Tak Digaji dan Harus Tinggal di Sekolah, Para Siswa pun Patungan untuk Bayar Gaji Sang Guru. Videonya Bikin Haru!

ilustrasi pendidikan
ilustrasi pendidikan | pixabay.com

Aku rindu dengan guruku :(

Guru adalah salah satu profesi yang jasanya tak terhitung. Bahkan, negara bisa besar juga berasal dari guru-guru yang hebat. Namun, meski memiliki jasa yang tak terhingga, profesi ini seakan terpinggirkan oleh profesi yang lebih mentereng. Padahal, seseorang bisa jadi presiden juga berkat jasa seorang guru.

Ironi memang, namun itulah kenyataan yang ada. Jangan jauh-jauh melihat negara lain. Kita tengok saja negara kita tercinta ini, Indonesia. Banyak berita tentang kondisi para guru yang hidupnya serba kekurangan dan keterbatasan. Kenapa bisa begitu? Lalu sebagai seorang murid, apa yang bisa kita perbuat untuk mereka?

1.

Guruku sayang, guruku malang

ilustrasi pendidikan
ilustrasi guru | unsplash.com

Di Indonesia, nasib guru seakan tidak kunjung membaik. Terutama bagi para guru honorer. Profesi mulia di negeri ini sering dipandang sebelah mata. Bahkan, yang lebih parah lagi, cukup banyak kasus miris yang menimpa para pengajar kita. Mulai dari gaji yang kusut hingga kasus penganiayaan yang terus berlarut.

Masih ingatkah kamu tentang kasus meninggalnya seorang guru honorer di wilayah Sampang, Madura akibat tindak kekerasan yang dilakukan oleh salah satu muridnya? Atau kasus pelemparan kursi dan telepon selular oleh seorang murid berinisial NF kepada seorang guru berinisial NK yang terjadi di Pontianak beberapa bulan yang lalu?

Kenapa seorang murid yang notabene-nya adalah seorang 'anak' berani melakukan hal tersebut kepada 'orangtuanya'? Bukankah Indonesia adalah bangsa yang santun?

Baca juga: Hanya Karena Alasan Sepele, Seorang Guru Tega Meraba Payudara Siswinya di Depan Kelas. Ratusan Siswa Demo!

2.

Beda di Indonesia, beda pula di luar negeri

ilustrasi pendidikan
ilustrasi ruangan kelas | unsplash.com

Kisah pilu yang menimpa para guru di Indonesia seakan berbanding terbalik dengan yang dialami oleh guru-guru di luar negeri. Di sana, peran guru sangat vital sehingga mendapatkan perlindungan hukum yang jelas.

Selain itu, orangtua siswa juga bersikap kooperatif dengan pihak sekolah sehingga visi dari keberadaan guru dapat terealisasikan dengan baik. Jangankan orangtua siswa, para siswa sendiri sangat menghargai dan mencintai guru-guru mereka. Misalnya saja seorang bocah asal Kuwait bernama Noor Al Faris (5) yang membelikan gurunya sebuah mobil mewah setelah kelulusannya dari TK.

3.

Para murid yang patungan untuk membayar gaji guru mereka

Dia adalah Bruno Rafael Paiva, seorang guru asal Brazil yang mendapatkan kejutan manis dari murid-muridnya. Bruno sendiri merupakan guru pengganti sehingga namanya tidak dimasukkan ke daftar pegawai yang mendapatkan gaji karena sulitnya birokrasi di negara Amerika Latin.

Bahkan, akibat tidak mendapatkan gaji, Bruno bahkan harus rela tinggal di sekolah karena tak mampu membayar sewa rumah.

Saya mencoba semua yang saya bisa (untuk mendapatkan bayaran) tetapi birokrasi menyulitkan saya, ungkap Bruno seperti yang dilansir dari laman WorldofBuzz.

Mengetahui kesulitan yang dialami oleh guru kesayangannya, murid-murid asal Brejo Santo, Brazil ini pun secara sukarela patungan dan berhasil mengumpulkan uang sebanyak Rp 5.8 juta. Uang hasil patungan tersebut kemudian diberikan kepada Bruno.

Tentu saja Bruno yang tidak menyangka dan menangis haru. Video para siswa yang memberikan uang patungan tersebut kemudian menjadi viral setelah diunggah oleh salah seorang murid. Video itu pun kemudian dibagikan oleh banyak pengguna media sosial Facebook dan Twitter hingga Instagram.

Sama seperti saya, mereka semua hanyalah siswa yang masih percaya pada sistem pendidikan bangsa. Mereka juga masih percaya pada cinta dan belas kasih terhadap orang lain. Mereka semua menghormati dan mencintai pendidik mereka, terang Bruno.

Baca juga: Aneh, Bu Guru Ini Malah Bangga Dihamili Oleh Muridnya Yang Berusia 13 Tahun

4.

Peran orangtua, mendidik atau melindungi?

ilustrasi pendidikan
ilustrasi | unsplash.com

Kembali ke persoalan dalam negeri, sejatinya banyak kasus yang melibatkan perseteruan antara murid dan orangtuanya dengan para guru di Indonesia. Dari sekian banyak kasus, sebagian besar yang menjadi korban adalah para guru.

Urutannya hampir serupa: guru tengah mengajar, murid tidak memperhatikan, guru menegur, murid tidak terima ditegur, lapor kepada orangtua, orangtua pun marah kepada guru. Sungguh aneh jika melihat sikap dan tindakan dari orang tua seperti ini.

Padahal, sudah jelas anaknya yang salah, namun tetap membela dan melindunginya. Memang sudah kewajiban orangtua untuk melindungi. Namun ketika sang anak disekolahkan, orangtua harusnya 'menyerahkan' sepenuhnya kepada sang guru agar mendapatkan pendidikan yang baik.

Patut diingat bahwa menegur itu dimanifestasikan dalam berbagai cara. Mulai dari teguran berupa verbal hingga yang lainnya. Lagi pula, guru menegur bukan tanpa alasan. Kalau sedikit-sedikit tangan melayang akibat keluhan sang anak, bagaimana anak tersebut bisa dididik dengan baik oleh para guru?

5.

Banyak protes dan tidak kooperatif, silakan buat sekolah sendiri untuk anak tercinta

ilustrasi pendidikan
ilustrasi ruangan kelas | unsplash.com

Pada Februari 2018, Sekolah Dasar Negeri (SDN) 2 Kubu, Kecamatan Kumai, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah mengalami kejadian yang memprihatinkan. Bagaimana tidak, sekolah tersebut dilempari tinja oleh para orangtua siswa!

Menurut kesaksian para guru, tindakan pelemparan tersebut terkait sikap orangtua siswa yang tidak kooperatif dengan pihak sekolah. Akibatnya, para guru pun sepakat membuat spanduk yang berisikan sindiran terhadap sikap dari para orangtua siswa. Ada pun isi dari spanduk tersebut berbunyi .

Info untuk siswa dan wali murid, orang yang anaknya tidak mau ditegur/dididik oleh guru SDN 2 Kubu, 1. Silakan didik sendiri, 2 Buat kelas sendiri, 3. Buat aturan sendiri, 4. Buat sekolah sendiri, 5. Buat raport dan ijazah sendiri.

Baca juga : Pidato Soal Gaji Kecil Guru, Mendikbud: Nikmati Saja Nanti Masuk Surga

Artikel Lainnya

Tindakan dari para orangtua siswa tersebut sungguh di luar nalar. Bagaimana bisa para guru yang notabene-nya mendidik anak-anak mereka malah diperlakukan seperti itu? Bagaimana pendapatmu? Semoga para guru diberikan ketabahan dan kesabaran dalam menjalankan tugas mulia ini, ya

Tags :