Bongkar Masa Lalu Orang Tua, Atta Halilintar Dituding Tak Hargai Keluarga Besar oleh Pamannya
11 Agustus 2020 by Ade WismoyoPaman: "Atta Halilintar kamu boleh mencapai puncak prestasi tapi ingat kaki kita tetap di bumi Allah,".
Baru-baru ini Youtuber Atta Halililntar diundang untuk wawancara bersama dengan artis senior Helmy Yahya. Dalam wawancara yang videonya tayang di kanal Youtube milik Helmy Yahya itu, Atta menceritakan secara panjang lebar mengenai kesuksesannya sebagai seorang Youtuber yang dimulai dari nol dan penuh perjuangan.
Selain itu, kekasih Aurel Hermansyah ini juga menceritakan masa lalu kedua orang tuanya yaitu Lenggogeni Faruk dan Halilintar Anofial Asmid. Dalam wawancara tersebut, Youtuber nomor satu di Indonesia ini menceritakan latar belakang keluarga ayah dan ibunya yang sangat berbeda namun keduanya bisa saling menerima hingga akhirnya menjadi pasangan suami istri. Sayangnya hal tersebut dianggap memuat informasi yang tak sesuai fakta oleh paman Atta Halilintar.
BACA JUGA: Blak-blakan soal Keuntungan di Youtube, Atta Halilintar Bongkar Youtuber yang Ungguli Penghasilannya
Sebut ayahnya dari keluarga biasa
Pada Helmy Yahya, pemeran film Ashiap Man ini menceritakan latar belakang keluarga besar ayah dan ibunya. Ia menyebut sang ayah berasal darti keluarga biasa namun bisa berprestasi dan diterima kuliah di Universitas Indonesia jalur beasiswa.
"Tapi Atukku, bapaknya papahku itu orang biasa banget, jadi istilahnya kalau kata ayah itu gak dipandang dari segi keluarga dan ekonomi, tapi dia itu berprestasi karena juara tuh main bowling, golf, main apa aja menang sampai dapet beasiswa di UI (Universitas Indonesia) itu," ujar Atta Halilintar dalam video tersebut.
BACA JUGA: Bocah SD Fans Militan Atta Halilintar Serang Aurel, Ancam Sebar Video Bokep
Sebut ibunya dari keluarga berada
Berbeda dengan sang ayah, ibu Atta Halilintar disebut berasal dari keluarga yang berada. Meskipun begitu, Atta Halilintar mengaku bangga karena sang ayah dapat menaklukan hati ibunya yang memiliki latar belakang ekonomi yang berbeda.
"Bapaknya papahku itu orang bawah, jadi mamaku itu orang ada. Jadi dia dari kecil kamar mandinya aja pakai AC. Nah ayah saya kebalikannya, tanah. Bawahnya tanah, tapi hebatnya ayah ini dapat menaklukan mamah saya," ujar Atta Halilintar.
Atta Halilinta juga menceritakan awal mula pertemuan kedua orang tuanya itu hingga akhirnya memutuskan untuk menikah dan memiliki 11 orang anak.
"Ketemu di sana (UI) langsung mau diajak nikah padahal disuruh kuliah dulu sama kakek. Karena mamahku itu maksa mau nikah, jadi si kakek itu terserah, dicabut kendaraan," tambahnya.
BACA JUGA: Tak Kuat Dibully karena Godain Atta Halilintar, Clara Duo Semangka Coba Bunuh Diri Pakai Silet
Teguran dari sang paman
Dalam sebuah video yang tayang di kanal Youtube KH Infotainment pada Senin, 10 Agustus 2020 Febrian Amanda, paman dari Atta Halilintar mengungkap bahwa keponakannya menyampaikan pernyataan tentang keluarga besar yang tak sesuai fakta.
"Atta ada menyebut sesuatu yang berkaitan dengan orang tua kami dengan ayah saya, dan tidak sesuai dengan faktanya," ujar Febrian.
"Sebagai orang tua saya ingin menegur dan menasihati Atta Halilintar untuk menjaga lisannya, untuk lebih rendah hati dan tidak merendahkan orang lain," kata Febrian.
Nasihat dari sang paman
Meskipun sempat menegur Atta karena menyampaikan pernyataan yang dianggap tak sesuai fakta, sebagai seorang paman, Febrian menyampaikan pesan dan nasihat pada sang keponakan agar tetap rendah hati dan lebih menghargai orang tua dan keluarga besar.
"Atta, jadilah diri yang humble, yang rendah hati walau kau sudah berada di suatu prestasi. Hargailah orang lain terutama keluargamu dan orang tua-orang tuamu. Atta Halilintar, kamu boleh mencapai puncak prestasi tapi ingat kaki kita tetap di bumi Allah," ujar Febrian Amanda.
Menanggapi taguran paman Atta Halilintar ini, para warganet menilai bahwa apa yang disampaikan Atta Halilintar bukanlah bentuk tindakan tidak menghargai keluarga besar. Para warganet menilai apa yang diceritakan Atta sebagai sebuah pembelajaran bahwa status sosial dan ekonomi tak bisa meruntuhkan semangat orang dalam mencintai orang lain dan meraih kesuksesan.