Gerindra Sebutkan Syarat Koalisi dengan Jokowi, Jika Ditolak Prabowo Pilih Jadi Oposisi

`Jokowi-Prabowo
Jokowi-Prabowo | www.google.com

Baiknya kubu Prabowo jadi koalisi atau oposisi guys?

Pertemuan dua kontestan Pemilihan Presiden 2019 Joko Widodo dan Prabowo Subianto akhirnya beberapa waktu yang lalu bertemu. Pertemuan tersebut sekaligus menandai berakhirnya rivalitas tensi tinggi keduanya.

Namun apa kelanjutan sesudah pertemuan tersebut?

`Jokowi-Prabowo
Jokowi-Prabowo | www.google.com

Rekonsiliasi adalah isu yang berhembus kencang usai pertemuan dua tokoh berpengaruh tersebut. Kini Partai besutan Prabowo, Gerindra tengah menyiapkan sejumlah konsep program untuk ditawarkan kepada pemerintahan Jokowi-Ma’ruf.

Baca juga: Dahnil Anzar Sebut Kalau Jokowi-Prabowo Rekonsiliasi, Beri Kesempatan Rizieq Shihab Pulang

Tak hanya itu, Gerindra juga bahkan sudah menyiapkan kadernya jika program yang disodorkan mendapat lampu hijau oleh Jokowi-Ma’ruf.

Dilansir melalui Kompas.com, konsep program yang disodorkan pada Jokowi-Ma'ruf dibahas dalam rapat Ketua Umum Gerindra Prabowo bersama seluruh dewan pembina partai di kediamannya, Hambalang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat 19 Juli 2019 lalu.

"Konsep kemandirian pangan, ketahanan energi. Pokoknya itu jadikan satu konsep. Kalau konsep mandiri-mandiri itu kemudian diterima (Jokowi-Ma'ruf), lalu kan nanti akan dihitung bidangnya berapa, orangnya berapa, kan begitu," ujar Wakil Ketua Umum Gerindra Sufmi Dasco Ahmad kepada wartawan seusai pertemuan.

Sufmi Dasco Ahmad
Sufmi Dasco Ahmad | www.google.com
Artikel Lainnya

Namun Dasco mengatakan, usulan program dari Gerindra kepada Jokowi-Ma’ruf tak serta merta berkaitan langsung dengan bagi-bagi kursi jabatan di pemerintahan.

Baca juga: Tolak Rekonsiliasi Jokowi dan Prabowo, Emak-Emak Demo di Kertanegara

Gerindra punya dua opsi langkah terkait program sodorannya tersebut. Jika diterima pemerintahan Jokowi-Ma’ruf maka Gerindra bersedia bergabung dalam koalisi parpol pendukung pemerintah. Sebaliknya jika tak disetujui, maka Gerindra mengaku akan tetap menjadi oposisi.

"Ya kalau ke dalam (pemerintahan) itu tidak langsung bagi-bagi kursi, tetapi dengan tukar-menukar konsep. Kalau konsep kami diterima, artinya kan baru ketahuan berapa jumlah orang yang diperlukan untuk menjalankan konsep tersebut," kata Dasco.

"Kalau itu semua diakomodasi, artinya ya (Gerindra) di dalam (koalisi pendukung pemerintah). Kalaupun di luar ya, dengan kritik membangun," lanjut dia.

Sebelumnya, Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani mengatakan, dewan pembina partai menyerahkan keputusan mengenai arah politik ke tangan Prabowo Subianto selaku ketua umum.

Prabowo sebagai ketua dewan pembina memiliki kewenangan menentukan langkah Gerindra, apakah tetap menjadi oposisi atau mendukung pemerintahan Jokowi-Ma’ruf.

Namun pada dasarnya Prabowo tetap berpegang pada prinsip, keyakinan, dan cita-cita yang dikampanyekan selama Pilpres 2019 ini.

"Pak Prabowo sebagai Ketua Umum Gerindra berulang-ulang menyatakan bahwa prinsip dan keyakinan perjuangan cita-cita kami tak akan berubah," kata Muzani.

Meski memang sudah menghentikan rivalitas, namun menurutmu apakah kubu Prabowo lebih baik bergabung dengan pemerintahan Jokowi-Ma’ruf, atau tetap menjadi oposisi yang konstruktif?

Tags :