Perjalanan Panjang Mesin Pembaca Pikiran. Sangat Manfaat untuk yang Alami Gangguan Komunikasi

Sejarah mesin pembaca pikiran
Ilustrasi mesin pembaca pikiran | suluhpergerakan.org

Dipake juga sama Stephen Hawking, lho.

Mesin pembaca pikiran telah dikembangkan sejak lama tujuannya bukan hanya ingin mengetahui apa yang seseorang pikirkan tapi yang lebih utama ialah melihat pola kerja pikiran dalam kehidupan manusia, bagaimana pikiran itu terbentuk, apa yang membentuknya, dan berbagai misteri lainnya mengenai pikiran.

Setelah melalui proses riset yang sangat panjang, telah tercipta mesin pembaca pikiran walaupun bagi banyak ahli mesin tersebut belum cukup untuk menjawab semua pertanyaan awal yang melandasi gagasan penciptaannya.

Berikut Perjalanan Panjang Mesin Pembaca Pikiran

Pasti kamu penasaran kan bagaimana proses panjang yang harus dilalui untuk menghadirkan sebuah mesin pembaca pikiran. Berikut adalah sejarah singkat mesin pembaca pikiran.

Sejarah mesin pembaca pikiran
Ilustrasi mesin pembaca pikiran | tirto.id

Prinsip kerja dari mesin pembaca pikiran sebenarnya cukup sederhana. Disebutkan dalam laman How It Works, ketika manusia berbicara, otak akan mengirimkan sinyal saraf ke tenggorokan dan otot di sekitar mulut. Walaupun hanya sedikit bagian ototo bicara yang digerakkan, sinyal tetap bisa dibaca oleh alat tertentu.

Ilmuwan menyebut sinyal tersebut sebagai sinyal subvokal. Sinyal akan diterjemahkan melalui synthesizer menjadi ucapan guna memberikan perintah, seperti pada kursi roda bermotor yang digunakan oleh ilmuwan Stephen Hawking.

Mesin pembaca pikiran pada awalnya dikembangkan oleh NASA di laboratorium neuro-engineering NASA Ames Research Center pada tahun 1999 silam. Teknologi pembaca pikiran mulanya ditujukan untuk astronot yang bekerja di International Space Station (ISS).

Wilayah di sekitar ISS ini sangatlah bising, sehingga para astronot yang bekerja kerap kali mengalami kesulitan mengendalikan sistem komputer. Kebisingan tersebut membuat mesin perintah suara yang digunakan astronot menjadi sulit untuk menginterpretasi perintah yang diucapkan.

Sejarah mesin pembaca pikiran
Ilustrasi mesin pembaca pikiran | www.mobgenic.com

Melihat masalah ini, ilmuwan NASA menemukan sinyal subvokal sebagai solusinya. NASA akhirnya mengembangkan sebuah sensor yang bisa mengukur sinyal subvokal yang terkoneksi dengan komputer yang bisa menerjemahkan sinyal menjadi kata atau frasa.

Penelitian NASA yang dipimpin oleh Chuck Jorgensen tersebut cukup berhasil. Pada tahun 2004, mesin tersebut mampu menerjemahkan 10 kata. Kemudian di tahun 2007 meningkat menjadi 255 kata. Meski demikian, alat ini belum bisa membaca pikiran.

Selanjutnya, jalan terang penciptaan mesin pembaca pikiran muncul dari penelitian yang dilakukan Takeshi Tamura dan Michiteru Kitazaki dari Universitas Teknologi Toyohashi, Atsuko Gunji dari Institut Kesehatan Mental Nasional Jepang, dan Hiroaki Shigemasu dari Universitas Teknologi Kochi. yang meneliti proses produksi wicara di otak.

Hasil penelitian tersebut menuntun Takeshi Tamura dan rekan-rekannya menciptakan alat pembaca pikiran. Mereka yakin alat yang mereka kembangkan ini bisa bermanfaat untuk orang-orang yang mengalami kelumpuhan atau sulit berkomunikasi karena locked-in-syndrome.

Artikel Lainnya
Sejarah mesin pembaca pikiran
Ilustrasi mesin pembaca pikiran | style.tribunnews.com

Di waktu yang hampir bersamaan, para ilmuwan di Wyss Center for Bio and Neuroengineering di Swiss juga melakukan riset serupa. Penelitian yang dipimpin oleh Niels Bilbaumer ini tidak hanya memindah sinyal otak dengan metode EEG, tetapi juga memindai perubahan kadar oksigen di dalam otak.

Bilbaumer dan rekan-rekan melakukan serangkaian penelitian pemindaian otak empat orang yang menderita ALS sehingga kehilangan kemampuan berbicara. Melalui teknik spektroskopi inframerah, ilmuwan mampu mengukur kadar oksigen yang berubah saat mereka memikirkan sesuatu.

Pertanyaan yang sama dilontarkan secara berulang-ulang selama beberapa minggu untuk menguji konsistensi pola. Hasil yang didapat cukup mengejutkan. Keempat partisipan menunjukkan konsistensi selama periode pengulangan tersebut. Metode yang digunakan Bilbaumer dan tim berhasil.

Saat ini Wyss Center tengah mengembangkan teknologi mesin pembaca pikiran ini agar bisa digunakan untuk penderita kelumpuhan yang diakibatkan stroke atau cedera tulang belakang.

Panjang ya sejarah mesin pembaca pikiran ini. Mulai dari munculnya gagasan, riset hingga terciptanya mesin pembaca pikiran tersebut. Mesin seperti ini tentunya sangat bermanfaat untuk membantu orang yang mengalami gangguan komunikasi.

Tags :