Penggunaan Media Sosial di Kantor dan Keputusan Resign Kerja

Sudah jenuh di kantor?
Sudah jenuh di kantor? | marketeers.com

Mungkin, ini sudah waktunya kamu resign kerja.

Dunia teknologi terus mengalami perkembangan. Dengan tingginya penghargaan kita terhadap inovasi dan perubahan, maka berbagai perusahaan teknologi terus memburu inovasi-inovasi brilian. Termasuk pula perusahaan media sosial Instagram.

Kehadiran fitur story di Instagram Agustus 2016 lalu menjadi inovasi yang bikin kita makin betah berlama-lama di media sosial satu ini. Tanpa sadar, ternyata kita sudah menghabiskan banyak waktu di Instagram hanya untuk 'menonton' kehidupan orang lain.

Lambat laun, kita pun juga jadi terdorong untuk 'mempertontonkan' kehidupan kita di Instagram Story. Sayangnya, kadang kita nggak tau tempat saat bermain media sosial. Ketika kerja, kita nggak lepas dari Instagram Story.

Saking canggihnya, di waktu rapat pun kita masih sempat-sempatnya membuat Story. Padahal, seharusnya kita tahu bahwa nggak semua hal patut untuk kita masukkan di media sosial, dan nggak semua kesempatan patut kita gunakan untuk mengakses media sosial.

Baca juga: Demi Pacar Eksis di Medsos, Para Cowok ini Rela Jadi Fotografer Dadakan, Foto-fotonya Ngenes Banget!

Sudah jenuh di kantor?
Bijaklah menggunakan medsos | keepo.me

Berdasar laporan yang dilakukan oleh TeamLease, 62% karyawan mengoperasikan media sosial mereka di jam kerja untuk urusan personal. Waktu yang mereka habiskan di media sosial pun nggak main-main, yaitu sekitar 32% waktu kerja mereka, atau setara dengan 2,35 jam. Fenomena ini disebut dengan Cyberloafing, ketika kita menggunakan akses internet kantor, pada jam kantor, bukan untuk pekerjaan namun untuk urusan personal.

Baca juga: Jurus Medsos Do Your Magic, Perempuan Ini Ungkap Sendiri Pelaku Perampokan Dirinya!

Cyberloafing nggak melulu buruk dan menunjukkan rendahnya kualitas karyawan. Namun, cyberloafing sebenarnya merupakan respon alami kita terhadap kebosanan di tempat kerja. Mungkin, kita sebenarnya nggak suka dengan pekerjaan tersebut sehingga kita mudah bosan dan memilih tenggelam dalam media sosial. Mungkin pula, kita membutuhkan tantangan lebih dalam pekerjaan agar kita nggak terus menerus tenggelam dalam Cyberloafing.

Baca juga: Nukman Luthfie, Bapak Medsos Indonesia Meninggal Dunia. Begini Fakta Hidupnya!

Artikel Lainnya

Jika kamu menemukan dirimu dalam posisi seperti di atas terus menerus, coba evaluasi lagi kehidupan kariermu dan pekerjaanmu. Cari tahu, apakah sudah waktunya bagimu untuk berdiskusi dengan atasanmu untuk mendapatkan tantangan baru? Atau apakah ini merupakan pertanda bagimu untuk resign?

Tags :