Sebut Bukan Mudik Saat Perantau Kembali Ketika Corona, Jokowi: Itu Pulang Kampung

Sebut Perantau Kembali Saat Awal Corona Bukan Mudik, Jokowi: Itu Pulang Kampung
Presiden Joko Widodo bersama dengan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto. | www.suara.com

Menurut Presiden Jokowi, mudik dan pulang kampung itu beda. Begini penjelasannya!

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut istilah kata mudik dan pulang kampung adalah dua hal yang berbeda. Hal ini juga sedang menjadi perbincangan lantaran dianggap sebagai salah satu faktor penyebab tingginya penularan corona di Indonesia.

Pernyataan Jokowi ini disampaikan kala menjawab pertanyaan dari presenter Najwa Shihab dalam program Mata Najwa yang tayang pada Rabu (22/4) lalu.

Sebut Perantau Kembali Saat Awal Corona Bukan Mudik, Jokowi: Itu Pulang Kampung
Presiden Jokowi saat menjawab pertanyaan dalam acara Mata Najwa Trans7, Rabu (22/4). | twitter.com

Jokowi menjelaskan, bahwa pergerakan masyarakat yang kembali ke daerah asalnya di saat penetapan kondisi tanggap darurat Covid-19 beberapa waktu lalu itu bukanlah sebuah mudik.

Hal ini tidak lepas dari situasi para perantau yang sudah tidak memiliki pekerjaan di Jabodetabek pasca penetapan itu dilakukan.

Baca Juga: Kontroversi Belva Ruang Guru, Pengamat Politik: Sebaiknya Semua Stafsus Milenial Mengundurkan Diri

“Kalau itu, bukan mudik. Itu namanya pulang kampung. Memang (perantau) bekerja di Jabodetabek, di sini sudah tidak ada pekerjaan ya mereka pulang,”

“Karena anak istrinya ada di kampung jadi mereka pulang,” jelas Jokowi.

Sedangkan, istilah mudik sendiri merupakan kata untuk menggambarkan pergerakan massa yang terjadi saat musim lebaran tiba.

“Kalau mudik itu di hari lebarannya. Beda. Untuk merayakan Idul Fitri. Kalau yang namanya pulang kampung itu yang bekerja di Jakarta tapi anak istrinya ada di kampung,” lanjutnya.

Baca Juga: Breaking News: Jokowi Pastikan Mudik Tahun Ini Dilarang!

Sebut Perantau Kembali Saat Awal Corona Bukan Mudik, Jokowi: Itu Pulang Kampung
Ilustrasi: Mudik | www.cnnindonesia.com

Orang nomor satu di Indonesia itu juga menganggap, apabila para perantau yang berada di Jabodetabek tidak pulang kampung di saat awal corona maka hal yang lebih berbahaya bisa terjadi.

Dia lantas mencontohkan, kondisi tempat tinggal para pekerja yang bisa hidup berdesakan dalam satu kamar. Belum lagi mereka terancam tidak memiliki kekuatan untuk membeli makanan karena tak ada pekerjaan.

“Mereka di sini tidak bekerja. Lebih berbahaya mana? Di sini di dalam ruangan dihuni 8-9 orang atau pulang ke kampung tapi di sana sudah disiapkan isolasi dulu,”

Jokowi juga meyakini banyak desa yang jadi tujuan pulang para pekerja di saat wabah corona sudah mempersiapkan ruang isolasi untuk mencegah terjadi penularan.

Baca Juga: Ramai Ahli UI Ungkap Corona Sudah Menyebar Sejak Januari, Pemerintah: Kenapa Baru Bilang Sekarang

“Saya kira sekarang semua desa sudah menyiapkan isolasi ini yang pulang dari desa. Lebih bahaya mana? Saya kira kita harus melihat lebih detail lapangannya. Lebih detail angka-angkanya,” ucapnya.

Pemerintah sendiri sebelumnya mendapatkan hasil survei yang cukup mengejutkan ketika musim lebaran yang sebentar lagi datang.

Mereka mendapati ada sebanyak 34% masyarakat yang masih ingin melaksanakan mudik meski sedang terjadi kondisi darurat Covid-19.

Untuk itu, sejak Selasa (21/4), Presiden Jokowi memastikan mudik pada tahun 2020 akan dilarang untuk mencegah terjadinya ledakan penularan corona di daerah.

“Pada rapat hari ini, saya ingin menyampaikan juga bahwa mudik semuanya akan kita larang,” tegas Jokowi dalam rapat terbatas melalui teleconference.

Artikel Lainnya

Pernyataan Jokowi yang menilai istilah mudik dan pulang kampung adalah dua hal yang berbeda memang tengah menjadi perbincangan publik.

Hal ini tidak lepas dari aktivitas mudik atau pulang kampung yang selama ini dianggap menjadi salah satu sumber penularan dan penyebaran virus corona di daerah.

Semoga kali ini pemerintah bisa menemukan formula yang tepat dan tegas, baik itu pelarangan mudik maupun pulang kampung demi meredanya pandemi Covid-19.

Tags :