Rachel Vennya Beli Kulkas Puluhan Juta, Gaya Hidup yang Sobat Miskin Milenial Nggak Bisa Relate

Kamu nggak salah baca. Iya benar, Rachel Vennya baru saja membeli kulkas seharga puluhan juta. Kira berkisar antara Rp30 juta - Rp90 juta. Dan yang lebih membuat kaget (baca: jengkel), alasan dirinya dan sang suami, Nico Al Hakim membeli kulkas tersebut adalah karena ingin HEMAT LISTRIK.

Eh malih, begimana ceritanya beli kulkas biar hemat listrik, tapi yang dibeli seharga hampir sepuluh motor matic!

Kulkas ini cuma bagus di penampilan. Kalau pintu kulkas diketok, lampunya akan menyala dan bagian dalam kulkas bisa terlihat dari luar. Selebihnya ya fungsinya sama dengan kulkas pada umumnya untuk menyimpan makanan dan minuman agar tetap dalam kondisi dingin. Tak lantas, mentang-mentang karena harganya puluhan juta, di dalamnya jadi ada kamar mandi dalam dan dua kamar tidur. Enggak dong!

Kulkas puluhan juta bukan satu-satunya, masih ada kemewahan lain yang lebih bikin sobat miskin nggak bisa relate

Jangan tercengang dulu dengan harga kulkas milik Rachel Vennya. Masih ada hal lain yang membuat anak muda seperti kita semakin merasa bagaikan remahan bumbu Indomie. Dikutip dari Dream.co.id, Rachel Vennya pernah berfoto dengan tas Balenciaga seharga Rp40 jutaan, pakai baju keluaran desainer Alexander McQueen seharga Rp63 juta, serta punya peliharaan kucing spesies Savannah yang sangat langka dengan harga kisaran Rp70 juta - Rp126 juta.

Dengan dibongkarnya sekelumit barang mewah milik Rachel Vennya, apakah sudah cukup membuatmu tertekan? Tujuan artikel ini memang untuk membuat kamu yang merasa miskin menjadi semakin miskin.

Milenial muda seperti kita hidupnya terasa pas-pasan bukan karena kurang usaha, tapi karena ada orang-orang seperti Rachel Vennya yang masuk dalam level 'beli barang nggak lihat harga'

Walaupun lebih memilih rebahan dibanding kerja kerja kerja, nggak dipungkiri sebenarnya kita nggak malas-malas banget kan? Pekerjaan ada; penghasilan juga ada, paling tidak cukup buat jajan boba dan nonton di bioskop saat akhir pekan. Kalau saya sih, paling tidak masih bisa mencukupi susu dan popok anak.

Tapi kenapa kita nggak bisa mencapai di level kekayaan seperti Rachel Vennya, yang kalau beli barang nggak lihat harga? Ya, karena memang hidup kadang harus seperti itu. Inilah yang disebut dengan keseimbangan alam semesta. Kalau semua orang sukses, pekerjaan menjadi motivator nggak akan laku. Tak ada lagi orang-orang gagal yang butuh disemangati, padahal di situ sumber mata pencahariannya.

Kalau ngga ada orang kaya, nggak bakal ada namanya orang miskin. Kalau sama-sama kaya, mana mungkin ada forum sobat miskin seperti kita yang suka ghibahin selebgram kaya (eh). Padahal kan di situ serunya, hehe.

Boleh mimpi jadi kaya seperti Rachel Vennya, tapi ya nggak masalah kalau hidupmu gini-gini aja

Menjadi seperti Rachel Vennya memang terasa menyenangkan. Keluar uang tak lagi pakai mikir-mikir. Mau beli apapun tinggal gas sampai rem blong. Pokoknya bebaaaaasss! Tapi kalau mau dilihat lebih dalam lagi, Rachel Vennya pasti mengalami jatuh bangun hingga ia ada di posisinya sekarang.

Ia pernah bercerita, bahwa masa kecilnya tak semewah sekarang. Ia bahkan harus mencari uang saku sendiri di masa sekolah. Jalannya menjadi pengusaha dimulai dari menjadi pedagang saat duduk di bangku sekolah. Sampai akhirnya punya bisnis sendiri seperti obat pelangsing, makanan, dan setelah memiliki banyak followers, Rachel jadi salah satu selebgram dengan bayaran termahal untuk sekali paid promote.

Jalan Rachel Vennya untuk mencapai posisinya sekarang tentu berdarah-darah. Namun apakah semua orang bisa mengikuti perjuangan Rachel Vennya dan berharap mendapat hasil yang sama? Jawabannya ya bisa saja. Semua orang bisa mencoba formula menjadi kaya yang sudah terbukti berhasil pada Rachel Vennya, tapi belum tentu formula itu bisa berhasil di kamu.

Kamu bisa saja mencoba formula kesuksesan yang sudah terbukti berhasil, tapi bukan berarti kamu nggak bisa gagal.

Tidak semua orang ditakdirkan menjadi pengusaha atau bos. Ada orang-orang yang memang cocoknya cuma jadi karyawan, yang tinggal terima pekerjaan yang sudah ditentukan oleh atasan. Lalu tinggal mengerjakannya dengan sebaik-baiknya. Jadi ungkapan "semua orang bisa menjadi pengusaha" menurut saya is totally bullshit.

Dan bukan sebuah kegagalan juga kalau hidupmu gini-gini aja, tak bergelimangan harta seperti Rachel Vennya. Karena terkadang hidup memang harus dijalani dengan cara biasa-biasa saja. Sebab kondisi mental setiap orang berbeda-beda. Siapa tahu mental kita-kita kaum rebahan ini memang mental jadi orang yang biasa-biasa aja dan hidupnya gini-gini aja. Kalau jadi orang kaya, malah hidupnya bakal hancur berantakan.

Kamu boleh menjadikan Rachel Vennya sebagai harapan untuk menjadi kaya, tapi tolong untuk tetap pasang batas sewajarnya. Agar kalau nggak berhasil jadi kaya, ya kamu nggak pusing di kepala.