Percaya Agama Hingga Mulai Belajar Baca Al-Quran, Evelyn Mengaku Dijauhi Teman-temannya di Jepang
27 April 2020 by Pristiqa WirastamiMantan istri Aming ini sedang menunjukkan perubahan yang cukup signifikan.
Nama Evelyn Nada Anjani mulai dikenal di dunia hiburan tanah air sejak dinikahi Aming. Meski kini keduanya telah bercerai, Evelyn beberapa kali menjadi sorotan pemberitaan. Salah satu yang sering disorot adalah perubahan penampilan Evelyn yang semakin lama semakin drastis.
Saat dinikahi Aming, penampilan Evelyn sangat mirip dengan pria. Lambat laun, apalagi sejak bercerai dengan Aming, penampilannya semakin feminin. Ia bahkan beberapa kali tertangkap kamera mengenakan hijab.
BACA JUGA: Menikah di Tengah Pandemi, Ini Potret Perjalanan Asmara Vebby Palwinta dan Razi Bawazier
Mulai belajar membaca Al-Quran
Evelyn tampaknya benar-benar ingin mengubah image-nya. Dari seorang wanita tomboy menjadi wanita feminin. Tak hanya itu, Evelyn juga mulai berubah image menjadi lebih religius. Beberapa bulan belakang, ia tampak mulai belajar membaca Al-Quran. Ia pun tak segan untuk mulai belajar dari Iqra.
Awal mula Evelyn mulai belajar membaca Iqra adalah karena ia mulai merasakan banyak dampak negatif dari wabah Covid-19. Demi menangkal pikiran negatif, ia pun memutuskan untuk belajar membaca Al-Quran.
BACA JUGA: Dari Ashanty sampai Ayu Ting Ting, Ini Deretan Foto Keseruan Para Artis Jalani Sahur Pertama
"Awalnya iseng-iseng (belajar Iqra) tapi ternyata seru banget. Jadi, aku pas udah bisa itu, belum semua sih, maksudnya udah bisa satu halaman itu aku sudah senang banget. Jadinya sekarang kayak ketagihan gitu," kata Evelyn.
Mengaku sempat diasingkan karena percaya agama
Perjalanan Evelyn mempelajari agama nyatanya tidak berjalan mulus. Ia mengaku pernah memiliki pengalaman tak enak soal agama saat tinggal di Jepang. Evelyn mengaku pernah memiliki pengalaman dikucilkan oleh teman-temannya di Jepang.
Menurut wanita yang berprofesi sebagai DJ ini, teman sepergaulannya di Jepang adalah orang-orang yang tak percaya agama. Itulah mengapa ia kerap di-bully karena percaya pada agama.
BACA JUGA: Ngaku Cinta Atta Halilintar Hingga Rela Berhijab, Clara Gopa: Demi Tuhan Bukan Pansos
"Jujur, aku di Jepang itu tinggal di negara yang teman-teman aku semuanya nggak percaya agama. Jadi aku banyak di-bully karena percaya agama. ‘Memang apa keuntungannya punya agama?’ Sering ditegur terus, lama-lama aku malu," kata Evelyn dikutip dari Jawapos.
Itulah mengapa Evelyn sempat mengikuti arus teman-temannya tersebut untuk tak percaya agama. Hal itu karena kala itu Evelyn takut jika dikucilkan dari pergaulan.
Mulai pelajari agama kembali saat kembali tanah air
Sekembalinya ke tanah air, Evelyn merasa beruntung berada di lingkungan yang mendukungnya untuk mempelajari kembali agama yang dianutnya. Secara perlahan, Evelyn kemudian mulai mendekatkan diri kepada Tuhan. Ia bahkan sudah pernah beribadah di tanah suci.
Komentar warganet yang banyak kontra dengan pernyataan Evelyn
Sejumlah warganet justru banyak yang kontra dengan pernyataan Evelyn soal teman-temannya di Jepang yang mengucilkan Evelyn karena agama. Banyak yang menilai orang-orang Jepang justru tak pernah mempermasalahkan soal agama orang lain.
"Lo bilang orang Jepang pada ga percaya agama, tp kenyataannya mereka lebih beretika & beradab drpd negata +62 yang koar2 bawa agama :)) sedih anjir," komentar akun Hanna.
"Halu ni manusia ??? fix mo pansos! 5 taon gw tinggal di jp temen berlusin2 ga ada 1pun yg perna ungkit soal agama ke gw. Rata2 org yg tinggal di jp itu mereka ga perduli dan ga pernah mau tau urusan agama orang apalagi sampe ngebully karna agama. Orang2 disana mo itu jp ato negara lain selalu respect yg namanya privacy. Agama itu trmsk ranah privacy org," komentar akun Lya.
"g jls bgt. gw lama di jpng, baik2 sj... mrk respek dan g dibulyy kok," komentar warganet lain.
Apapun alasan Evelyn belajar mendalami agama yang dianutnya patut diapresiasi. Meski Evelyn mengaku sempat dijauhi teman-temannya di Jepang karena ia percaya dengan agama, belum tentu semua orang Jepang bertindak seperti itu.
Sama halnya dengan masyarakat di Indonesia yang mengaku beragama, namun tindakannya jauh dari ajaran agama.