Bill Gates Tunda Inisiasi Upaya Meredupkan Matahari Lantaran Bakal Merusak Ekosistem Alam?

Project Stratospheric Controlled Perturbation Experiment
Project Stratospheric Controlled Perturbation Experiment |

Efek Samping Upaya Meredupkan Matahari Dapat Mencegah Global Warning, Namun Bakal Merusak Ekosistem Alam?

Bill Gates kini tengah mendukung upaya suatu proyek untuk memblokir cahaya Matahari untuk meminimalisir sinarnya sebelum mencapai permukaan bumi. Hal ini ditenggarai efektif mengatasi masalah pemanasan global di masa depan yang semakin parah. Proyek ini diinisiasi oleh almamater Bill Gates sendiri, Harvard University.

Seperti yang dikutip dari Jalantikus.com pada Jumat (9/7), proyek ini dinamai Stratospheric Controlled Perturbation Experiment, rencananya pada bulan Juni uji coba pertama akan berlangsung di Swedia. Uji coba ini bertujuan untuk mengetahui apakah metode peneliti terkait upaya memantulkan kembali cahaya Matahari ke angkasa dengan bahan kimia berhasil sesuai teori.

Pada eksperimen tersebut, bahan kimia aerosol dalam volume kecil akan diangkut oleh balon dan kemudian disebarkan di langit pada lokasi yang spesifik. Balon yang bisa terbang tinggi tersebut awalnya direncanakan meluncur dari Esrange Space Station di Kiruna, Swedia. Hal itu berfungsi untuk memastikan apakah dapat langsung diujicobakan meredupkan Matahari pada skala yang lebih besar.

Namun, lantaran tingkat bahayanya dipandang tinggi, uji coba yang awalnya akan direncanakan tahun ini pun akhirnya ditunda. Harvard sudah mengumumkan penundaan untuk memastikan lagi tentang seperti apa dampak yang bakal terjadi pada area uji coba secara lebih detail. Dewan penasihat Harvard merekomendasikan penundaan sampai dapat diketahui dampaknya.

"Hal ini kemungkinan akan menunda peluncuran platform itu sampai tahun 2022," kata mereka.

Project Stratospheric Controlled Perturbation Experiment
Project Stratospheric Controlled Perturbation Experiment |

Lebih dari itu, uji coba ini juga mendapat penolakan dari para penduduk di lokasi uji coba, yakni orang Saami, suku asli Swedia. Mereka berpendapat bahwa rekayasa ini bertentangan dengan hukum alam dan dapat mengganggu keseimbangan ekosistem.

“Ini melawan pandangan kami bahwa kita harus menghormati alam. Kami punya sikap sangat jelas bahwa kami tidak setuju dengan pengembangan geoengineering Matahari di Sapmi," tutur Asa Larsson Blind, Wakil Presiden Saami Council.

Beberapa peneliti sebelumnya telah memprediksi bahwa uji coba meredupkan sinar Matahari ini berisiko merusak ekosistem. Hal tersebut diakui oleh tim Harvard sendiri sebelumnya. Dampak kemungkinannya cuaca jadi sukar diprediksi dan bisa menyebabkan kekeringan yang pada akhirnya membuat pasokan bahan pangan tersendat di dunia.

"Keputusan yang kita hadapi saat ini adalah apakah akan mempelajarinya dengan serius. Menginvestigasi dengan seksama apa saja resikonya dan seberapa baik hal itu bekerja akan menyediakan informasi lebih baik bagi generasi masa depan," cetus David Keith, ilmuwan Harvard.

Artikel Lainnya
Tags :