Perjalanan Karier Didi Kempot, dari Jalanan hingga Jadi Legenda

Karier Didi Kempot
Perjalanan Sang Lord of Brokenheart | keepo.me

Selamat jalan, Didi Kempot!

Duka kembali menyelimuti dunia musik Indonesia, Dionisius Prasetyo atau yang lebih dikenal dengan Didi Kempot mengembuskan napas terakhir di RS Kasih Ibu, Solo, pada Selasa, (5/5). Henti jantung menjadi penyebab meninggalnya sang Godfather of Broken Heart. Tentu kabar ini mengagetkan seluruh masyarakat Indonesia, khususnya Sobat Ambyar, sebutan bagi para penggemarnya.

Beberapa tahun terakhir memang menjadi momen yang indah bagi Lord Didi. Setelah melawati jalan panjang, musik-musik Didi Kempot semakin dikenal luas oleh masyarakat, terutama anak-anak muda yang merayakan patah hati bersama tembang-tembangnya yang selalu membiarkan kita untuk menuangkan kesedihan sedalam-dalamnya. Kini Beliau telah berpulang, setelah melewati jalan panjang: dari jalanan hingga menjadi seorang legenda.

BACA JUGA: Banyak Netizen Tanyakan Agama Didi Kempot, Gus Miftah Ngamuk: Dia Muslim, Jangan Berdebat Lagi!

1.

Mengawali karier di jalanan

Karier Didi Kempot
Mengawali karier di jalanan | kaltim.tribunnews.com

Didi Kempot mulai merintis kariernya sejak tahun 1984 sebagai musisi jalanan. Didi Kempot dengan ukulele dan kendang miliknya, mulai menyusuri Kota Surakarta, Jawa Tengah. Profesi sebagai musisi jalanan ini dilakoni Didi Kempot selama tiga tahun, yakni hingga tahun 1984.

Setelah tiga tahun merintis karier di kota kelahirannya, Didi Kempot memberanikan diri untuk hijrah ke Jakarta pada tahun 1987. Saat itu, ia sering berkumpul dan ngamen bersama teman-temannya di daerah Slipi, Palmerah, Cakung, dan Senen.

BACA JUGA: Dunia Musik Kembali Berduka, Didi Kempot Meninggal Dunia

Nama panggung Didi Kempot pun berasal dari Kelompok Pengamen Trotoar, yakni grup musik asal Surakarta yang membawa Didi Kempot mengadu nasib di ibu kota. Sembari ngamen, Didi dan kawan-kawan mencoba menitipkan kaset rekaman ke sejumlah studio musik.

Setelah beberapa kali ditolak, akhirnya mereka berhasil merebut perhatian label Musica Studio’s. Akhirnya pada tahun 1989, Didi Kempot merilis album pertamanya. Lagu-lagu patah hati yang diciptakan Didi Kempot pun kian membuai para penikmatt musik.

2.

Sukses di luar negeri

Karier Didi Kempot
Sukses di luar negeri | www.liputan6.com

Didi Kempot mulai tampil di luar negeri pada tahun 1993. Saat itu ia tampil di Suriname, Amerika Selatan. Lagu “Cidro” yang ia bawakan, sukses mengangkat popularitasnya sebagai musisi di Suriname.

Tak lama setelah itu, Didi Kempot mulai melangkah ke Benua Eropa. Tahun 1996, Didi Kempot merekam lagunya yang berjudul “Layang Kangen” di Rotterdam, Belanda. Didi Kempot pulang ke tanah air pada tahun 1999 dan merilis lagu legendarisnya, “Stasiun Balapan”.

3.

Didi kempot sebagai legenda

Karier Didi Kempot
Didi kempot sebagai legenda | wartakota.tribunnews.com

Semasa hidupnya, Didi Kempot merilis ratusan lagu. Sebagian besar lagunya menggunakan bahasa Jawa namun hal tersebut sama sekali tidak mengurangi kegandrungan para penikmat musik di seantero negeri. Bahkan, lagu-lagu Didi Kempot pun berhasil merebut perhatian kalangan muda.

Kepopuleran Didi Kempot sempat meredup namun ia kembali meroket setelah merilis lagu berjudul “Kalung Emas” di tahun 2013 dan “Suket Teki” di tahun 2016. Atas karya-karyanya ini, Didi Kempot pun berhasil menyabet banyak penghargaan.

Ia berhasil meraih penghargaan Anugerah Musik Indonesia sebagai Penyanyi Terbaik, Karya Produksi Tradisional Terbaik, Karya Produksi Lagu Berbahasa Daerah Terbaik, dan lain-lain. Terakhir, pada tahun 2019, Didi Kempot mendapatkan Penghargaan Khusus Maestro Campursari.

Artikel Lainnya

Didi Kempot memang telah tiada, namun karya-karyanya akan selalu abadi menemani hati-hati yang patah, melelehkan air mata siapa saja yang sedang sakit hatinya. Selamat jalan, Lord Didi Kempot, pulanglah dengan damai.

Kami hanya bisa mengucapkan selamat tinggal dengan lirih, seperti sepenggal lirik dari lagu Stasiun Balapan.

"Dah... Dadah sayang... Dah... Selamat jalan,"

Tags :