barang yang tak lagi terpakai seperti bendera spanduk bekas kampanye disulapnya menjadi item fashion yang kekinian.

Adalah Harits Alfadri Dewanto atau akrab dipanggil Tejet, seorang seniman di balik jaket yang kini sedang viral di jagat media sosial.

Jaket karyanya dibuat dari bendera spanduk dengan logo partai bernuansa biru-merah bekas kampanye pemilu serentak beberapa hari yang lalu.

kumpulan bendera dan spanduk partai | wolipop.detik.com

Melihat limbah bekas spanduk juga bendera-bendera yang telah tak terpakai, membuat Tejet tergerak hati dan memutar otak untuk bisa memanfaatkan atau mendaur ulang limbah itu menjadi sesuatu yang bisa pakai. Dari sana, muncul ide untuk membuat jaket seperti yang sekarang ini viral.

"Saya merasakan keresahan ketika melihat bendera-bendera berlogo partai beken yang terpampang dan melukai pohon-pohon pinggir jalan raya, menutupi lampu jalan, menutupi jalur pejalan kaki dan lain sebagainya. Menaruh atribut kampanye seperti itu mengganggu fungsi fasilitas umum dan juga mengganggu estetika umum," ujar Tejet

Untuk saat ini hasil karyanya tersebut belum dijual. Namun tak menutup kemungkinan bila ada yang menginginkannya, ia akan menjualnya Rp 15 juta.

jaket berbahan dasar bendera partai
jaket berbahan dasar bendera partai | wolipop.detik.com
Artikel Lainnya

"Ambil barangnya susah (bukan dapat barangnya loh) ada proses pengambilannya , teknis mengacak puzzle dari logo benderanya dipikirin banget soalnya itu harus dipikirin sampai dua langkah kedepan, jahit kain perkainnya bagaimana? dan Setelah dibuat pola jadinya terlihat seperti apa? jahitnya susah, dipikirin juga gimana kalo dipakainya adem, dalemannya di lapisin bahan cotton," ungkap pria lulusan Desain Komunikasi Visual ini

Ia pun mengungkapkan bahwa karyanya ini dibuat secara totalitas agar dapat dinikmati publik. Seperti dari segi pemotretan produknya, ia menggunakan seorang model agar menjadi konten layak masuk Instagram.

"Karyaku sekarang banyak dapet apresiasi positif dan ada beberapa yang janggal dengan karyaku karena aku sengaja bikin logonya ku acak. jadi keindahan tersendiri menjadi motif setelah diacak. Terbukti viralnya karyaku telah mewakilkan beberapa orang yang merasakan hal yang sama denganku," lanjutnya.

View this post on Instagram

Waktu itu sedang berkelana dan masuk barisan seperti rayap di jalan raya, indera penglihatku dengan sengaja menghindari tatapan lurus kedepan, mengarah ke baliho dengan nama lengkap dan mimik wajah siap berfoto, seperti gambar kolase tanpa kesan semuanya berkumpul satu tempat, jadi ingat waktu belajar desain, harus ada pernyataan dan poin utama, tapi kok semuanya yang gue liat poin utama ya? malah jadi bingung mereka itu siapa tanpa pergerakan bisa mesem di sana? Tibanya saat lepas kendali, menelusuri beranda eksistensi, komunikasi jarak jauh dengan teman, ternyata isu sampah visual sudah beredar lama, berbagai macam angle diambil luar dalam oleh media digital, tapi kok belom dapet solusinya yah? Datanya bagus banget dari pihak media tapi baru opini yang didapat, terus lingkungannya gimana? Wawancara ke produsen juga udah mereka lakukan ke vendor sampai ketua parpol katanya "wajar", terus wacana ngebersihin sampah visualnya gimana? Kan gue dan media resah akan hal itu. Jadilah karya pakaian dari limbah spanduk partai ini sebagai solusinya. Pengen bikin pergerakan kalo beliau-beliau gak sanggup ngeberesinnya, terus kita bikin pameran sampah visual deh.. Ada yang mau join? Bantu sebarkan ya ?

A post shared by jet! (@tejyet) on

Tak hanya hasil karya jaket yang tebuat dari bahan spanduk, ia pun berharap ingin membuat hal yang lebih besar lagi. Ia bahkan memiliki cita-cita untuk bisa menggelar pameran seni yang seluruh produknya terbuat dari limbah visual.

Tags :